Mentari pagi baru saja keluar dari persembunyiannya, tapi tepi sudut kamar sudah sepasang mata yang terjaga mendahului sang mentari, ya dia adalah Dend Babbage. Anak lelaki pertama keluarga milyader terkaya di negaranya. Bukan tanpa alasan Dend terjaga, tidurnya yang baru dua jam sudah diusik dengan suara teriakan mama nya yang memaki sang suami.
****
Dend bergegas keluar dari kamarnya saat jam sudah menunjukkan pukul 06.45
"Kamu ga sarapan dend" tanya seorang lelaki paruh baya dari meja makan
"Sejak kapan papa peduli sama aku?" Balasnya sinis
BRAKKK!!!!
Suara gebrakan meja terdengar sangat keras di telinga Dend, tapi hal ini sudah menjadi makanan sehari - hari baginya
"Jaga bicara kamu, Dend!!! Saya ini orang tuamu bukan temanmu" ucap sang papa dengan nada sedikit membentak
"Oh ya? Orang tua saya? Bukankah selama ini anda tak pernah menganggap saya ada? Bukankah di otak anda hanya foya-foya?" Jawab dend dengan tatapan sinis
PLAKKK!!!!
Sebuah tamparan mendarat di pipinya di hari yang masih baru dimulai ini.
"Siapa yang mengajarkanmu untuk kurang ajar dend? Kamu tidak pantas bicara seperti itu kepada orang tuamu, tanpa kami kamu tidak akan pernah ada di dunia ini, dan jangan pernah membuat saya menyesal melahirkan kamu" ujar wanita paruh baya dari belakang dend yang barusan menamparnya.
Dend hanya mengusap pipinya yang menjadi sasaran tamparan sang ibu, kemudian tersenyum miris.
"Jika saya bisa memilih, saya juga tidak mau lahir di keluarga seperti ini" jawab dend
Papanya yang sudah mulai terpancing emosi segera menggenggam pisau yang ada di hadapannya, untung saja sang ibu segera menahannya, dend yang melihat hal itu hanya mampu terdiam dan langsung beranjak mengambil kunci mobilnya.
"Itu rumah apa neraka sih arrgghhh" Batin dend sembari menahan amarahnya agar tidak meluap ke yang lainnya.
Dend bergegas menuju ke kantor dengan mobil sport hitam kesayangannya, namun sialnya entah angin darimana, Dend mulai merasakan lapar di perutnya.
"Aelah kagak bisa diajak kerjasama lagi ini perut" gumam dend memukul stirnya pelan.
Ia kembali melajukan mobilnya mencari tempat makan disekitarnya, sampai ia melihat sebuah tempat makan yang tak terlalu ramai, namun spanduk menu makanannya membuat dend membelokkan setirnya ke tempat tersebut.
****
"B-buset.. guys, guys, guys tolong cubit gua plis, gua gak lagi mimpi kan" ucap salah seorang remaja di meja tempat dia makan
AWH....
"Sakit aca, bege ih" ucap laki' itu
"Ya lu bege anjir, lu yang minta cubit pun" jawab seorang gadis yang dipanggil aca itu
"Lagian lu ngapa sih den, macam abis liat setan aja" tanya gadis yang lain
"Tau tuh si aiden gajelas" sahut aca
"Noh mata lu berdua liat, itu Dend Babbage kan? Pengusaha muda yang sukses itu, yang anak Milyader paling kaya itu loh" jawab laki' yang bernama aiden itu sambil menunjuk kearah dend membuat dua gadis sebelahnya refleks menoleh
"Ya Tuhan, Ketampanan mana lagi yang engkau dustakan? udah ganteng, pinter, kaya, definisi idaman yang sesungguhnya" ujar salah seorang gadis di meja ituT-TTAKK!!!
Sebuah jitakan melesat di kepala gadis itu, membuat gadis itu tersadar dan mengalihkan pandangannya dari dend
"Sadar woy grijel, lu remahan rengginang dia serbuk berlian" ucap aca sambil menertawai temannya yang bernama grijel itu
"Sakit anjir jitakan lu, apa salahnya berharap sih, jodoh mah gaada yang tau" jawab perempuan bernama grijel itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Crazy
Teen Fiction"Dend, bukan robotnya mama yang bisa mama setir kemanapun mama mau, dend cape ma, cape sama semua tuntutan mama" ujar dend dengan nada sedikit membentak "PLAKKK" Sebuah tamparan keras mendarat di pipi laki-laki bernama Dend Babbage itu . . . "Sayang...