O1. Kedatangan Dia

198 25 0
                                    

Sinar mentari pagi menelusup di balik celah tirai kamar Kazuha yang kini masih terkapar setengah sadar dengan kondisi rambut yang acak-acakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar mentari pagi menelusup di balik celah tirai kamar Kazuha yang kini masih terkapar setengah sadar dengan kondisi rambut yang acak-acakan. Gadis itu mengubah posisinya menjadi telentang, memandangi langit kamarnya yang bermotif awan itu.

Untungnya hari ini adalah hari Minggu. Ia tak perlu panik lagi karena bangun kesiangan. Kazuha melirik ke arah jam bekernya yang entah memang tak berfungsi atau dirinya lah yang tidur seperti tengah mengalami mati suri.

Beberapa menit kemudian, Kazuha pun bangkit dari tidurnya, duduk sejenak seraya menetralkan pandangannya yang sedikit kabur. Ia mengusap pelan kedua matanya lalu segera berdiri menuju cermin.

Gadis itu terkejut sejenak karena melihat pemandangan 'horor' di hadapannya. Penampilannya benar-benar kacau sekarang, rambut yang seperti singa dengan kerak yang menempel di sudut bibirnya.

Namun sepersekian detik selanjutnya, gadis itu langsung berpose ala model di depan cermin seolah merasa dirinya lah paling menawan di muka bumi. Mencintai diri sendiri tidak ada salahnya, kan?

Cklek!

Kazuha menuju keluar kamarnya dengan handuk yang melingkar di leher jenjang miliknya. Ia bersenandung kecil, hendak berjalan menuju kamar mandi. Namun atensinya teralihkan oleh suara sang papa yang sedang sibuk berbincang serius melalui telepon genggamnya.

Kazuha memutar balik langkahnya, lalu memasang telinganya untuk menguping pembicaraan tersebut. Tak lama gadis itu langsung menutup mulutnya dengan tangan karena tak menyangka akan hal yang barusan ia dengar.

"Emang Jay nya mau kalo sekolah di sini?" tanya papa Kazuha dengan hati-hati.

"Sebenernya dia gak mau. Tapi mau gimana lagi daripada buat onar terus di sini, mending aku suruh dia sekolah di Indo." ujar papa James.

"Hm, kalo gitu, kapan Jay mau ke sini?"

"Sebentar lagi juga nyampe, udah dari malem tadi dia berangkat."

"HAH?!" kaget papa Kazuha serta Kazuha sendiri secara bersamaan.

Papa langsung menengok dengan wajah penuh tanta ke arah sang anak. Kazuha segera berpura-pura tengah mencari sesuatu sebagai alibinya nanti agar tak ketahuan tengah menguping sejak tadi.

"O-oh oke, kalo gitu."

"Maaf kalo ngerepotin kamu ya, Jack. Titip Jay di sana. Kalo anaknya bikin masalah, omelin aja gapapa."

Jack hanya hanya tersenyum bingung karena kakaknya itu terlalu mendadak mengabarinya. Ia menoleh kembali ke arah Kazuha yang tersenyum bingung juga sama sepertinya. Jack hanya menggeleng pelan sembari memijit pelipisnya kemudian beranjak pergi dari sana.

Kazuha hanya memandangi kepergian papanya dengan penuh heran. Ia melipat lengannya di dada sembari mengingat-ingat kembali sosok bernama "Jay" itu. Memangnya ia memiliki seorang sepupu bernama "Jay"? Kazuha sama sekali tak ingat. Namun, bukankah om James tak punya anak bernama Jay?

Ia berusaha mengingat-ingat kembali perihal nama sepupunya itu. Namun tetap saja dirinya tak kunjung ingat. Mungkin karena sudah terlalu lama tak bertemu atau dirinya memang sudah pikun? Kazuha hanya ingat terakhir kali mereka bertemu saat masih berada di jenjang taman kanak-kanak.

Kazuha mendesis karena tak kunjung mengingat nama lelaki itu. Ia pun memilih untuk melanjutkan langkahnya untuk menuju kamar mandi. Baru saja kakinya melangkah sebanyak dua langkah, ia kembali berhenti.

"Jongseong," gumam Kazuha pelan.

Ia mendadak mengingat nama lelaki itu—ralat bocah ingusan yang pernah tercebur di selokan depan rumahnya karena terlibat perkelahian sengit dengan Kazuha sendiri. Menurutnya, lelaki itu amatlah menjengkelkan dan selalu saja memancing emosinya dengan sengaja.

Sial.

Mengapa Kazuha harus berhadapan dengannya lagi?

Ting! Tong!

Kazuha buru-buru menengok ke lantai bawah, arah pintu utama rumahnya. Matanya sedikit menyipit, memikirkan siapa yang datang hingga sang mama membukakan pintu tersebut.

Tampaklah seorang lelaki bertopi dengan mengenakan hoodie hitam tebal yang tengah membawa sebuah koper super besar di tangannya. Lelaki itu mengulas senyum manis pada sang mama.

Senyum itu.

Manik Kazuha membulat sempurna seolah tak percaya bahwa makhluk neraka itu telah datang lagi dalam kehidupannya. Jadi Kazuha harus apa sekarang?

 Jadi Kazuha harus apa sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mas mas ganteng berhoodie hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mas mas ganteng berhoodie hitam

zuha yang acara mandinya ketunda dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

zuha yang acara mandinya ketunda dulu

sepupu | jay parkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang