part 11| kemarahan ziya

7.7K 119 1
                                    

REVISI PREN....

Happy reading

Kanaya dan ziya baru saja sampai di bandara internasional Ngurah Rai, Bali. Saat ini menunggu jemputan dari pihak hotel yang telah di pesan lewat aplikasi tadi.

"Nanti sore beli baju di deket hotel ada mall gede"
Ucap kayanya

Terik matahari menyorot tepat di atas kepala ziya, dirinya menyipitkan matanya melihat area sekitar bandara "panas banget anjirt"

Kanaya mengibas-ngibaskan tangannya tepat di depan wajah ziya yang sudah memerah

"Lo pake merkuri ya, muka lo merah gitu terkena matahari" tanya kanaya langsung

Ziya mencubit lengan kanaya "kalo pake merkuri muka gue gue tipis kali"

Mereka sama-sama tertawa "permisi kak saya dari pihak hotel yang akan mengantarkan kalian ke hotel"

Kedatangan petugas hotel itu membuat Kanaya dan ziya diam, mereka masuk ke dalam kursi belakang

"Ntar sore abis dari mall liat sunset di Canggu bagus kayaknya" ujar ziya sembari mengambil foto pemandangan di luar jendela

"Bli ke canggu jauh gak" tanya kanaya

Petugas hotel itu menggeleng "sekitar 15 menit kak"

"Waktu kita gak banyak disini, kita harus menghabiskan sedikit waktu yang tersisa untuk keliling Bali"

"Bener banget nay arrrggghhh gila nyaman lingkungannya" ucap ziya, tangannya melambai keluar jendela merasakan udara segar yang masuk

***

Nenek wiwin sore ini pergi pulang dua jam yang lalu karna ada tamu di rumah, shacee tinggal menutup loring door tokonya, tiba-tiba matanya menatap kedua sosok seperti sahabatnya di toko bikini dengan jarak 300 meter dari tokonya

Dengan cepat shacee menutup loring door, dan mengunci pintunya dari dalam "mereka ngapain disini"

Shacee mengintip dari celah jendela saat sahabatnya melewati tokonya. Membuang nafas kasar shacee duduk di kursi kasir "hurfftt untung aja"

Mungkin saja teman-temannya itu sedang berlibur disini, karna ini daerah tempat wisata "besok tidak boleh keluar, bisa saja pria itu juga di disini"

Shacee mengambil tasnya mulai beranjak pergi keluar toko, matanya menatap ke kanan-kiri mencari sosok sahabatnya

Berlari kecil menuju gang arah ke rumah nenek wiwin dengan berlari kecil, purutnya serasa ingin tumpah saat di ajak berlari

Shacee meringis memegangi perutnya, kram dan sakit, perlahan tapi pasti shacee berjalan ke rumah

"Nenek" teriak shacee di penjuru rumah, namun nihil tidak ada nenek wiwin di rumah, shacee mencari nenek wiwin di kebun belakang rumah, tapi nihil

"Nenek didepan ziel"

Nenek wiwin masuk ke dalam rumahnya "nenek habis dari toko pak muid, ghibah sama ibu Lastri istrinya pak muid"

"Aku pikir nenek pergi"

Nenek wiwin mendekati shacee "kamu kenapa berkeringat seperti ini"

Shackles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang