4

3 1 0
                                    

"halo Arsya, gimana jadi pergi kan?" Tanya Gahar melalui telepon

"Iya, jadi ketemuan dimana?" Sahut Arsya di seberang sana

"Gue jemput aja gapapa kan?"

"Gapapa, ya udah gue tunggu"

"Gue otw sekarang"

Sambungan telepon dimatikan dan Gahar bergegas menuju mobilnya yang ada di garasi, setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh akhirnya ia sampai di rumah Arsya. Ia lalu keluar dari mobilnya dan memencet bel rumah Arsya. Tak lama kemudian keluar Arsya dengan mengenakan kemeja lengan panjang berwarna dark blue yang dimasukkan kedalam celana lost pants, serta rambut yang digerai begitu saja.

Sejenak Gahar tertegun dengan penampilan Arsya, sebab tak biasanya dia berpakaian seperti ini, Arsya terlihat cantik jauh lebih cantik dari biasanya. Hingga Gahar tidak berkedip saat melihatnya.

"Kenapa lo? Gue tau gue cantik udah biasa aja dong" kata Arsya menyadarkan Gahar

"Iya Lo cantik, banget malam ini" sahut Gahar jujur

"Ye udah tau, yuk berangkat" acuh Arsya dengan pujian gahar

Mereka lalu memasuki mobil Gahar, tak pakai acara Gahar membuka kan pintu sebab Arsya pasti akan menggoda nya nanti. Gahar lalu melajukan mobilnya menuju mall yang ada di kota mereka, sesampainya disana mereka langsung berkeliling sambil memikirkan apa yang akan mereka beli dan apa yang akan mereka lakukan disana.

Setelah sekian lama berpikir mereka lalu menuju toko perlengkapan untuk mendaki mereka akan membeli sepatu baru sebab sepatu Arsya sudah harus diganti.

"Beli yang mana nih har?" Tanya Arsya

"Ya terserah lo lah kan yang pakai Lo" jawab Gahar yang sibuk melihat-lihat sepatu yang ada disana

"Orang gue nanya pendapat lo gimana sih?"

"Semuanya bagus Arsya cantik jadi terserah kamu beli yang mana, yang penting kamu suka dan nyaman di kaki kamu" jawab Gahar jengah

"Heh iya deh" sahut Arsya dengan helaan nafas
-
Rindang kini berada di mall dan akan membeli peralatan mendakinya, malam kemarin ia tak jadi kemari sebab bertengkar dengan ayahnya, maka ia tidak jadi pergi kesini dan malah menghabiskan waktu di salah satu bar yang ada di kotanya, hingga menjadikan nya harus pergi kemari malam ini juga.

Rindang sedang sibuk melihat-lihat trekking pole namun ada seseorang yang mengalihkan perhatiannya dan ia kenal dengan jelas siapa orang itu, setelah memperhatikan gerak-gerik nya ia menghampiri orang itu.

"Arsya? Wah beneran Lo ternyata, kebetulan banget ketemu disini" sapa Rindang

"Eh Rindang, iya nih kebetulan banget padahal gak janjian. Lagi cari apa lo?" Tanya Arsya

"Biasa lagi pengen ngabisin duit hahaha"

"Wah orang kaya mah bebas" gurah Arsya

"Hahah bercanda kok gue lagi cari trekking pole punya gue udah harus ganti ni. Kalo Lo beli apaan?"

"Cari sepatu udah mau jebol soalnya, eh gue lupa nih kenelin temen gue Gahar anak Rimbarl juga" tunjuk Arsya pada Gahar

"Oh ya? Hai Gahar gue Rindang" Rindang mengulurkan tangannya

"Hai Rindang salam kenal" Gahar menyambut uluran tangan itu

"Suka mendaki juga?" Tanya Gahar pada Rindang

"Iya lumayan lah" sahut Rindang

"Wah kalo gitu kenapa GK join Rimbarl, kita open-mem kok kebetulan gak lama lagi mau mendaki buat anniv Rimbarl juga" promosi Gahar

"Whahaha ntar gue pikirin deh gimana itu" timpal Rindang

"Oke deh kalo gitu"

