1

27 5 19
                                    

Sebuah rumah berlantai dua yang lantai satunya dijadikan tempat usaha terlihat begitu sibuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah rumah berlantai dua yang lantai satunya dijadikan tempat usaha terlihat begitu sibuk. Karena beberapa pelanggan sudah datang setelah buka beberapa menit lalu dan memesan makanan yang mereka jual.

Terlihat sepasang suami istri sedang sibuk dengan kegiatannya. Sang istri tengah berjalan kesana kemari mengambil bahan masakkan dan sang suami sibuk dengan wajan panasnya.

Anak pertama mereka yang bernama Aura ikut sibuk membantu kedua orang tuanya bersama sang adik yang baru saja sudah lulus sekolah.

"Dek, tolong tanyain meja nomor dua ya, mereka mau pesan apa?" pinta Aura pada adiknya yang bernama Cantika, atau lebih sering dipanggil Ika.

Ika berdiri tegak dan bersikap hormat pada kakaknya setelah mendapat perintah. "Siap. Laksanakan!"

Sepeninggal Ika, Aura tersenyum kecil sembari menggelengkan kepalanya. Perempuan berumur 20 tahunan itu kemudian sibuk menyiapkan pesanan pelanggan yang sudah selesai dimasak ayahnya.

Beberapa lembar pesanan yang dibawa Ika setelah mendatangi pelanggan, perempuan itu berikan pada sang kakak yang langsung Aura diktekan kepada ayahnya. "Yah, nasi gorengnya dua, nasi mawutnya tiga, mie gorengnya dua sama kwetiaunya satu ya."

Sang ayah yang bernama Dani mengangguk pelan menanggapi ucapan anaknya. Dengan cekatan, pria berumur 40 tahunan itu membuat pesanan pelanggannya agar mereka tidak menunggu lama.

***

Sebuah kresek putih berisikan sebungkus nasi goreng Dani taruh di atas meja yang sudah bersih. Tidak ada pelanggan lagi yang datang dan tempat jualan mereka pun sudah bersih sejak beberapa menit yang lalu.

"Nih, kamu anterin ke pelanggan. Mumpung kamu sudah nggak sekolah lagi, sekarang gantian kamu yang anter ini," ucap Dani pada Ika yang tengah sibuk bermain ponsel.

Perempuan itu mengangkat wajahnya dan terlihat cemberut karena perintah ayahnya. "Capek, Yah," rengeknya.

"Bentar doang, itu rumahnya yang di ujung sana. Rumah nomor 110."

Dani menunjuk arah rumah tempat pemesan nasi goreng tersebut. Rumahnya memang tak terlalu jauh dari rumah mereka.

Mata Ika mengikuti arah Dani menunjuk dan sedikit heran dengan apa yang ayahnya perintahkan. "Rumahnya Deket banget. Kenapa nggak ambil sendiri sih?"

"Nggak usah banyak ngomong, langsung anter aja."

Dengan sedikit paksaan, Dani menyuruh Ika untuk memegang kresek berisi nasi goreng tersebut dan mau tak mau perempuan muda itu mengambilnya.

Tidak ada orang lain lagi yang dapat Dani suruh, Istri dan anak pertamanya sudah berisitirahat di lantai dua.

Ika berjalan dengan santai menuju rumah yang dimaksud ayahnya. Sembari melangkah, perempuan itu mengayunkan kresek yang dia bawa.

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang