Calista Viola Valeria

14 2 0
                                    

Hallo kembali lagi bersma saya, maaf ya lama ngak up. makanya doain ya semoga saya selalu giat dan terhindar dari musibah rasa malas.

*****

Untuk dunia yang sedang tidak baik-baik saja, bolehkah aku meminta sekali kemanisan dalam hidup untuk menjadi pengingat, kalau aku berdiri di atas bumi bukan hanya untuk hal-hal yang sia-sia ~Calista Viola Valeria

"boleh kasih aku permennya satu" suara seorang gadis terdengar sangat lembut dengan senyuman manis yang mengembang indah " mulut aku terasa pahit, pengen yang manis-manis"

" boleh, tapi kasih ciumannya dulu ya"

" ih kok gitu sih, ngak jadi minta deh" gadis dengan rambut kuncir kuda itu mengembungkan pipinya dan bibir pink yang tertutup rapat.

terdengar tawa renyah yang sangat indah untuk kaum hawa yang saat ini berdiri di sekolah perbangsa 1" ngak usah gitu pipinya, jadi gemes pengen aku gigit. pipi vio kan kayak tahu bulat, gede luarnya doang kalau di gigit kempes"

" bang Candra ngeselin banget pagi ini, habis kerasukan sesuatu ya?" Viola dengan ringan mencubit perun candra yang berhasil membuat cowok dengan kemeja putih abu-abu itu meringis kesakitan.

Alanantara Candra, cowok yang menjadi kebanggaan sekolah SMA Perbangsa 1 karna tubuh atletis nya yang selalu berhasil meraup puluhan juara dari lomba-lomba internasional yang ia ikuti. candra juga merupakan murid kebanggaan para guru karena memiliki sikap sopan dan patuh aturan, meski sering kali juga mengikuti tingkah temannya yang suka bikin onar.

" nah" candra menjulurkan tangan nya yang memegang permen lolipop rasa jeruk ke arah  voila "ambil Vio, perlu aku yang bantu masukin kedalam mulut kamu, hmm?" lanjutnya, ketika gadis di sebelahnya hanya menatapnya dengan sorot mata yang sangat tidak enak di pandang.

viola dengan kasar merampas permen lolipop itu dan memasukannya ke dalam mulut. rasa manis bercampur asam menyebar dalam indra perasa viola, ia berpaling kembali memandang wajah tampan milik Candra " bang "

" apa... "

" setelah ini abang mau langsung pulang, apa masih mau nongkrong? "

" pulang " Viola mendecakkan lidah nya mendengar jawaban candra " lah emang kenapa? "

" nongkrong aja ya bang, please. aku mau ikut"

" ngak bisa Vi, harus pulang dulu "

Viola menghela nafas kasar, namun kembali tersenyum mendengar suara berat candra yang berbicara tepat di sebelah telinganya.

" pulang kerumah PM maksudnya"

***

 " ALEX BANGUN, BERESIN NGAKK BARANG LO. Lo beneran mau bikin nih rumah persis peternakan cicak apa? " Aska berteriak kencang sambil melempari baju-baju yang berserakan tepat di atas wajah Alex yang saat itu tengah tidur terlentang.

" enghh.... " Alex hanya bergerak tak nyaman sambil menyingkirkan sesuatu yang ada di wajahnya " setengah jam, kasih gue waktu setengah jam buat tidur lagi. sumpah gue ngantuk Ka, lo ngak tau apa...."

" ya emang ngak tau, udah bangun beresin barang lo buruan  " Aska menarik paksa tubuh Alex sampai terduduk, dan menahannya ketika cowok itu ingin kembali merebahkan tubuhnya.

Alex mengedipkan matanya beberapa kali lalu menatap sekeliling ruangan " si Diro ke mana?" tanyanya.

" ngak tau tadi tiba-tiba keluar habis mandi" Atensi keduanya teralihkan setelah mendengar suara pintu terbuka, Menampilkan wajah Candra dan Viola memasuki ruangan.

" Habis kebanjiran apa gimana? Kok bisa-bisanya kediaman Bupati jadi kandang gorila " cerca Candra berjalan masuk dengan tatapan meledek.

" Berisik, ngak di bantuin juga" sembur Alex melayangkan lirikan tajamnya " Lo ngapain sekolah, udah tau sahabat nya ngak ada yang sekolah masih aja masuk. Mau sok rajin Lo? Hah! "

Candra tersenyum dengan terpaksa " kan emang dari dulu gue rajin, ngak kyak lo"

" yee la" Alex mencibir.

" Dugong, hah, astaga kak Alex ngapain sih ngagetin aja" viola tak sengaja benyebut hewan air itu ketika Alex dengan sengaja menepuk pundaknya, dan membuatnya mundur beberapa langkah karena kaget.

" ngapain melanga-melongo kayak anak kucing, mau cari daging mentah? hmm!" Alex menuntun gadis mungil itu untuk duduk di sofa sebelahnya.

Viola dengan ringan menggelengkan kepala, dia mengangkat tangannya dan merapikan rambut panjang Alex yang menutupi kening cowok itu " kenapa ngak di potong aja rambutnya kak, aku lebih suka rambut kak Alex kalo udah potongan. keliatan lebih rapi "

senyum Alex terbit dengan lembut, dia mengangkat tangan nya mengusap lembut pipi bersih viola dan memberi kecupan ringan di tangan kanan gadis itu " terus kalo aku ngak mau potong rambut kamu ngak mau deket lagi sama aku gitu''

" No, gimanapun tampilan kak Alex. di mata aku tetep kak Alex kok yang terbaik "

" yang terbaik bantuin kamu kabur dari rumah maksud nya" sahut Candra masih fokus dengan layar ponsel yang menampilkan sebuah permainan.

" iyaa" viola tersenyum dengan cukup lebar sampai kedua lesung pipinya terlihat jelas, tenggelam di tengah pipi cubby gadis itu " oh ya kak, kak Aska ikut acara yang di adain osis besok pagi? soalnya aku tadi liat kak lea lagi ngurusin sesuatu di sana, aku pikir sama kak Aska"

Aska mendongak dengan kening menegerut " acara apa?"

" debat pemilu!" Sahut Candra " lo beneran ikut?"

" ya kali Aska ikut debat begituan? pelajaran PPKN aja bukunya mulus, mau ikut debat pemilu, ntar jawabnya jadi senyawa kimia C12H22011 di campur CO(NH2)2 kan ngak nyambung" Alex menyela dengan cepat.

" ya ngak segitunya juga dugong, gue ngak sebodoh itu masukin pelajaran IPA ke PPKN.  tapi lo kenapa sih tanya gue ikut debat? emang selama ini lo ngak tau kalo gue benci banget sama yang namanya adu mulut?" Aska melemparkan pertanyaan itu kepada Candra.

Candra hanya mengedikan bahu tanpa melihat wajah orang yang mengajaknya berbicara dan menjawab pertanyaan Aska masih dengan posisi yang sama " gue tahu, cuma...." ia menggantung kalimatnya dan menutup mulut seolah tak ada lagi yang perlu ia ceritakan.

" cuma apa Can, kebiasaan banget kalo ngomong suka setengah-setengah" timpal Aska mencubit lengan Candra sampai meringis kesakitan.

" itu kak... " viola buka suara " soalnya tadi, waktu pulang sekolah aku liat kak lea lagi ngomong sama cowok di depan ruang osis. aku pikir itu kak Aska, karena ciri-ciri nya sama persis kayak kak Aska " 

" astaga si lea selingkuh..."

plaakk

" sttt.... sakit ka" desisi Alex setelah satu remot tv melayang ke plipisnya.

" ngomong lagi, bisa-bisa tv nya yang gue lempar" ancam Aska sengit.

Viola memeriksa ponselnya ketika sebuah notifikasi terdengar, tatapannya menjadi gelap setelah meilhat sebuah pesan yang menggantung di layar kunci ponselnya.

Papi : pulang jam lima sore, hari ini adikmu ulang tahun. jangan sampai terlambat.

***

Viola My QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang