Nine Star Hegemoni Body Art.vol 2(bab 201-400)

Bab 222 Otoritas yang Menyalahgunakan

Bab 222 Otoritas yang Menyalahgunakan

Seorang penegak hukum dikelilingi oleh Song Mingyuan, Li Qi, dan Luo Cang. Ada juga puluhan murid biasa yang melancarkan serangan ketika mereka melihat celah, sehingga membuat marah penegak hukum.

Rantainya bersiul di udara dan kekuatan ahli Transformasi Tendon pertengahan meledak, memaksa semua orang mundur.

Perbedaan antara dia dan murid generasi baru terlalu besar. Bahkan Song Mingyuan dan murid inti lainnya terpaksa mundur ketika rantainya mengenai senjata mereka, menyebabkan lengan mereka sakit. Mereka tidak berada pada level yang sama.

Ketiga medan perang itu sangat berbeda. Salah satu medan perang adalah tempat Wilde melawan Wu Qi sendirian. Saat pertempuran berlangsung, dia mulai bertarung semakin kuat, tidak pernah mengalami kerugian.

Adapun Tang Wan-er dan Ye Zhiqiu, keduanya berhasil menahan penegak hukum lainnya sendirian. Meski sangat melelahkan, mereka masih mampu menanggungnya.

Namun kelompok Song Mingyuan telah memasuki kondisi berbahaya. Mereka memiliki orang yang paling banyak terluka dan mereka mungkin dikalahkan kapan saja.

Hal itu menyebabkan mereka bertahan dengan marah. Murid-murid lainnya juga tidak mengendur. Ketika satu orang dikirim terbang, orang lain akan segera menggantikannya. Dan kecuali lukanya begitu parah sehingga mereka bahkan tidak bisa merangkak, tidak ada yang mundur.

“Sekelompok idiot! Kalian meminta kematian!” Penegak hukum itu geram karena dikepung dari segala sisi. Meskipun dia mengatakan dia tidak akan disalahkan karena membunuh mereka, apakah dia benar-benar berani membunuh mereka?

Mereka tidak sepenuhnya bebas dari kesalahan. Mereka telah merebut tunggangan orang lain; jika mereka akhirnya membunuh orang-orang yang datang untuk membalas dendam, mereka tidak akan bisa lolos dari hukuman.

Namun dalam kemarahannya, meskipun dia tidak berani membunuh siapa pun, dia dengan senang hati memberikan mereka luka yang sangat parah.

Rantainya bersiul di udara, segera memaksa semua orang mundur. Ada beberapa murid yang dipukul dan diterbangkan sambil batuk darah.

“Persetan!” Penegak hukum itu dengan marah meraung dengan sangat mengesankan.

Tapi dia baru saja meraung ketika dia tiba-tiba merasakan niat membunuh yang dingin dan menakutkan menguncinya di tempatnya, membuatnya merasa seolah-olah dia memasuki rumah es.

Bilah tulang yang tampak seolah-olah datang dari dalam neraka untuk mengambil nyawanya menusuk tepat di wajahnya. Sudut rumit itu sangat kejam.

Kekuatan bilah tulang itu telah sangat kental. Penegak hukum itu tahu bahwa jika dia melakukan serangan itu, kepalanya akan langsung meledak.

“Dia ingin membunuhku!” Penegak hukum itu merasa ngeri. Serangan ini sangat sederhana dan langsung; dia ingin membunuhnya hanya dalam satu pukulan!

Dia dengan cepat melangkah mundur, mengangkat rantainya untuk memblokir bilah tulang. Tapi yang membuatnya terkejut adalah rantainya yang bisa dengan mudah menahan serangan murid inti tidak mampu menggoyahkan bilah tulang itu sama sekali.

Bilah tulang itu hanya berhenti sebentar sebelum melanjutkan ke bawah, kecepatannya sangat cepat saat mencapai dahinya.

Jiwanya hampir meninggalkan tubuhnya karena ketakutan, jantungnya hampir melompat keluar dari dadanya. Dia dengan panik memutar kepalanya ke samping.

Meskipun dia berhasil menghindari pembunuhan, bilah tulang itu masih meninggalkan garis darah di dahinya.

Jika dia tidak secara naluriah menoleh pada saat terakhir itu, bilah tulang itu akan menembus tengkoraknya.