episode 7

1 0 0
                                    

Dua hari kemudian, Hana dan keluarga akhrinya berangkat ke Korea. Di sekolah para sahabat nya menangis terisak sebab perempuan itu mengabari mereka baru tadi pagi. Kabar itu menyebar ke seantero sekolah. Hana memang di kenal sebagai murid yang baik.

"Kenapa Hana harus pergi, sih? Emangnya dia gak bisa apa tinggal di sini? Dia juga kenapa bilang nya mendadak!" kesel Tina.

"Ngeselin banget! Mana kita belum kasih kenang-kenangan ke dia. Pokoknya Hana nyebelin!" tambah Susi.

Para teman sekelas Hana pun merasa sedih. Tiba-tiba kemunculan kakak kelas mereka membuat semuanya terkejut.

"Kak Rasyid?"

"Apa benar Hana pergi ke Korea? Ayo jawab!" suara Rasyid terdengar sangat panik.

"Iya kak, dia akan tinggal di Korea," jawab Tina.

Rasyid mengacak-acak rambutnya frustasi sambil berteriak. "Sial!"

Dengan cepat ia pergi dari sana, tak peduli jika ia akan di hukum karena membolos. Bahkan, saking nekat nya saat di depan pos satpam ia mencoba menerobos.

"Mas Rasyid mau kemana?" tanya satpam bingungnya. Namun, Rasyid tak menjawab. Tangannya di pegang oleh satpam.

"Lepasin!"

"Gak! Saya gak akan lepasin mas Rasyid."

"Maafkan saya pak."

Ia pun mendorong satpam itu hingga terjatuh. Gerbang yang belum di kunci memudahkan Rasyid untuk segera pergi. Para guru yang kebetulan mendengar Rasyid ingin membolos menyusul nya ke pos satpam. Alangkah terkejut nya mereka melihat Rasyid mendorong satpam.

****

Sesampainya di rumah Hana, Rasyid mengetuk pintu berkali-kali. Keringat bercucuran di pelipis nya.

"Permisi, Hana? Kamu ada di dalam? Hana, buka pintunya?" Tidak ada jawaban dari dalam rumah membuat Rasyid sangat takut.

"Hana? Kamu ada di dalam, kan? Hana, please ... buka pintunya."

Seorang tetangga yang melihat Rasyid menyapa, "Cari siapa, mas?"

"Bu maaf, penghuni rumah ini kemana, ya? Saya panggil dari tadi gak ada jawaban."

Selanjutnya perkataan tetangga itu membuat jantung Rasyid melemah.

"Mereka sudah pindah mas, katanya sih ke Korea ikut adek ayahnya."

Setelah itu, tetangga pun pergi. Rasyid terduduk lemas di depan pintu. Hatinya merasa sesak.

"Hana ...."

Dua guru yang mengetahui Rasyid pergi ke rumah hana langsung menyusul nya.

"Rasyid, kamu ngapain di sini?" Ia tak menjawab sama sekali. Tatapan nya menyiratkan kekosongan. Kedua tangannya di pegang erat.

"Ayo, sekarang kita kembali ke sekolah. Kamu saya hukum karena berani membolos dan mendorong satpam."

Tubuhnya menurut saja. Semangat dalam dirinya sudah tak ada semenjak kepergian Hana.

****

Di sekolah, Rasyid di hukum berjemur di bawah tiang bendera selama setengah jam. Para guru mengatakan kalau setelah ini orang tuanya akan di panggil.

Para murid menatapnya. Namun, lagi-lagi ekspresi wajah Rasyid tak berubah. Datar dan tak Semangat. Mengetahui hal itu Tina dan Susi juga melihatnya.

"Kak Rasyid seperti nya sangat mencintai Hana ...." kata Susi.

"Ya memang. Selama ini dia selalu berusaha mencari perhatian dan menembak Hana. Tapi, Hana kan tidak mau pacaran. Jadi, hubungan mereka gantung," jelas Tina.

"Gua rasa Hana juga suka sama kak Rasyid. Soalnya kalau kak Rasyid lagi cari perhatian, Hana suka malu gitu."

"Apapun itu, kita sebagai sahabat hanya bisa mendukung saja."

"Baiklah."

Tina dan Susi memperhatikan Rasyid yang sedari tadi hanya menjalankan hukumannya tanpa protes.

















Happy reading all  😊

Maaf ya baru update lagi. Oh iya jangan lupa vote dan comment 👌

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang