Chapter 39

569 22 2
                                    

"Mereka benar, kau memang iblis licik."

"Kau itu apa sebenarnya?"

Di depan matanya, Nao telanjang bulat. Kepalanya telah menumbuhkan tubuh baru dangan sangat cepat, sementara Naruto menyipitkan matanya.

Gadis ini kuat. Terlalu kuat malahan. Bahkan penganut Dewa Jashin sekelas Hidan, tidak ada apa-apa nya di bandingkan dirinya.

"Kemana saja kamu selama ini? Wanita sekuat dirimu seharusnya sangat mencolok. Apa yang kau lakukan selama ini?"

"Benarkah? Hehehe," Nao tertawa, menjilat bibirnya saat dia mengambil posisi. Tulang rusuk meletus di belakang punggungnya lalu membelok ke depan, semakin tumbuh dan melilit seluruh tubuhnya, hanya menyisakan kepalanya. "Kau juga kuat, Akuma no ko! Aku telah meremehkanmu, aku tidak akan tertipu taktik licikmu lagi. Sekarang, datang padaku dengan semua yang kau miliki!"

"Aku tidak sekuat dirimu." Udara di bawah kakinya mengental, tangannya sudah kebas karena pengunaan kubikiribocho dalam periode berkepanjangan. Tangan kanannya yang buntung sama sekali tidak membantu. Senjata kelas berat sudah kehilangan keuntungannya dalam pertarungan berikutnya. Jadi dia merubah taktik, "akan tetapi, kau akan kalah di tangan orang yang lemah ini." Dia melanjutkan.

Naruto melemparkan hantaman keras mengunakan kepalan tangannya ke arah dada lawannya. Udara mengamuk di belakang Nao saat dia terpental membentur pohon beberapa puluh meter, parit terbentuk sepanjang jalur.

Dia tida memiliki cukup waktu untuk bereaksi ketika udara bergeser lagi. Kali ini tendangan, dia terpaksa menangkisnya mengunakan tangan kirinya, hanya untuk patah dan terpelintir. Serangan berikutnya dia tidak memiliki cukup waktu untuk merespon, tinju sekeras besi mendarat di wajahnya. Puluhan serangan kemudian menyusul, menghujani tubuhnya. Satu-satunya yang bisa dia lakukan di tengah krisis hanya membentuk pelindung tulang di sekitar wajahnya.

"Shikotsumyaku: Hone ju!" Ratusan tulang meletus di sekitar tubuhnya, berhasil memukul mundur Naruto yang melompat ke belakang. Membelokkan semua proyektil hanya dengan tangan kosong.

"Shinigami no odori." Memanfaatkan momentum, Nao menerobos ke depan, tombak putih di tangannya.

Udara bergetar dan dedaunan beterbangan atas bentrokan. Dalam kecepatan yang mustahil di lakukan manusia normal, keduanya beradu. Tombak Nao berkali-kali patah, dan ketika Naruto masuk ke dalam penjagaannya tombak baru muncul, di sertai proyektil tuluang yang di tembakan.

Tidak ada waktu untuk mengambil nafas, keduanya terus-terusan menyerang dan bertahan. Teknik tombak Nao yang sebelumnya mengungguli berhasil di saingi.

"Kage bunshin no jutsu." Dua bunshin muncul di belakang Nao, hanya untuk langsung lenyap tersapu rentetan tulang dari punggungnya. Itulah yang di incarnya, Naruto menerobos masuk ke dalam pertahanan lawannya. Itu ternialai tidak berguna karena Nao bergerak secara efektif membelokan seluruh serangan Naruto mengunakan tombak tulangnya.

Sesuatu melintas di depan matanya, mata tombak berputar dalam rotasi memuakkan tepat di depan wajahnya. Dia segera melakukan Hiraishin ke belakang Nao, itu sudah di tebak. Dia membalik di udara sebelum mata bor mendarat di wajahnya.

Naruto mendarat di permukaan pohon secara horizontal, pandangannya mengeras. Dia sudah menggunakan semua yang di milikinya namun Nao berada jauh di atasnya. Bahakan tinju Goken yang di perkuat dengan seni tubuh Ashura tidak terlalu berpengaruh. Armornya memang sudah retak di beberapa sisi akibat tinjunya, namun itu langsung memperbaiki dirinya sendiri. Mungkin jutsu A-rank seperti Rasenggan bisa menembusnya, tapi dengan tangan kanannya yang buntung, dia tidak bisa menggunakannya. Kontrol chakranya masih berada di bawah rata-rata.

Naruto: Re Zero Maki Modoshi JikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang