part 2

2 1 0
                                    

Happy reading!!
___

Arin yang dari tadi terus dihujani pertanyaan oleh temen-temannya menghela nafas panjang. Bagaimana tidak setelah kejadian di kantin tadi sampai sekarang mereka terus bertanya tentang Sam pada Arin. Padahal Arin tidak tau apa apa kan tentang Sam kan, kenal juga tidak.

"Sumpah yaa Rin!!, kok bisa kak Sam bilang kek gitu gilaa" heboh Sisil

"Bukannya apa-apa nih yaa, tapi lo tau sendiri kan Kak Sam itu jarang banget deket apalagi suka sama cewek" ucap Anggi tak kalah heboh.

"Dan dia tadi secara gak langsung bilang suka sama lo Arinnnn" lanjut Sisil dengan nada tidak percaya.

Tidak hanya kedua temannya yang tidak percaya, dirinya pun juga sama merasa tidak percaya dengan yang terjadi hari ini. Apalagi ini menyangkut dengan Sam yang katanya Suka pada Arin.

Rasanya sangat-sangat tidak mungkin bukan, seorang Sam Malik Wardana anak dari seorang dokter tertarik padanya. Padahal dibanding dengan dirinya pasti ada puluhan perempuan cantik yang suka padanya. Tapi kenapa Sam tadi bilang seperti itu di kantin? Ntahlah rasanya Arin tidak percaya dengan yang Sam ucapkan tadi. Karena ingatlah Arin tidak percaya cinta.

Back to topik. Keduanya masih berjalan menuju parkiran dengan Sisil dan Anggi yang masih terus berceloteh.

"Dan lo beruntung sih Rin, bisa disukai sama cowok kaya kak Sam, tinggi, putih, ganteng, ah pokoknya sempurna deh paket komplit tuh kak Sam dan pacarble bangettt" jelas Anggi yang tidak ada habisnya memuji Sam.
Tapi memang Arin akui Sam itu ganteng. Jadi gak mungkin kan Arin ngelak perkataan Anggi.

"Apaan sih beruntung apanya coba. Lagian nih ya mana mungkin sih kak Sam tuh suka Sam gue" Arin menjeda ucapan terlihat sedang berpikir.

Dengan nada yang serius Arin lanjut berkata "Dan kalian kan tau kak Sam tuh ganteng, dan biasanya yang ganteng itu sukanya sama yang cantik".
Jelas Arin membuat keduanya terdiam. Ntah sedang berpikir apa mereka berdua tuh.

Setelah diam beberapa saat, Arin berucap "udah sampe gue duluan yah" pamit Arin.

"Eh mau kemana lo, ayo gue anterin" tawar Anggi dengan sedikit berteriak karena kini Arin sedang berjalan menuju gerbang keluar.

Arin tidak menjawab, bukan berarti tidak mendengar tapi Arin tidak mau saja jika kedua temannya itu memaksa dirinya, jadi biarkan aja.

***

"Eh nongkrong dulu gak nih kita" tanya Rama kepada kedua temannya.

"Ngikut" jawab

"Gimana Sam?" Tanya Rama lagi

Sam pun menoleh dan menjawab "Hari ini gue gak bisa, suruh pulang cepet sama nyokap".

"Gak asik lo" cibir Rama

Ketiganya kini sampai di parkiran dan mulai menaiki motor mereka masing-masing.

"Gue duluan Sam" pamit Rama dan Dirga bersamaan dan dibalas anggukan oleh Sam.

Kini Sam mulai menancap gas bersiap untung pulang, namun saat akan melewati halte bus netranya tidak sengaja menangkap seseorang yang akhir-akhir ini senang bergerilya di pikirannya, siapa lagi kalo bukan Arin. Sepertinya sedang menunggu angkutan umum mungkin.

Dengan tidak ragu Sam berhenti tepat di depan gadis itu, membuka helm dan berkata "eumm belum pulang?". Tumben sekali Sam berbasa basi.

Arin yang kaget sontak menoleh pada sumber suara dan yah itu Sam. Arin tidak langsung menjawab karena takut Sam bukan bertanya padanya, tapi saat ini di halte tidak ada siapa-siapa selain dirinya.

Arina AnindiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang