2

26 5 1
                                    

Keesokan harinya...

Grecya memberi tahu Livy dan Jenni bahwa ia berubah pikiran dan memutuskan ikut menonton pertandingan basket hari ini, jadi Livy dan Jenni on the way ke rumah Grecya.

Tok...tok...

"Kak... ada yang nyariin, cepet ke bawah"

Juan, adik Grecya memanggilnya sambil mengetuk pintu kamar Grecya. Ia pun segera mengambil ponselnya diatas nakas, lalu keluar kamar.
"Kemana? Tumben keluar hari Minggu?" Ucap Juan sambil memainkan game diponselnya tanpa menoleh kearah Grecya.
"Kepo" ucap Grecya sambil menoyor kepala adiknya yang sedang fokus bermain game.
"Ih, gara-gara elu, game over ah" ucap juan sambil mengerucutkan bibirnya lucu, Grecya yang tak tahan pun langsung mencubit pipi Juan yang seperti mochi, lalu pergi berlari keluar rumah.

"GUE PERGI DULU, KALO MAU KELUAR KUNCI PINTU NYA" teriak Grecya saat sudah didepan pintu.

Di depan gerbang rumah Grecya sudah ada Livy dan Jenni yang tengah melambaikan tangannya, Grecya pun membalasnya.
"Umm, Cya," ucap Livy sambil tersenyum memperlihatkan gigi rapihnya.

Grecya yang tampak curiga pun mengangkat satu alisnya seolah mengatakan 'kenapa?'.

"Hehe jadi gini, motor gue tiba-tiba kempes, jadi gue service disana,"
Grecya tidak menjawab, menunggu Livy melanjutkan bicaranya.
"Jadi kita reptil aja, atuh" ucap Jenni melanjutkan pembicaraan Livy.

"Reptil? Hewan?" Ucap Grecya bingung.
"In my Bandung city we called, reptil (rempet tilu) artinya kita naik satu motor ini bertiga" ucap Jenni sambil nyengir kuda, Grecya memukul kedua temannya yang akhirnya meringis kesakitan. "Hei, lu pikir kita cabe-cabean?!" Ucap Grecya merotasikan bola matanya tak habis pikir dengan teman-temannya itu.

"Ish udah deh, Cya" ucap Jenni langsung bersiap menyalakan motornya.

"Kita gaada pilihan lain, motor lu disita kan sama bokap lo?" Ucap Livy.

Grecya mengiyakan perkataan Livy dalam hatinya.Benar juga, motornya disita ayahnya karena minggu lalu ia pulang malam karena pergi sendiri ke taman kota untuk merefreshkan otaknya, sampai pulang sekitar jam 11 malam.

"Ya bene--"

Belum selesai melanjutkan bicaranya, Grecya langsung didorong Livy agar duduk di jok motor. Setelah mereka semua naik, Jenni melajukan motornya ke sekolah.

Sesampainya disekolah Grecya masih terus menyumpah serapahi Livy dan Jenni yang tengah tertawa seperti tak ada dosa.
Grecya malu, karena tadi mereka sempat nyusruk kesebuah selokan yang untung tidak ada airnya.

"Ehehe maap ya sayangku, kalian sih duduknya gak mau diem jadi kan motornya oleng" ucap Jenni, Grecya hanya merotasikan bola matanya malas menanggapi manusia-manusia yang kini berjalan dengannya.

"Grecya!!"

Grecya dan teman-temannya ikut menoleh saat ada yang memanggilnya.

Mahesa, teman sekelas Grecya yang memanggilnya.

"Eh ada Livy sama Jenni, mau nonton basket ya?" Ucap Mahesa basa-basi.
"Menurut lo?" Jawab Livy seadanya, Mahesa hanya tersenyum yang membuat siapa saja akan tenggelam dalam senyuman indahnya. "Dukung sekolah kita ya" ucap Mahesa yang sedari tadi enggan mengalihkan tatapannya dari gadis dingin yang sedang memainkan ponselnya, Grecya.
"Pasti lah, ya kali kita dukung sekolah orang" ucap Jenni.
"Kalo gitu gue duluan ya, bentar lagi mulai" ucap Mahesa lalu pergi.
Livy dan Jenni yang sepertinya menyadari tingkah Mahesa pun saling beradu pandang.

"Cya, " panggil Livy, membuat Grecya menoleh.

"Keknya...

Mahesa suka sama lo deh"


Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang