Berat bagi Dean

2 3 1
                                    

"Sonnn...."Teriak perempuan paruh baya dari kejauhan.

Aku seperti berada di atas panggung, menghibur para fans ku yang bersorak-sorak memanggil nama ku dengan semangat yang luar biasa. Aku menjatuhkan tubuhku diantara para fans ku, dan mereka mengangkat ku dengan kekuatan yang tidak bisa ku bayangkan, mereka masih terus menyebut nama ku.

"Sonia.... Sonia... Sonia..."

"Sonia i love youuuuu....."Teriak salah satu penonton ke arahku. Dan tiba-tiba terdengar suara yang memanggil namaku yang kurang jelas ku dengar. Mataku perlahan lahan terbuka, melihat lihat dihadapan ku yang sudah terlihat jelas ada Mama yang berusaha membangunkan ku dari mimpi yang terlihat nyata ku rasakan. Setalah aku benar-benar tersadar, aku bingung bagaimana bisa aku dengan sekejap sudah berada di atas sofa, itu benar-benar ajaib. Ku pegang Kepala ku yang terasa pusing, seperti nyawa ku hanya tinggal beberapa hari lagi. "Auuuhhh"Jeritku kesakitan.

"Son...son... Bangun Nak"panggil Mama menyodorkan teh hangat untuk ku.

"Makasih Ma"mengambil teh hangat dari tangan Mama.

"Aku kenapa Ma?"Tanyaku meletakkan gelas ke atas meja.

Mama menaikkan alis kanan nya, dan memegang tanganku dengan tiba-tiba.

"Kamu tadi pingsan Son"Jawab Mama khawatir

Ku coba untuk mengingat insiden yang terjadi pada ku, semakin membuat kepala ku semakin pusing. Aku menyandarkan tubuh ku kembali di atas sofa untuk istirahat kembali. dan tanpa sadar aku duduk kembali sepertinya aku sudah mengingat apa yang terjadi padaku.

"kenapa Son?" Tanya Mama bingung.

"Aku ingat Ma, aku ingat... Aku lagi berantam dengan Dean Ma, sampai lupa makan siang Ma"Jawabku memasang wajah sedih. Rasa sedih ini sangat membuatku jantungku tidak nyaman. Aku memegang dada ku yang sesak dan ku tepuk-tepuk beberapa kali.

"Kalian berantam kenapa?"Tanya Mama mengelus rambutku. Terlihat dari wajah Mama sangat khawatir padaku, Mama terus mengelus rambutku dengan lembut, memandangi wajah ku yang terlihat sedih. Mama seperti ingin membantu ku, tapi ini masalah pribadi ku dengan Dean. Mama tahu kalau aku dan Dean sangat dekat, dan sudah biasa bagi Mama jika aku dan Dean renggang yang paling pada akhirnya akan rujuk kembali.

"Dean tuh Ma, masa gara-gara Sonia bahas Jacob terus dia ngambek sama Sonia"Kata ku dengan ekspresi kesal.

"Jacob siapa Son?"Tanya Mama penasaran.

"Jacob mahasiswa baru Ma, teman sekelas Sonia di kampus"

"Ohhh"singkat Mama agar aku tidak kesal lagi, Mama berdiri dan kembali melakukan aktifitas biasa Mama. Bisa ku tebak Mama tidak peduli dengan urusan anak muda, karena ini hanya permasalahan yang tidak begitu rumit.

Aku yang kesal menarik selimut dan kembali tidur untuk menenangkan pikiran ku. tidak ingin ku terlalu kepikiran sama Dean.

***** _Dirumah Dean_

"Aaarrrrggghhhhh" Kesal Dean mengacak-acak rambut nya.

Dean merebahkan diri di atas kasur sambil melihat langit-langit dinding, terbayang sosok Sonia yang manis yang semua lelaki akan menyukai nya. Dibanding kekasih nya saat ini memang lah Sonia masih pemenang. Selain Cantik, Sonia juga memiliki keunikan yang menurut Dean sangat jarang ditemui, walaupun IQ Sonia sangat rendah tetapi yang membuat Dean jatuh hati padanya bukanlah karena IQ yang di miliki Sonia melainkan karena keunikan yang ada pada diri Sonia.

"Kenapa coba aku tiba-tiba kesal sama Sonia?"Kesal Dean yang timbul rasa penyesalan dalam dirinya. hari ini begitu berat bagi Dean, hanya perkara Sonia selalu menyebut-nyebut nama Jacob setiap mereka berjumpa. Pikiran Dean dipenuhi dengan Sonia yang selalu membuat Dean bahagia bila berada di sisi Sonia tetapi setelah mengingat nama Jacob, pikiran itu tiba-tiba berubah menjadi amarah yang membuat Dada Dean terasa sesak. Padahal Dean memiliki kekasih yang pengertian, sangat baik terhadap Dean, selalu menerima kekurangan Dean, selalu ada disaat Dean sedang terpuruk, itulah yang menjadi nilai plus kekasih nya yang tidak bisa dia lepaskan. Tidak ingin berada di posisi yang sulit, Dean tiba-tiba membuka ransel nya dan mengambil Novel yang dibeli nya bersama Sonia. Dean memandangi Novel itu dan senyum-senyum sendiri padahal ini bukan kali pertama nya Sonia membelikan Dean Novel. Entah mengapa Novel ini sangat spesial bagi nya , Novel yang berjudul Sahabatku Cinta Pertamaku. Rasanya sangat aneh di rasakan Dean, tetapi itulah yang menjadi kenyataan pahit untuk Dean, harus menerima pukulan-pukulan di setiap dada nya.

"Kamu kenapa sayang?"Tanya Mama Dean yang tiba-tiba sudah berada di atas tempat tidur Dean.

"Ehh.. Mama"Kata Dean terkejut mengubah posisi tidurnya menjadi posisi duduk, begitu juga dengan Mama Dean.

"Kok Mama udah disini aja, biasanya juga ngetuk kamar Dean dulu"Sambungku melihat Mama.

Mama mengelus rambut Dean,

"Tadi kan Mama sudah ngetuk kamar kamu, kamu nya ngk denger, daripada Mama nunggu lama jawaban kamu, Mama langsung masuk aja"Jawab Mama dengan senyuman penasaran.

"Hayooo kamu lagi mikirin apa?"Ledek Mama menyentuh hidungku dengan jari telunjuk Mama.

"Biasa Ma, Mama kayak ngk tau aja pikiran Dean"mengelus-elus paha ku berharap Mama memberi masukan.

"Sonia?, atau kekasihmu?"Tanya Mama dengan wajah yang penuh pertanyaan.

"Yahh Sonia lah Ma, memang pernah aku cerita ke Mama soal kekasih Dean?"

"Kamu itu ya... Sudah punya kekasih tapi masih kepikiran sama cewek lain"

"Habis gimana Ma, Sonia ngk pernah peka orangnya"

"Tapi ngk harus seperti itu nak, itu sama aja kamu menyakiti hati kekasihmu, tidak baik seperti itu."Nasihat Mama menyadarkan Dean.

Mama Dean sepertinya tidak setuju dengan pikiran nya saat ini, Dean menghela nafas dan memandangi layar Handphone nya yang sedari tadi dipegang, ada foto dirinya dengan Sonia yang terlihat bahagia.

"Kamu harus terima sayang, kamu sudah memiliki kekasih, jangan sakiti kekasihmu."Kata Mama menepuk punggung Dean.

"Kekasihmu juga baik, lembut, apalagi dia sangat memahami sayang"Sambung Mama Dean.

"Iya Ma, Dean akan coba untuk menerima kekasih Dean saat ini"Dengan berat hati Dean menggantikan foto yang ada dilayar Hp nya dengan fotonya bersama kekasih nya, dan menghapus semua foto dirinya dengan Sonia di Galeri Handphone nya. Dean mengeluarkan air mata, perasaan berat yang di terima tapi ini yang terbaik bagi Dean agar perasaan nya tidak terlalu dalam ke Sonia.

"ini sudah benar kan Ma?"Tanya Dean melihat Mama nya sambil menangis lalu memeluk Mama nya. Hati nya 100% belum sepenuhnya menerima kenyataan yang di terima dalam diri nya. Menghilang tanpa kabar bahkan benar-benar hilang di hadapan Sonia.

"yang kuat ya sayang... Kamu Pasti bisa melalui nya"menenangkan Dean yang sedari tadi ikut merasakan perasaan Dean.

BERSAMBUNG....

MATI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang