Jam sepuluh pembeli mulai berdatangan membuat Hana sangat gugup. Ini pertama kalinya ia akan berbicara sama orang Korea langsung. Dari arah kasir Putri memberinya Semangat.
"Fighting!"
Ia pun menghela napasnya dan tersenyum tipis. Dengan cepat ia datang ke salah satu meja.
"Eoseo oseyo gogaeknim, eotteokhe dowaderikkayo?"
(Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?)Orang Korea itu menatap Hana dari atas sampai bawah. Di dalam hati Hana berdo'a semoga baik-baik saja.
"Aiseu amerikano han jan juseyo."
(Tolong segelas amerikano dingin.)"Ne, kadeuro gyesanhasil gaeyeyo?"
(Baik, akan di bayar menggunakan kartu?)"Ne, kadeuyo."
(Iya, kartu.)"Algesseoyo. Ne, jamkkanman gidariseyo."
(, silahkan tunggu sebentar.)Dari meja lain satu orang memanggilnya lagi. Hana menghampiri.
"Ne, eotteokhe dowaderikkayo?"
(Iya, ada yang bisa saya bantu?""Jeoneun chijeu keikeu hanahago, emnyoneun karamel makkiato halkeyo."
(Saya pesan cheescake satu, dan minumannya caramel macchito.)"Chijeu keikeu hanagago, karamel makkiato hana. Ne, jamkkanman gidariseyo."
(Chesscake satu dan caramel macchiato satu. Baik, tunggu sebentar.)Hana kembali ke belakang membawa pesanan kepada Dena. Memang beliaulah yang langsung membuatnya.
"Tante, ini pesanan para pembeli."
"Baiklah. Oh iya, bagaimana perasaanmu?"
"Sejujurnya aku sangat gugup. Tadi ada yang melihat aku dengan intens."
Dena tertawa pelan sambil mengelus rambutnya.
"Kamu pasti bisa." Hana mengangguk kecil.
"Ya sudah, aku mau ke depan lagi."
"Hana, Fighting!"
"Fighting!"
Ia pun kembali dan menghampiri para pembeli. Hana berusaha untuk tidak gugup, tiba-tiba salah satu pembeli bertanya.
"Eodieseo wasseoyo?"
(Kamu berasal dari mana?)"Indonesia eseo wasseoyo."
(Saya berasal dari Indonesia)"Oh ... Ne, aiseu latte han jan juseyo."
(Oh ... Baik. Tolong segelas Latte dingin.)"Algesseoyo. Ne, jamkkanman gidariseyo."
(Baik, silahkan tunggu sebentar.)Begitulah Hana melayani pembeli. Ia tahu kalau mereka semua sedikit susah mendengar pengucapan nya. Tapi, ia berusaha keras untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Jam dua belas waktunya istirahat makan siang. Ketiganya makan tteokbokki dan latte dingin bersama-sama sambil bercerita.
"Hana, tadi aku dengar dari beberapa pembeli katanya kamu sangat ramah dan mereka suka saat kamu menyapa mereka," ucap Putri.
"Benarkah? Wah, aku senang kalau respon mereka seperti itu. Tapi, aku juga sempat dengar dari beberapa lainnya mereka kurang suka sama aku karena cara pengucapan ku yang sangat buruk," gumam Hana sedih. Ia mengerti apa ya di katakan.
Dena mengelus punggung nya sambil tersenyum kecil.
"Gak usah sedih, lama-lama kamu pasti bisa. Kan, ada pepatah bisa karena terbiasa."
Senyuman manis muncul dari bibir Hana. Benar yang di katakan tante nya, ia pasti akan bisa.
****
Di sisi lain tujuh pemuda sedang berada di ruangan. Mereka melakukan aktifitas masing-masing. Ada yang bermain game, makan, bahkan ada pula yang tidur. Tapi, satu pemuda di antaranya termenung sambil menatap jendela.
"Kenapa, hyung?"
"Aku bosan."
"Biasanya kamu bermain game."
"Lagi tak mau."
Tiba-tiba sebuah ide muncul di otaknya, ia pun tersenyum membuat orang di sampingnya heran.
"Kenapa?"
"Suasana di luar sepertinya enak."
"Ya memang. Kenapa?"
"Tidak ada." Kerutan muncul di keningnya.
"Hyung, jangan merencanakan sesuatu yang aneh."
"Tidak. Sudahlah, sana main game."
"Awas ya kalau hyung macam-macam!" ancam orang itu. Yang di ancam hanya mengangguk malas.
Setelahnya ia kembali menatap ke arah jendela sambil tersenyum kecil.
"Melanggar peraturan seperti nya tidak buruk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Difference
FanfictionCerita ini mengisahkan tentang seorang wanita yang tanpa sengaja bertemu dengan seseorang yang tak pernah ia duga. Bagaimana kelanjutannya ? apakah ini hanya sebuah kebetulan ? keberuntungan ? atau... sebuah takdir ? cerita ini hanya hiburan semata...