Regiandra Ariello & Hikari Ariella

6 2 19
                                    



Daniella tumbuh menjadi tuan putri yang sangat disayangi oleh Nezaam Magani. Dan seperti yang dikatakan oleh Irene tiga tahun silam, tentang bagaimana ayah perwira itu tidak akan bisa jauh dari buah hatinya. Dari bangun tidur, mandi, makan, bermain, semua akan ditemani oleh pria tersebut. Kehadiran Anin di sana hanya saat diminta untuk menemani tidur dan berdandan setelah mandi.


Menjadi putri dari seorang anak perwira dan business woman terkenal tentu kehidupan Daniella akan dikelilingi oleh para pengawal yang ketat. Belum lagi ajudan dari kakek yang akan ikut menjaga keselamatan cicit perempuan pertamanya. Namun, hal tersebut tidak berpengaruh pada pribadi si kecil. Ia menyukai perhatian dari orang-orang baik di sekitar. Terutama dua sepupu yang sangat menempel pada dirinya.


"Lala, cini deh!"


Sedang asyiknya menikmati film Barbie, Daniella menoleh dengan bibir mengerucut tetapi tetap berdiri kemudian berjalan mendekati sepupunya.

"Napa?"

"Main la cama kita!"


Kael dan Kiel, dua putra kembar dari Irene yang lebih muda tiga bulan dari Daniella. Terbiasa bersama sejak kecil membuat dua anak laki-laki itu menganggap bahwa sepupu perempuannya menjadi bagian dari mereka, menjadi triplet.

"Nonton ajah!"

Kiel, yang memiliki kulit putih seperti ibunya itu mendengkus. "Kamu udah nonton belbi dua kali!"

Disetujui oleh kembarannya, Kael yang memiliki leher lebih panjang. "Sama kita ajala! Pulang ke lumah kita!"

Kening Daniella berkerut, sering kali diajak pulang oleh kedua sepupunya padahal ia sudah berada di rumah. Anak itu menggeleng seraya memeluk erat boneka beruang berwarna cokelat dengan kedua tangan pendeknya. "Nda ah. Aku mau cama Papi Mami."


"Tapi nda ada kita?" tantang si kembar.


"Ya nda apa-apala. Becok main agi ke cini!"

"Ck!"

"Daniella, putriku!"


Si kecil memutar tubuhnya sehingga membuat gaun putihnya mengembang. "Papi!"


Nezaam yang sudah rapi memakai seragam dinas menyunggingkan senyum lebar. Tubuh sang buah hati diangkat kemudian didekap, pipinya diberi hadiah kecupan kecil. "Anterin Papi kerja ya?"


"Iyah!"


"Om!" panggil si kembar.


Pria tersebut menunduk seraya mengangkat kedua alis dengan sinis. Iya, Nezaam kemusuhan dengan dua keponakannya. "Apa?"


"Lala kita bawa pulang yah?"



Wajah Nezaam mengerut kemudian melengos memilih fokus merapikan tatanan rambut putri kesayangannya. "Berantem dulu lah sama Om sini."


"Apa itu berantem-berantem?" suara Irene menyahut seraya membawa sebuah nampan yang berisi brownies, di belakangnya juga ada Anin dengan minuman jus untuk anak-anak. "Kael, Kiel, jangan mancing singa ngamuk kalian ya."


Si kembar menghentakkan kakinya masing-masing.



"Kalau bukan anak kakak, sudah aku larang masuk ke sini," sahut Nezaam sedikit lebih ketus, masih mendekap tubuh putrinya seakan takut dua bandit kecil itu akan menerjang dan membawa kabur Daniella.



Anin yang sudah berdiri di samping suaminya setelah meletakkan minuman hanya menggelengkan kepala. Wanita itu membalas senyuman putrinya dari belakang.



Universe SisterDonde viven las historias. Descúbrelo ahora