"Btw gue duluan ya udah Nemu yang cocok juga nih, gue duluan ya Arsya" pamit Rindang yang ditanggapi anggukan dari mereka berdua

"Cantik juga tuh" kode Gahar pada Arsya

"Gak boleh." Arsya sudah tau apa maksud Gahar dan langsung memblokir niatan itu

"Udah ada yang punya itu" kata Arsya

"Yah sayang banget" lesu Gahar

"Udah ah yok cabut gue dh Nemu nih" ajak Arsya

Setelah membayar barang belanjaannya mereka pergi ke cafe dan makan sebentar lalu pergi menuju basecamp untuk rapat acara Minggu depan.
Sesampainya disana banyak anggota Rimbarl yang sudah berkumpul dan sedang bercanda gurau.

Mereka lalu menyapa Arsya dan Gahar yang baru sampai dan saling bersalaman. Mereka langsung saja mengadakan rapat dan ditetapkan akan mendaki salah satu gunung yang ada di kota tetangga. Ketinggian nya tidak begitu ekstrim karena tujuan mereka hanya bersenang-senang dan merayakan anniversary Rimbarl dan Karna mereka sibuk juga jadi tidak ingin banyak menghabiskan tenaga.

"Oke gue akhir rapat kali ini terimakasih sudah hadir dan berpartisipasi semangat untuk kita semangat untuk Rimbarl. Salam semuanya salam rimba" Arsya meneriakan yel-yel mereka.

"Salam!" Sahut semua orang yang ada disana

Setelah rapat itu mereka tidak langsung pulang namun masih disana untuk berkumpul dan berbincang ringan, begitu juga arsya dan teman-temannya.

"Arsya makin cantik aja nih" puji Rama

"Iya lah emang lo tetep jelek" sahut Sintia anggota Rimbarl juga

"Maksud Lo apa npc" ejek Rama

"Lo juga npc ya njeng, kayak MC aja lagu Lo" sahut Sintia tidak terima

"Dah dah, makasih pujian lo Rama, lo juga makin ganteng, Sintia juga lebih cantik dari biasanya." Lerai Arsya

"Aaaa makasih cinta bisa aja deh Lo" malu Sintia

"Kayak yang iya iya aja" gumam Rama yang masih terdengar

"Lo bawa gitar gak ma?" Tanya Candra pada Rama

"Bawa ada di dalem sahut Rama"

Candra bergegas masuk dan mengambil gitar tersebut lalu memainkannya, mereka lalu bernyanyi bersama sampai larut malam.
-
-
-
Arsya masuk kedalam rumah setelah diantar pulang oleh Gahar, namun lampu tiba-tiba hidup dan terlihat dua orang perempuan sedang duduk di ruang tamu, tampak mereka berdua sengaja menunggu Arsya pulang.

"Jam berapa sekarang Arsya?" Tanya bunda

"Jam 1 Bun" jawab Arsya tenang

"Jam catu bun, kayak GK punya dosa aja tu muka" sindir Naila

"Kamu kok pulang jam segini sih ini udah malam banget Arsya, mama tau kamu rapat sama Rimbarl tapi apa selama itu?" Tanya bunda

"Maaf bun, Arsya salah. Rapat nya cuman sampai jam sepuluh lewat tapi aku masih main di sana sama temen. Maafin aku ya bun" sesal Arsya

"Haduh ya udah kali ini bunda maafin, jangan diulangi lagi ya" ucap bunda

"Iya maaf ya bun"

Bunda lalu beranjak dari sana menuju kamar, dan tersisa lah Naila dan Arsya disana.

"Makanya main inget waktu, dah sana masuk kamar tidur" omel Naila

"Iya, tapi temenin tidur nya" Arsya menunjukkan wajah genitnya

"Dih apaan sana ah geli banget" Naila pergi meninggalkan Arsya menuju kamarnya

Arsya hanya menggeleng dan pergi menuju kamarnya, setelah itu ia berganti pakaian lalu mencuci muka dan menyikat gigi ia langsung menuju tempat tidur dan melelapkan matanya.

Arsyana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang