.
.
.
.
Hujan begitu deras sekarang, membasahi bumi yang kini mengelap dengan angin yang cukup kencang.
Sosok lelaki tampak menunduk dengan baju yang basah, tubuhnya terlihat mengigil menahan dinginya udara, bahkan sejak dua jam tadi.
Tetapi sekaan yakin ia engan beranjak sedikit pun, walaupun pintu coklat yang tampak kumuh itu tak terbuka.
Tangisnya sempat kembali memuncah seakan dadanya terasa tertimpa ribuan batu besar membuatnya merasa sesak dada.
Tangannya juga ikut mengigil dengan sejarik kertas basah yang ia gengam juga sebuah tast peck yang ikut basah, suatu barang yang tampak begitu berharga baginya juga alasan mengapa ia berada di sini sekarang untuk waktu yang lama.
"Bangsat! Haechan b-buka pintu lu!! Hiks!" Tangisnya semakin menjadi, badanya bergetar, sejak tadi tak ada respon yang terjawabkan, bahkan hendak ia menelpon sang pemilik rumah dengan sialnya hpnya mati di tengah pelarianya itu, terkena air hujan.
Mark hanya dapat menangis meluapkan segala kekesalannya serta rahasia yang Selama ini ia pendam, sebelum ia kabur.
Hasil uji tes urine pun sudah menunjukan kejujuranya, dan mark tak dapat mengelak dari itu semua, ia harus menerima bagaimana sekarang ia telah mengandung anak dari si miskin yang bahkan sangat ia benci sekarang.
Lama sudah mark menunggu yang bahkan entah sampai kapan, suana semakin gelap mungkin malam akan tiba, sebelum suara dari gerungan moror terdengar, sontak membuat mark menoleh.
"Mark!??" Suara berat itu membuat mark menatapnya dengan tatapan penuh rasa kecewa juga kesal, menatap wajah sosok yang selalu menjadi bahan bullying nya, dan sekarang justru ia menghampiri lelaki itu.
Rasa kesal juga kecewa tercampur aduk dalam benaknya dengan suhu badan yang terasa semakin dingin membuat pandanganya terasa memburam, sebelum sebuah lengan menangkap pinggangnya dengan intensive, menahanya dari benturan jalan yang keras.
Enjoy.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUTURE ft.Hyuckmark✔️
Aksi[HyuckMark][Angst] "puas?, Lu udah gancurin semua yang gua bangun sejak dulu chan?!" tangisnya pun pecah begitu saja, menatap sejarik kertas yang ia gengam. SKIP TO HOMOPHOBIC. Gay lokal