prolog

48 7 0
                                    

Pagi ini seperti pagi-pagi biasanya Kalilla sudah menggunakan seragam sekolah dengan rapih dia perlahan mulai berjalan menuju meja makan. Kalilla tinggal di apartemen bersama kakak sepupunya bernama Hasan. Mereka mempunyai unit yang bersebelahan ditambah pintu konektor penghubung unit Kalilla dan unit Hasan.

Meskipun Kalilla dan Hasan ini hanya sepupu namun kedekatan keduanya sudah selayaknya adik dan kakak kandung membuat siapa saja yang tau fakta mereka hanya sepupu pasti tidak percaya.

Kalilla berumur delapan belas tahun, kini dirinya sudah kelas dua belas SMA. Kalilla memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi yaitu seratus lima puluh tujuh Senti meter. Rambutnya hitam sebahu dengan poni yang menutupi dahinya. Kalilla adalah perempuan manis yang banyak bicara, dia terkesan bawel namun memiliki senyum yang manis dan terkesan imut. Sikapnya yang tidak mau kalah dan ceroboh membuatnya kadang tidak disukai beberapa orang.

Sedangkan Hasan dia berumur sembilan belas tahun dan kini dia mengenyam pendidikan kuliah semester satu. Hasan mengambil jurusan sastra Indonesia karena dia sangat suka dengan puisi, syair, prosa, serta buku-buku dengan banyak genre. Hasan memiliki tinggi yang cukup semampai. Dengan rambut hitam legam serta tubuh yang tegap.

Hasan termasuk murid berprestasi dia juga sangat suka dengan benda-benda antik peninggalan jaman dulu. Jika ada orang yang mengajaknya jalan-jalan seperti ke museum, kota tua atau ke bangunan peninggalan sejarah pasti dia akan dengan semangat ikut , kerena dia benar-benar menyukai semua tentang masa lampau.

"Kamu hari ini sekolahnya cepet kan kall?" Hasan bertanya dengan tangan sibuk mengolesi selai pada roti.

Kalilla yang sedang mengunyah menggeleng cepat, menelan makanan telebih dahulu baru dia menjawab. "Aku hari ini pulang jam dua seperti biasa, jangan bilang mas mau pergi ya?"

Hasan yang mendapatkan tatapan menyelidik dari Kalilla hanya bisa nyengir. "Tau aja sih kamu."

"Idih, yaudah sana. Yang penting Mas inget abis magrib udah dirumah."

Hasan mengangguk cepat. "Itu pasti, tapi jangan bilang bunda kalo hari ini mas selesai kuliah gak langsung pulang."

Kalilla mengangguk kemudian tersenyum. "Ingat mas tidak ada yang gratis di dunia ini."

Hasan mendengus. "Pulangnya mas beliin ayam goreng deal?"

"Deal!"

Setelah pembicaraan singkat dimeja makan Kalilla berangkat sekolah bersama Hasan karena kebetulan Hasan ada kelas pagi. Diperjalanan hening tidak ada obrolan lebih lanjut.

Kalilla kini mulai menatap jalanan serta bangunan yang mereka lewati. Kalilla belum lama tinggal dikota ini mungkin bisa dibilang baru tiga bulan.

Alasan dia pindah kesini adalah mengikuti Hasan yang mendaftar di universitas kota ini dan memilih meninggalkan bunda dan ayahnya yang berada dikota lainnya.

hingga tanpa mereka sadari mereka sudah hampir sampai ke sekolah baru Kalilla. Motor Hasan memelan kemudian berhenti depan di depan gerbang sekolah yang kini ramai hilir mudik para siswa dan siswi.

"Belajar yang pinter ya anak gadis." ujar Hasan menatap Kalila tengil disusul tangannya mengadah untuk salim.

Kalilla menerima tangan Hasan kemudian Salim. "Idih-idih ada apa gerangan tingkah mu itu wahai jamet?" Kalilla memasang wajah masam.

Hasan berdecak. "Ck, kurang ajar lo sama mas sendiri!"

"Nggih mas Kulo minta maaf." Jawab Kalilla kemudian menampilkan wajah mengejeknya. "Dah lah aku mau masuk ke sekolah bye!"

Tanpa menoleh ke belakang Kalilla mulai memasuki area sekolah. Seperti biasa setiap jam masuk dan pulang sekolah pasti area gerbang, parkiran dan koridor sekolah akan ramai. Kalilla mulai berjalan menuju kelas dua belas IPA dua yang kini menjadi kelasnya.

Hold my hand!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang