MANUSIA NUSANTARA

2 0 0
                                    

Kediri, 3 maret 1870

Anggita asjamara sadewi,orang orang selalu memanggilnya dengan nama Gita.

Gadis pribumi cantik yang terlahir dari keluarga yang sederhana, keluarga yang harmonis tanpa adanya permasalahan ekonomi.

Gita bukanlah seorang putri kerajaan, ataupun anak dari pejabat kaya, ia hanya anak seorang anak petani yang memiliki sedikit ladang untuk menanam beberapa sayuran yang dapat di tukarkan dengan uang, yang bisa mencukupi kebutuhan nya dan keluarga nya.

Anggita merupakan anak  remaja yang sopan, baik, murah senyum, dan pintar. Dia dikenal baik oleh para warga setempat, dia juga suka berbaur dengan banyak warga disana tidak heran jika semua orang suka padanya.

Sama seperti pangeran Arya atau mereka mengenalnya dengan nama RADEN ARYA AJI ADMODJO JOYO DININGRAT, anak SULTAN AGUNG JOYO DININGRAT ll dan RATU PRAMORDAWARDHANI dari mataram.

Pangeran Arya dan Gita menjalin hubungan nya tanpa restu dari orang tua Arya, mereka tidak setuju karena Gita yang berbeda kasta dengan mereka, walaupun paras yang cantik, hati yang baik, dan tatanan sikap yang lembut dan sopan, serta senyum yang siapa saja yang melihat nya pasti merasa damai.

Namun itu tidak membuat orang tua Arya luluh, karena mereka meyakini bahwa derajat dan status itu penting untuk kehidupan kerajaan dan calon putra mahkota.

Anggita selalu berkata kepada Arya untuk mengakhiri hubungan terlarang ini, namun Arya selalu meyakinkan Anggita untuk selalu percaya bahwa semuanya pasti akan baik baik saja semuanya hanya butuh waktu.

Mereka menjalani semuanya dengan baik, Arya selalu berpesan pada Anggita saat siang menjelang sore datanglah ke sungai untuk mereka berdua bertemu, dan ya mereka selalu pergi ke sungai hanya untuk sekedar berbincang, bercerita, bercanda dan tertawa berdua.

Seperti sekarang mereka berdua duduk di batu baru besar yang ada di sungai, hembusan angin yang sejuk, suara gemercik air yang bertabrakan, suara burung berkicauan, dan matahari yang mulai berubah warnanya membuat mereka semakin betah untuk menikmati waktu sore ini.

"Gita" panggil Arya kepada sang kekasih yang tengah bersandar di bahunya dengan menikmati udara sejuk sore itu.

"Iya ada apa? "

Arya menggenggam tangan kekasihnya dengan lembut, lalu tersenyum sambil menatap wajah sang kekasih, seorang wanita cantik yang telah menemani 3 tahun ini, bukan hanya paras cantik nya yang membuatnya terpesona, namun hati baiknya jugalah  yang membuat nya jatuh sedalam-dalamnya dalam pesona nya.

Arya, pangeran yang dikenal bijaksana, adil, dan memiliki budi pekerti yang luas, tak heran banyak rakyat yang menyukainya. Namun siapa sangka jika ia tak pernah jatuh cinta, sampai ia bertemu dengan Anggita.

"Kamu masih belum jawab pertanyaan aku, aku mau nikah sama kamu git,jadi kapan kamu mau terima aku sebagai teman hidup kamu? "

Anggita diam sejenak menatap netral kekasihnya itu, laki-laki yang ia cintai selama tiga tahun ini, laki-laki yang masih menemani hingga sekarang, lalu ia tersenyum dan sedikit terkekeh karena pertanyaan ini bukanlah yang pertama baginya.

"Pangeran? Sudahkah kau dapatkan restu dari kedua orang tuamu? Jika sudah aku akan menerimamu dengan senang hati, namun jika masih sama sepertinya kau tau jawaban dariku"

Diam. Itulah satu kata yang bisa menggambarkan Arya saat ini, nyatanya sampai sekarang orang tuanya masih belum setuju jika anaknya menikahi seorang gadis desa biasa.

Ia menghela nafas panjang, ia menatap netra cantik kekasihnya, wajah cantik yang selalu bisa membuatnya tenang.

" aku emang belum berhasil git buat yakinin orang tua aku,tapi kamu harus percaya sama aku kalo kita pasti bisa lewatin semuanya, dan kita pasti bakal bisa nikah"

Gita terkekeh dan mengangguk, rasanya lucu baginya melihat kekasihnya mengungkapkan seperti itu.

"Iya aku pasti selalu percaya sama kamu ar, tapi kita gak tau kedepan nya kan? Kalo nantinya kita gak sama kamu gak bisa nyalahin takdir"

Ia membalas genggaman tangan besar dari kekasihnya itu, menatap dalam dalam wajah tampanya, lelaki yang berhasil mencuri hatinya, yang berhasil masuk kedalam ruang hati itu, hati yang selama ini sulit untuk di masuki, dengan mudah ia memberontak masuk.

"Arya, tentang nantinya kita akan bersama atau tidaknya, Berjanjilah untuk jangan membenci apapun yang telah takdir berikan kepadamu. Karena apapun itu yang telah di siapkan untukmu itu yang terbaik"

"Aku usahain git, karena perasaan aku udh habis di kamu, aku gak akan benci orang itu tapi aku gak akan bisa mencintai lagi. Karena cinta aku habis di kamu"

Gita tersenyum lalu mengangguk, ia juga tidak tau sampai kapan takdir akan seperti ini untuk hubungan nya dengan Arya.

" sudah ah Ayo pulang, sudah hampir malam nanti kamu dicari dan tidak boleh keluar lagi "

"Baiklah, Ayo pulang besok kita akan bertemu kembali. Besok akan kubawakan bunga lyly putih dari istana"

Lalu mereka berdua beranjak bangun dari batuan besar itu, Arya membantu kekasihnya turun dan mengantarkan kekasihnya hanya sampai ujung hutan, lalu ia berbalik dan bergegas menuju ke istana sebelum ayahnya pulang dari negeri sebrang.


      "Jika takdir ku bukan kamu, maka Aku akan berusaha menerimanya, namun jika kamu menyuruh ku mencintai nya seperti dirimu maaf Aku tidak bisa karena selamanya cintaku hanya milikmu Anggita " -kediri, 3 maret 1870

Happy reading guysss, semoga kalian suka untuk kesalahan atau kekurangan kata, atau mau ngasih kritikan dan saran boleh banget jangan lupa vote ya guysss!!!


𝑪𝑬𝑹𝑰𝑻𝑨 𝑷𝑹𝑰𝑩𝑼𝑴𝑰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang