15

1.2K 194 22
                                    

Aku dirumah

Seulgi tersentak setelah sepersekian detik ia baru  mencerna apa yang baru saja dibacanya, ranjang king size miliknya membuat ia terlihat seperti beruang kecil linglung ditengah hamparan salju yang luas, tidak lama dari bangunnya yang kaget dan nyaris loncat dari bed yang megah itu punggungnya turun lega membaca dengan lengkap ruang obrolannya dengan Irene.

Tapi bohong :p

Ia menghela lega sedikit kecewa, demi tugas semesternya yang belum selesai dan pertandingan final impiannya ia sempat berpikir untuk menggunakan heli pribadinya untuk segera kerumah Irene. Dia sudah janji pada Irene untuk tetap pulang ke Mansion Bae waktu mereka berpisah di bandara.

Tapi sejak di workshop itu perasaannya tidak karuan, Seulgi berniat menyendiri hingga Irene pulang. Lagipula pulang ke kamar pribadi bagi orang introvert seperti dia merupakan surga.

Lama tertegun memandangi sinar matahari yang mulai masuk lewat gorden yang tersingkap sedikit, wajahnya mulai datar kembali, kagetnya sudah selesai. Ia belum mau overthinking selain mencari tahu pencampuran warna dari matahari yang membias lewat kaca jendela yang lebar-lebar itu hingga melebur dengan warna tirai abu-abu gelap miliknya,

Ia beranjak dengan malas manakala pikirannya yang barusan mengingatkannya dengan tugas semester yang belum selesai, ia juga belum mau memikirkan itu, dan akhirnya memilih meninggalkan kamarnya walau masih betah berlama-lama.

Seulgi menghentikan langkahnya sesaat karena Ia agak familiar dengan 'aktivitas pagi' seperti ini, Irene selalu menyempatkannya walau ada penerbangan subuh sekalipun.

Meskipun tidak hobby masak, tapi Irene bisa masak apapun yang diminta Seulgi, entah dibiasakan Irene atau seperti itu rutinitas di mansion Bae yang hangat. hal tersebut membuat kecanggungan diawal-awal pernikahan mereka menjadi samar.

Kepribadian Seulgi tidak sesimple masakan barat yang diminatinya, tapi sebaliknya Irene yang menggemari masakan tradisional korea yang kompleks dengan bumbu dan rempah yang detail adalah sosok yang tidak rumit dan cuek.

...

Aroma roti yang dipanggang bersama kopi yang wangi mulai samar-samar tercium, Seulgi mempercepat langkahnya menuruni anak tangga yang banyak itu dengan penasaran, Kang Palace sudah tidak seramai dulu, renovasi yang hampir  finishing itu membuat Kediaman megah tersebut belum ditempati, hanya ada beberapa pekerja dan staff rumah dan ia yakin itu bukan dari Koki yang biasanya memasak di Kang Palace.

masih beberapa anak tangga lagi, tapi Seulgi diam ditempatnya, dadanya bergemuruh senang, bibirnya kelu menyungging senyum, dari wajahnya yang gugup ia tampak kaku memulai bagaimana caranya menyapa bidadari dibawah sana.

Kenapa Irene pulang lebih cepat? kenapa ia langsung kerumahnya dan melakukan rutinitas biasanya tanpa merasa heran kenapa malam ini ia tidur disini,

Punggung mungil itu sedang membelakanginya, ia sibuk mengetuk-ketuk roti, mungkin seperti itu tekhniknya dan terlihat lucu, dua cangkir minuman panas sudah tersedia, salah satunya teh, Seulgi yakin, karena ia tidak suka kopi walau suka dengan aromanya.

"Haiii~"

Wajah segar Irene menyapa begitu mendapati Seulgi berdiri diatas tangga, Seulgi juga tak menduga Irene berbalik untuk meletakkan roti dan menemukan wajah bodohnya yang belum cuci muka, rambutnya mungkin saja terlihat seperti singa dengan mata bengkak karena gundah gulana semalaman.

Seulgi merutuki dirinya yang buruk pagi ini sementara Irene menyapanya dengan cerah mengalahkan matahari diluar sana, warna milik Irene lebih indah, warna ketika Irene tersenyum begitu indah, warna istimewa ia menyebutnya, polesan liptint sederhana dibibirnya sangat segar menyapa dengan tangan yang tengah membawa roti yang selesai dari pemanggangan.

[SEULGI x IRENE] Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang