Perkenalan

9 3 2
                                    

Tidak kusangka aku akan bertemu dengan seorang artis yang terkenal. Jakarta, 13 Oktober 2017, Hari, bulan dan Tahun akan menjadi saksi kesenanganku hari ini. Dia bernyanyi dengan suara yang merdu sampai aku lupa ada kelas matematika hari ini.

Rambut, Alis, mata, hidung, bibir semuanya sangat sempurna untuk dijadikan sebagai suami idaman. Suara sorai-sorai yang keras menyebut nama sang artis idolaku, akupun ikut memanggil namanya sambil melompat-lompat melambaikan tanganku. Girang sekali rasanya bisa berdiri dilapangan dikelilingi orang-orang, , andai aku bisa seperti dia, dia yang dicintai oleh seribu manusia, dan dikelilingi penjaga-penjaga setia. Setelah bernyanyi dia mengucapkan beberapa kata untuk ucapan terimakasih kepada fans setianya. Aku dengan semangat terus bersorak memanggil namanya sampai pandangan semua orang tertuju kepadaku, jujur aku sangat malu. Seorang penjaga menghampiriku, aku kira aku akan diseret keluar dari lapangan. Aku tidak akan tahu betapa sakitnya dikeluarkan dari lapangan. Penjaga itu menyuruhku masuk kedalam panggung, aku tidak menyangka berdiri diatas panggung tepat disamping sang artis idolaku. Aku memeluknya, mengajak foto bersama, dan beberapa kali menyalim tangannya sampai membuat semua orang iri padaku. Aku tidak tau kesenangan seperti apa yang ada dalam diriku tapi yang pasti hari ini adalah hari bersejarah bagiku.

Usai konser aku kembali kekampus. Aku mendengar suara heboh diruanganku. Aku bergegas memasukinya dan bertanya ke Riri. Aku menghampiri Riri yang sibuk dengan Handphonenya.

"Ri, Ada apaan sih? Kok bising banget." Tanyaku sambil duduk.

"Tau tuh.. Tanya aja ke Dean."

"Ih... Susah banget minta info."

Riri memang tidak pernah peduli soal berita-berita yang menurut dia tidak masuk akal. Riri hanya perduli dengan Handphone dan kekasih barunya.  aku mencari Dean dan akhirnya kudapati Dean sedang membaca Novel.

"Hai Den, asik banget keknya baca Novel. Novel apaan sih?" Tanyaku basa basi.

"Eh, Son. Novel cinta, darimana aja Lo?"

"Cintaan mulu Lu, pacaran makanya."

"Udah, kamu aja yang belum punya pacar."

"Apaan sih.."

"Lo darimana aja tadi? Pak martin minta tugas, dan antar keruangannya."

"Tadi gue nonton Konser, seru banget tau. Nanti temenin gue ngantar tugas yah."

"Malas ah, Lo pergi sendiri aja."

"Nanti gue beliin Novel deh. gimana?"

"Setuju!!"

Dean yang super duper doyan membaca Novel, terkadang membuatku geram sendiri.
Bukan hanya aku saja yang geram tetapi keluarga nya bahkan pacarnya saja juga ikutan geram. seisi kamarnya dipenuhi dengan berbagai macam judul Novel. Komedi, Horor, Rumah tangga bahkan Novel Percintaan dia punya. Kecuali Novel Porno, jika dihitung dengan Rupiah harga semua Novel Dean bisa membeli rumah baru.
Selain hobby nya membaca Novel, Dean juga berbakat bermain musik. itulah kenapa pacarnya sangat setia walau tidak banyak waktu kebersamaan.

"Den, tadi kenapa sih ? heboh banget." Tanyaku mengingat.

"Katanya ada mahasiswa baru di jurusan kita."

"Tapi kok sampai heboh banget."

"Katanya sih maba nya cowok ganteng."

"Yang bener?" Kataku heboh

"Apaan sih, Gantengan gue kali dibanding Maba."

"Yee... itu iri nya Lo."

Mendengar informasi dari Dean membuat semangatku pulih kembali, membayangkan cowok ganteng melamarku diruangan kelas. Teman-teman teriak mengucapkan selamat untukku, memberikan banyak bunga, menyanyikan lagu romantis.

MATI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang