2

562 100 13
                                    

Abimanyu tidak terlalu memedulikan hal yang barusan sang ayah bicarakan. Ia langsung pulang ke rumahnya.

Setelah bercerai dari Elvina satu tahun yang lalu. Abi memutuskan untuk pindah dari rumah orang tuanya membeli rumah ini untuk mengasingkan diri dan meredakan amarah saat ia tidak bisa mempertahankan pernikahannya yang hancur lebur.

Sudah terbiasa tidur di rumah sendiri ia jadi tidak betah menginap di rumah milik orang tuanya. Dan ditambah ia tidak sudi harus melihat wajah Alma yang mungkin sekarang tengah bergembira bisa menikah denganya.

Cih, bermimpi saja setinggi langit. Sampai kapanpun Abi tidak mau menikah dengan wanita itu. Terlebih usia Alma juga terlalu muda untuk nya yang kini sudah menginjak usia 35 tahun. Sedangkan Abi menyukai usia pasangan sama dengan dirinya seperti usia Elvina.

Sialan! Ketika otaknya kembali mengingat Elvina Abi meresa sangat bodoh. Padahal dia sudah dibuang oleh wanita itu tapi sampai sekarang ia belum bisa melupakan Elvina.

Apa yang harus dia lakukan? Apa perlu ia menyingkirkan harga dirinya yang setinggi angkasa untuk meminta Elvina kembali rujuk padanya? Tetapi apakah wanita itu akan setuju? Selama satu tahun ini mereka benar-benar tidak berkomunikasi sama sekali. Lebih tepatnya Abi yang sudah memblokir kontak Elvina dari ponselnya sehingga wanita itu tidak bisa menghubungi Abi.

Berpikir sejenak, Abi memutuskan untuk kembali membuka blokir kontak Elvina, berharap ada sebuah pesan penyesalan dari wanita itu. Abi menunggu dengan sabar sampai kemudian matanya terkejut ketika ada pesan masuk dari kontak tersebut.

Elvina mengirim pesan padanya. Ada banyak pesan yang dikirim namun Abi yang malas membaca dari atas lebih memilih membaca yang paling akhir deretannya. Pesan yang baru saja Elvina kirim kan.

*Abi entah pesan ini akan kamu baca atau tidak. Tapi aku hanya ingin memberi kabar jika satu bulan lagi aku akan menikah dengan Daniel. Kamu pasti tahu karena Daniel salah satu temanmu kan. Kami bertemu 4 bulan yang lalu dan kemarin dia melamarku. Aku menerima lamarannya. Dan kuharap kamu bisa datang di pernikahan kami.*

Seketika hati Abi mencelos ketika membaca pesan tersebut. Tidak disangka saat ia menginginkan pesan penyesalan yang dikirim Elvina, wanita itu malah mengirim pesan atas kabar pernikahannya dengan lelaki lain.

Abi langsung menghapus seluruh pesan yang dikirim Elvina ia tidak mau membaca lebih banyak lagi karena hatinya sudah terluka parah.

Saat ini yang Abi lakukan melempar ponselnya ke atas ranjang. Lalu tubuhnya terduduk. Merenung di sisi ranjang dan memikirkan sebuah rencana.

Jika Elvina berencana mematahkan hatinya dengan menikah lagi di waktu satu bulan yang akan datang. Maka ia yang akan lebih dulu mematahkan hati wanita itu dengan mengirim kabar jika dia akan menikah dengan wanita lain satu minggu lagi. Membuktikan pada Elvina jika ia bisa hidup tanpa wanita itu. Ia bisa melupakan Elvina dengan mudah dan tidak tergila-gila lagi seperti dulu.

Mungkin ia harus memanfaatkan kehadiran Alma dan perjodohan mereka untuk membuat Elvina menyesal telah melakukan ini pada perasaanya.

Ia yakin di dalam hati wanita itu masih tersimpan namanya. Ia akan membuat Elvina sadar jika dia tidak bisa hidup tanpa dirinya dengan membuat Elvina cemburu saat ia memiliki wanita lain.

***

Keseokan harinya Abi kembali datang ke rumah orang tuanya dan mendapatkan tatapan tidak percaya dari sang ayah. Lelaki itu meragukan ketika Abi mengatakan bersedia menikah dengan Alma satu minggu lagi setelah semalam dia bersikeras menolak.

"Kau serius?"

