Sacrifice 2

805 105 43
                                    

Disclaimer : Jujutsu Kaisen by Gege Akutami

A Fanfiction by Noisseggra

Pair : Gojo Satoru X Ryomen Sukuna

Genre : Supernatural, Drama, Romance, Gore

PERINGATAN : Fanfic ini berisi banyak adegan kekerasan, immoral, adegan seksual dan dewasa. Jika ini bukan selera kalian, tolong nggak usah baca fanfic ini.

OOC (Out of Character), YAOI, BL, SHOUNEN AI, RATED M, AU (Alternate Universe), maybe typo (s)

You have been warned !!

Fanfic ini terinspirasi dari sebuah post di group facebook yang menceritakan tentang lore Sukuna mengenai 'unwanted child'.

Author Note : Fanfic ini ditulis untuk kepuasan pribadi, jadi serah aing mau nulis apa :"V

.

.

Sacrifice

.

.

Satoru berbaring di sebuah futon yang empuk. Dia berbaring terlentang menatap langit-langit kamar yang tinggi. Ia melamun. Ditatapnya tangan kecilnya, ia gerakkan, terasa nyata sekali. Ini bukan mimpi kan? Ya, bukan mimpi. Dia masih hidup, jiwanya tidak diambil atau dimakan atau apapun. Dia hidup.

Dia bahkan diberikan kamar sendiri, diberi makanan enak kapanpun ia mau. Ia bahkan boleh makan jajanan saja semau dia, tak ada yang melarang. Padahal dia sudah bersiap, dia sudah memantapkan diri menukar jiwa nya malam itu.

"Tapi kenapa malah begini!!" Satoru bangkit dan melempar bantal sampai ke dinding kamar.

"Hai, apa kau memanggil, Satoru-sama," Uraume langsung muncul, duduk bersimpuh di depan pintu. Seorang pelayan yang siap melayani Satoru kapanpun ia mau.

"Sukuna di mana?!" omel Satoru.

"Sukuna-sama ada di ruang kerja nya."

"HAH? Ruang kerja? Kerja?!"

"Benar, apakah ada masalah?"

"Di mana? Aku mau ketemu!"

"Baik, mari saya antar," Uraume memajukan tangannya seperti gesture mau menggendong.

"Aku bisa jalan sendiri! Aku bukan anak kecil!" wajah Satoru memerah.

"Baiklah kalau begitu," Uraume pun berjalan menjauh diikuti Satoru.

Satu hal yang membuat Satoru yakin bahwa ini nyata adalah keadaan kastil. Di luar bangunan kastil hanyalah gelap, ada asap tebal menyelimuti di sekeliling. Selain hal itu semuanya terlihat normal. Tempat itu tak jauh beda dengan mansion Gojo, bangunan dengan ciri khas jepang.

"Kita sudah sampai," ucap Uraume di depan sebuah pintu. "Sukuna-sama, Satoru-sama ing–..." belum selesai ucapan Uraume, Satoru sudah duluan membuka pintu geser itu dengan paksa.

"Sukunaaaa," panggilnya keras. Di dalam sana terlihat Sukuna yang tengah duduk di atas tatami berhadapan dengan meja besar yang rendah, di meja itu berisikan tumpukan kertas. Ya. Tumpukan kertas. Terkadang Satoru tak paham lagi dia ada di dunia mana.

"Hng?" Sukuna menghentikan pekerjaannya untuk menatap Satoru. "Ada apa bocah?" tanya Sukuna dan menggerakkan satu tangan sebagai isyarat Uraume untuk pergi.

"Permisi," Uraume pamit dan menutup pintu.

"Harusnya tidak begini!" omel Satoru sambil mendekat ke arah Sukuna dengan langkah yang dihentak hentakkan.

"Apanya yang tidak begini?" tanya Sukuna, ia menopang dagu dengan salah satu tangannya.

"Malam itu, malam itu aku sudah mempersiapkan diri. Aku menjual jiwaku padamu," ucap Satoru. "Tapi kenapa malah begini. Aku hidup di mansion mewah, makanan banyak, hidup sesukaku. Apa-apan ini?!"

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang