"bukankah sudah ku katakan untuk tidak mengganggunya? Dia bukan wanita yang dapat kau mainkan Nino Devara"ujar kakak ku setelah keluarga wanitanya pergi,
"mengapa mengurusi hidup orang lain, urusi saja dirimu dan istrimu dengan baik, bukan malah bermain dibelakang seperti bajingan"kataku sinis,
kakak ku menyalang marah "jangan mempermainkan dia"ancamnya.
Aku yang sudah malas berdebat hanya pergi meninggalkan kakak ku.
Rasa penasaranku kembali bangkit sehebat apa wanita itu -Aldera Sephia- sampai-sampai kakakku bereaksi seperti itu. Rela melawan orang tuaku bahkan dulu menunda-nunda pernikahan dengan wanita yang jelas-jelas sedang mengandung anaknya hanya karna dia mencintai seorang Aldera Sephia.
Waktu liburan sudah habis, kembali pada rutinitasku pergi kekampus jika ada perlu sisanya aku melakakun pekerjaan di kamar sewa, sebagai anak rantau aku tinggal di sebuah indekos dekat kampusku sekalian menghemat biaya juga tenaga agar tidak terlalu jauh untuk pergi kekampus. Sesampainya dikamar sewaku, aku langsung mencari informasi tentang Dera karena aku sangat penasaran apa yang membuat kakakku begitu tergila-gila padanya, saat aku mendapatkan kontaknya tidak disia-siakan aku langsung menghubunginya dan dapat dikatakan begitulah akhirnya kami menjadi sedikit lebih dekat.
Sore ini aku memiliki janji untuk bertemu dengan Dera, aku meminta tolong untuk di bantu carikan hadiah karna temanku akan berulang tahun lusa
"maafkan aku, apakah kau sudah lama menunggu?"ucap wanita yang baru saja datang dengan napas tersenggal-senggal,
"tidak lama, apa kau berlari?"tanyaku sambil mengecek keadaannya,
dia tertawa pelan "sudah tahu apa yang ingin kau berikan pada temanmu?" yang kemudian berjalan pelan-pelan tidak lupa mengatur napasnya
"aku tidak tahu, aku terlalu malas untuk hal seperti itu maka dari itu aku minta bantuanmu"jelasku mengikuti langkahnya dibelakangnya,
dia mengangguk paham "aku rasa, akan sangat baik kalau barangnya adalah sesuatu yang dibutuhkan dan dapat digunakan, setidaknya tidak memberikannya hadiah yang tidak berguna"usulnya, hingga akhirnya aku memilih membeli sebuah buku catatan semacam agenda,
ah saat memilih barang ia juga tidak lupa menanyakan jenis kelamin temanku agar dapat menyesuaikan barangnya, dia sangat ahli untuk hal ini, setidaknya aku tidak salah meminta tolong.
Selesai dengan membeli barang akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya makan hitung-hitung membayar karena ia sudah membantuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet you
General FictionJika aku tidak bisa memilikimu, tidak juga dengan yang lain - Nino Devara Ramastha Aku milik diriku sendiri bukan milik siapapun - Aldera Sephia