1

381 19 1
                                        

CW / harsh words
TW / selfharming, depressed, death

---

Bali, Indonesia

"Sudah lebih dari 6 bulan sejak meninggalnya mahasiswi Universitas Satu Indonesia yang meninggal pada saat kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam atau biasa disebut dengan Mapala tingkat Universitas di Gunung Batur, Bali. Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti atas meninggalnya mahasiswi tersebut. Pihak keluarga menolak autopsi jenazah dan sudah ikhlas menutup kasus ini sebagai kematian bukan kecelakaan, para saksi—"

Jlep

"Bacot anjing!" Caca memencet kasar tombol power pada remot untuk mematikan layar televisi yang sedang menayangkan berita kematian adiknya.

Perempuan itu melemparkan remot televisi ke arah layar televisi hingga layarnya retak.

Caca yang memang sedang tidak tenang dibuat semakin emosi saat melihat wajah mendiang adiknya yang sengaja diburamkan oleh pihak stasiun televisi.

Berita tentang kasus kematian adiknya 6 bulan lalu muncul kembali di berbagai media karena hari ini, penyelidikan penyebab kematian tersebut diberhentikan atas permintaan keluarga.

Ya, benar. Caca sendiri lah selaku pihak keluarga yang pada hari ini meminta kepolisian untuk berhenti mencari tahu penyebab kematian adiknya.

Caca kembali menegak arak yang ada di tangannya. Setelah itu Caca memilih menatap layar hitam televisi di depannya yang sudah retak dengan tatapan kosong.

Hening memeluk atmosfir yang ada di ruangan yang ditinggali Caca. Tidak ada suara apapun. Caca hanya mendengar suara air liur yang ditelannya dan suara jarum jam dinding yang bergerak.

Satu bulir air mata jatuh dari mata kanan Caca tepat setelah perempuan itu mengedipkan mata. Caca berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, cukup 1 bulir saja yang berhasil lolos dari mata kanannya. Ia berusaha terus mengosongkan pikirannya agar tidak terisi oleh hal-hal yang belakangan ini memberatkan pundaknya.

Sayangnya, Caca gagal menahan air mata itu. Caca gagal tetap mengosongkan pikirannya. Justru yang selanjutnya terjadi, pikirannya penuh oleh hal-hal buruk yang terjadi selama hidupnya. Kepalanya berisik. Sangat-sangat berisik. Air mata yang sedari tadi ditahannya pun terjun bebas dari kelopak matanya.

"AARRRRRRHGGHHH!" Air mata Caca terus berjatuhan. Perempuan itu menangis sejadi-jadinya. Tangisan yang diiringi oleh teriakan itu menjadi tanda betapa putus asanya ia.

Tidak merasa tenang hanya dengan menangis dan berteriak, Caca mulai menjambak rambutnya yang memang sedari tadi berantakan. Ia terus menjambak rambutnya dengan kedua tangannya. Caca tahu rasanya sakit, Caca tahu rambutnya akan rontok dan habis setelah ia jambaki, Caca tahu ia akan pusing setelah menjambaki rambutnya dengan kasar, tapi Caca tetap memilih untuk menjambak rambutnya hingga ia tenang.

Setelah lebih dari 30 menit menangis, berteriak dan menjambaki rambut, Caca membuang nafasnya kasar. Dengan nafas yang masih teregah, perempuan tersebut mengubah posisinya dari duduk hingga berdiri.

Caca menggerakan kakinya, dengan tergesa-gesa mencari kunci mobil miliknya. Ia melempar selimut lecak di atas kasurnya, menjatuhkan semua sampah-sampah yang sengaja ia taruh di atas meja, sampai mengacak-ngacak meja kerjanya.

"Shit! Dimana sih kunci mobil gua?"

Caca menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, ia edarkan pandangannya ke seluruh ruangan itu. Tidak ada satu titik pun yang terlewat dari tatapan matanya. Hingga bola matanya menangkap pintu kamar mandi yang terbuka, ia terdiam sejenak. Caca dapat melihat jaketnya yang ia gantung di kamar mandi lewat celah antara pintu kamar mandi yang terbuka.

Perempuan itu dengan cepat melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Buru-buru ia mengecek saku jaket kulit yang ia gantung di sana.

Gatcha!

Ia menemukan kunci mobilnya.

Diambilnya jaket kulit berwarna hitam itu dan dipakainya, Caca dengan terburu-buru keluar dari pintu kamar menuju basement. Ia dapat melihat mobil honda civic berwarna putih tulang miliknya, masih dengan tergesa-gesa, ia mengendari mobil tersebut. Semuanya terjadi begitu cepat, perempuan itu membuka pintu mobil, menyalakan mesin, dan menginjak pedal gas mobil dengan cepat tanpa harus memikirkan tujuan ia pergi karena perempuan tersebut sudah memikirkan sejak lama kemana ia harus pergi.

---

to be continue

wkwk jujur gua engap banget nulisnyaaa, tapi emang udah lama mau nulis yang genrenya kayak gini wkwk. gua udah sertain trigger warning, mohon bijak yaa, gua ga bertanggung jawab kalo ada yang ke-trigger setelah baca chapter ini. hehe makasih sudah baca<3

EROS - Summerz [ON GOING] / NCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang