Suasana malam yang sepi tidak membuat seorang cewek merasa ketakutan, karena sepi sudah seperti teman selama ini.
Dari kecil hidup di panti tanpa tau asal usulnya, membuat Ayundia Adista selalu dikucilkan.
Dista memang bersekolah, tetapi karena latar belakangnya dari anak panti dan juga anak beasiswa di sekolah itu, membuat Dista menjadi target bully dari anak-anak berkuasa lainnya.
Bahkan prestasi yang selama ini Dista raih tidak menutup kemungkinan Dista tidak dibully.
Sekarang Dista berjalan menuju penjual nasi goreng. Karena rasa laparnya mengharuskan Dista berjalan dimalam sepi ini.
Melihat penjual nasi gorengnya ada di sebrang jalan, Dista akhirnya berjalan untuk menyebrang.
Tapi tak lama ada sebuah mobil melaju dengan ugal-ugalan tanpa memelankan laju kendaraannya.
Dista yang tak menyadari ada sebuah mobil menuju kearahnya. Tiba-tiba Dista merasa ada sesuatu menabrak tubuhnya dengan kuat.
Dista akhirnya terpental jauh dari tempat dia berdiri. Darah mulai keluar dari kepala dan juga hidung, bahkan Dista merasa tubuhnya sangat susah sekali digerakkan.
Dia hanya pasrah dengan keadaan ini, tak lama orang yang ada disekitar jalan mulai mendekatinya. Sebelum benar-benar menutup mata dia hanya berharap,
" semoga ada kesempatan untuk aku merasakan apa itu keluarga "
💐💐💐Perlahan mata yang sudah lama menutup itu mulai membuka dengan perlahan. Setelah sudah sadar sepenuhnya dia dapat menebak jika ini dirumah sakit. Karena dilihat dari sekeliling dan juga pakaian yang dipakainya.
Taklama pintu ruangan dibuka oleh wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
"Nak kamu sudah sadar?" tanya wanita itu dengan mata berkaca-kaca
Dista yang merasa tak kenal dengan wanita itu pun kebingungan, dari mana mereka kenal.
" Maaf tante siapa?" tanya Dista dengan sopan. Dan Dista dapat melihat tubuh wanita itu menegang seperti terkejut.
Wanita itu akhirnya memutuskan memencet tombol merah untuk memanggil sang dokter.
Akhirnya dokter yang ditunggu datang, ternyata selain dokter ada dua laki-laki yang terlihat berbeda generasi.
mereka bertiga hanya menatap dokter yang memeriksa Dista. menunggu dengan cemas dari jawaban sang dokter.
"Jadi, dari hasil pemeriksaan kemungkinan nona Disti mengalami amnesia " kata sang dokter
" apakah ini permanen dok? " tanya salah satu laki-laki yang tadi masuk bersama dokter.
" jangan khawatir ini hanyalah amnesia sementara " jelas sang dokter.
akhirnya dokter memutuskan untuk undur diri dari ruangan ini.
Dista yang masih bingung kenapa dipanggil Disti terkejut karena mendapat pelukan tiba-tiba dari wanita tadi.
" Nak jangan khawatir di sini ada kita, mama, papa, dan juga abang " kata wanita itu.
Dista yang mendengar itu pun menjadi tambah bingung, sejak kapan dia punya keluarga harmonis seperti ini.
Belum juga menjawab, wanita itu sudah berbicara lagi.
" Ini bunda nak, namanya Sintiya Bunga, terus ini ayah kamu namanya frans leonar dan yang satunya lagi Eldar marsenio leonar. Terus nama kamu Adisti ailyna leonar ".
Dista disini tambah kebingungan lagi, sejak kapan namanya menjadi sepanjang itu. Terus kenapa Disti bukannya Dista.
Frans yang melihat anaknya kebingungan maju untuk memeluk nya. Dista yang mendapat pelukan tiba-tiba dari seorang yang katanya ayahnya itu terkejut.
" Jangan terlalu di pikirkan, itu tidak baik untuk masa pemulihan mu " ucap frans dengan lembut.
Dista tidak membalas atau pun menjawab ucapan ayahnya itu. Frans yang melihat anaknya hanya diam mulai mengelus rambut anaknya dengan lembut, serta kecupan untuk menenangkannya.
Dista yang mendapatkan perlakuan seperti itu tak dapat membendung air matanya. Seperti ini yang selalu dia harapkan.
Pelukan hangat dari sang ayah, cinta pertamanya yang selama hidup selalu dia impikan itu.
Frans yang mendengar tangisan anaknya tambah mengencang pelukannya. Akhirnya Dista tanpa berpikir lagi langsung membalas pelukan itu. Sintiya dan juga Eldar yang melihat itu juga ikut memeluk Dista.
Dista yang merasakan ada yang memeluk juga, tambah menangis lebih kencang. Seperti ini yang dia harapkan, keluarga bahagia seperti ini. Pelukan hangat dari keluarga.
Sejenak Dista melupan masalah tentang panggilannya menjadi Disti. Dia terlena oleh hangatnya pelukan yang selama ini dia harapkan dari siapapun.
Tapi apa hanya hinaan yang dia dapatkan. Walaupun di panti tidak mendapatkan hinaan ataupun bully, tapi dia tidak pernah merasakan pelukan yang sehangat ini.
Di panti, kasih sayang ibu panti harus terbagi dengan anak-anak yang lain. Karena dia juga salah satu anak yang sudah dewasa, dia yang selalu memberikan pelukan hangat itu kepada adik-adik pantinya. Karena dia sudah lebih besar dari mereka, dia bisa menahan rasa sedih ataupun rasa sakit lainnya.
Tapi merasakan pelukan yang senyaman ini membuat Dista ingin menangis seolah-olah dia berbagi rasa sakitnya selama ini.
Mereka bertiga yang merasakan tangisan yang sudah mulai berhenti, memutuskan melepaskan pelukan mereka. Dan ternyata Dista sudah tertidur dengan keadaan mata yang sembab.
💐💐💐
Thank you for reading guys 😊😊
jangan lupa vote dan komen
see you guys 👋👋👋