Abi langsung mendengkus. "Apa aku harus mengulangnya dua kali."

Tuan Arseno langsung menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau membuat Abi membatalkan keputusannya hanya karena ia tidak percaya dengan omongan putranya. Setidaknya jika Abi menikah dengan Alma, maka istrinya akan senang. Listya selama ini selalu menyarankan padanya untuk membuat Abi mau menikah dengan Alma. Gadis itu sudah bekerja selama 7 tahun di rumah ini dan Listya tahu betul bagaimana sikap Alma yang memiliki kepribadian baik, ramah, sopan dan patuh pada perintah apapun.

Listiya yang menggantungkan hidup selama ini dari bantuan tangan mungil wanita itu memikirkan akan membuat Alma menjadi menantu untuk putranya yang tengah berstatus duda tanpa anak.

Berharap setelah mereka menikah Listya mau pun Arseno akan mendapatkan cucu secepatnya dari Abi dan Alma.

Tuan Arseno tahu istrinya pasti akan bahagia setelah tahu Abi setuju menikah dengan wanita pilihannya itu.

"Kalau begitu hari ini kau bawa Alma untuk fitting baju pengantin sekalian cari perhiasan yang cocok utuknya."

Kening Abi refleks mengerut tidak setuju.

"Kenapa harus aku? kenapa tidak Ayah saja."

"Tentu saja harus dirimu. Memangnya di sini calon pengantinnya adalah Ayah? Tentu saja kamu Abi. Sekalian kamu juga fitting baju pengantin yang akan kalian kenakan di acara pernikahan nanti."

"Tapi aku ada pekerjaan yang tak bisa ditinggal."

"Dengar Abi jika kau terus saja memikirkan pekerjaan tidak akan ada habisnya. Sekarang manfaatkan waktumu untuk mengantar Alma ke butik dan carikan perhiasan yang Indah untuk mengikatnya. Ayah tidak mau kamu mengecewakan ibumu dengan memperlakukan Alma dengan buruk. Ingat! Keadaan ibu semakin hari semakin membaik itu berkat Alma. Kamu harus berterima kasih padanya."

"Sepantasnya dia mengerjakan itu karena ia juga di gaji di sini. Bukan tangan kosong."

Tuan Arseno memijit pelipisnya yang berdenyut mendengar Abi terus membantah ucapannya.

"Terserah apa katamu. Sekarang pergilah bawa Alma keluar."

Meskipun tidak sudi. Abi mau tidak mau tetap melakukan apa yang disuruh ayahnya. Dengan helaan napas kasar dia mulai bangkit. Keluar dari ruang pribadi ayahnya. Mencoba mencari keberadaan Alma. Ketika kakinya sudah sampai di lantai bawah tepatnya di taman belakang rumah Abi melihat Alma tengah mendorong kursi roda sang Ibu dan meletakan kursi roda itu sampai tersorot mata hari pagi.

"Kita berjemur dulu ya Nyonya. Biar kesehatan Nyonya semakin membaik."

Abi melihat ibunya mengangguk tersenyum ke arah Alma. Sedikitnya Abi mendengar pembicaraan mereka.

"Aku sangat senang kamu masih di sini. Dan aku harap kamu tidak menolak perjodohan dengan Abi. Aku sangat ingin kamu menjadi menantuku. Aku tidak suka jika suatu saat Abi datang dengan perempuan yang sama sikapnya seperti mantan istrinya itu atau lebih buruk jika Abi kembali rujuk lagi dengannya. Aku benar-benar tidak mau hal itu terjadi. Tolong ya Alma demi aku kau mau kan mengabulkan permintaanku. Menikah dengan Abi. Anakku."

Mendengar kata-kata itu Abi jelas melihat Alma yang terdiam kaku. Dalam hati ia berdecih tentu saja gadis miskin itu tidak akan menolak perjodohan ini. Karena akan sangat menguntungkan untuknya.

Merubah nasib dengan jalan pintas. Jadi orang kaya. Dan hidup mewah saat menjadi istrinya.

Namun Abi tidak akan membuat impian wanita itu berjalan dengan lancar. Ia akan menghambatnya bahkan tidak akan membuat impian itu terwujud saat hidup wanita itu sudah terikat pernikahan dengannya.

Bersambung..

Dukung cerita ini dengan vote dan komen yang banyak. ^

Hatimu Untuk Siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang