Tinggal di sebuah rumah bertingkat empat, dengan fasilitas yang dapat dibilang lebih dari kata lengkap mungkin akan menjadi impian bagi banyak orang.Tapi hal itu tidak berlaku bagi seorang pria bernama Dend Babbage, baginya rumah mewah itu tak ada bedanya dari Neraka.
Dengan semua tekanan, dan pertengkaran sebagai siksaan dalam hidupnya selama ini. Setiap hari selalu saja ada keributan di rumah itu, bahkan dia hampir tidak memiliki ruang tenang dalam hidupnya untuk bernafas.
Pada dasarnya dia hanyalah seorang anak yang menginginkan pengertian dari kedua orang tuanya, namun ia harus menerima kenyataan bahwa keinginan nya hanyalah sebuah mimpi yang tak pernah bisa terwujud.
Terlalu banyak tekanan dan rasa sakit yang Dend terima selama ini bukan hanya dari keluarga, tapi dari segi asmara, bahkan untuk ruang pertemanannya Dend benar" tak bisa leluasa mengekspresikannya.
Semua trauma, semua rasa sakit, semua airmata yang dia rasakan selama ini membuatnya susah untuk menerima kehadiran orang baru dalam hidupnya.
Bahkan jika bisa di gambarkan mungkin saat ini Dend berada di dalam fase hidup tapi mati, bahkan dia sering merasa hampa ketika dia berada di kerumunan orang.
Dia bukanlah anak tunggal dalam keluarganya, tapi apa yang bisa di harapkan dari seorang anak berusia 1,5 tahun yang menjadi adiknya. Menjadi temannya? Bahkan itu terdengar sebagai lelucon orang gila bukan?
Dend selalu percaya bahwa kebahagiaan itu akan selalu datang tepat pada waktunya, walaupun ia tak pernah tahu kapan waktu itu tiba, namun dia percaya akan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Crazy
Teen Fiction"Dend, bukan robotnya mama yang bisa mama setir kemanapun mama mau, dend cape ma, cape sama semua tuntutan mama" ujar dend dengan nada sedikit membentak "PLAKKK" Sebuah tamparan keras mendarat di pipi laki-laki bernama Dend Babbage itu . . . "Sayang...