The Fall of Sadistic Man (3)

564 57 4
                                    

"Brengsek!!"

Dengan kasar, Maverick menyambar rambut partner bercinta yang ia bawa malam ini. Wanita itu terpelanting jatuh, tetapi Maverick belum sepenuhnya puas. Pria itu mejambak kasar, lalu menampar wanitanya berkali-kali.

"Maverick- hentikan. Sakit." rintih perempuan itu seraya berusaha melindungi kepalanya, tetapi Maverick justru memukulinya lebih kasar.

"Oh, kau datang karena ingin kuperlakukan kasar di atas kasur bukan? Pas sekali hari ini moodku hancur karena seseorang. Aku butuh pelampiasan."

"He-, hentikan!"

Wanita itu memekik, tetapi semua berputar begitu cepat. Ketika sadar, kini dirinya telah berada di atas kasur yang dilapisi kain satin berwarna marun yang menggairahkan. Maverick di depannya pun tengah melepas belt yang melingkari pinggangnya.

"Cepat lepas pakaianmu." titah pria itu dengan tatapan sedingin es.

Semua terasa begitu salah. Tetapi hal salah ini justru membakar gairahnya. Seperti anjing yang patuh pada tuannya, wanita itu pun mulai menurunkan stoking yang melapisi kaki mulusnya. Perlahan membuka kancing bajunya sebelum akhirnya menyajikan tubuhnya di depan Maverick untuk dinikmati.

Namun pria itu terlihat terlalu geram untuk terlihat terangsang. Maverick segera mengalungkan beltnya pada leher wanita itu dan menariknya kasar. Tangannya meraba dengan lancang dan kasar. Mengartikan betapa ia hanya melihat partnernya sebagai pelacur saja.

"Sakit!" pekik wanita itu kembali saat Maverick mengubah sentuhannya menjadi cambukan dengan beltnya.

Mata itu mulai berkaca-kaca menahan pedih, berharap Maverick memberikannya sedikit perhatian.

"Kenapa?" tanya Maverick, dingin.

"Kau berbeda sekali saat di ranjang dan saat tidak. Kupikir kau bisa sedikit lebih lembut?" tanya wanita itu sedikit memohon.

Namun cengkeraman kasar yang menyambut dagunya membalas terlebih dahulu. Wajah itu ditarik kencang sampai ia kini bisa melihat wajah geram Maverick dengan begitu dekat. Begitu tampan, tetapi ia tahu, begitu mematikan.

"Jangan banyak bicara. Budak sepertimu tidak punya hak untuk mengaturku." desis Maverick.

Wanita itu kembali terisak. "Apa kau membenciku?"

Namun Maverick justru melebarkan senyum yang terasa janggal. Pria itu dengan gesit mendorong wanitanya sampai jatuh di atas kasur, lalu tiba-tiba saja ia sudah siap berada di depan liang yang basah itu.

"Jangan berharap lebih." ucap Maverick.

Jerit bercampur desah dari wanita itu terdengar kala Maverick memasukinya.

"Setiap hari aku menahan diri untuk tidak menghancurkan orang sepertimu. Kalian hanya akan berbuat seenaknya jika diberikan pilihan. Berlagak kuat, padahal lemah. Begitu kalah, berlagak jadi makhluk lemah untuk menghindari hukuman. Kau tahu? Aku suka sekali melihat orang sepertimu menderita sampai hampir mati."

Derit kasur yang bergerak dan desah bersahutan. Melumpuhkan kemampuan wanita itu untuk mengerti apa yang baru saja Maverick katakan. Semua berkabut, wanita itu tengah tersesat di gurun pasir hawa nafsu yang tidak akan membawanya kemana pun selain fatamorgana kepuasan palsu.

Tetap, Maverick tidak berhenti meludahkan kebenciannya terhadap wanita.

"Kau dan semua wanita lainnya sama saja. Tidak berharga."

***

"Maverick. Kau tidak mengunjunginya?"

Maverick tidak merepotkan diri memalingkan pandangannya dari layar laptopnya. Seiring menyeruput kopi hangatnya di siang hari ini, pria itu menanggapi pertanyaan Frans.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DARKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang