Selamat Membaca...
.
.
.
Tidakkah letih kakimu berlari..
Ada hal yang tak mereka mengerti..
Beri waktu tuk bersandar sebentar..
Selama ini kau hebat..
Hanya kau tak didengar..
Senandung Nala yang sedang berdiri di balkon kamarnya
"Dek abang mau cerita." ucap Alan yang baru saja masuk ke kamar mereka dan berjalan mendekati sang adik
Nala menoleh sebentar ke arah abangnya yang sudah berada tepat disampingnya, lalu kembali menatap lurus ke depan. Kadang ke langit.
"Abang pernah mimpi ketemu bunda dan kamu."
"Bunda bilang untuk lindungin kamu."
"Dan kamu yang di mimpi juga nyuruh abang buat sama sama kamu terus."
"Tapi kan kamu ada di sini?" ucap Alan yang terkesan bingung di akhir
"Bang, jika Na bukan Nala adek abang gimana?" tanya Nala menatap langit malam bertabur bintang
"Apa abang masih sayang sama Nala?" tanyanya lagi, tapi kali ini menatap tepat pada kedua mata Alan
"Jika Nala pergi, apa abang akan nangisin Nala juga?" tanya Nala kali ini dengan tersenyum sedih
"Kamu ini ngomong apa?" ucap Al
"Abang percaya transmigrasi atau perpindahan jiwa." ucap Nala dan Alan hanya diam mendengarkan
"Jiwa Nala yang sekarang mengalami semua itu."
"Nala yang sekarang, bukan Nala yang dulu."
"Bukan Nalanya abang."
"Nala yang sekarang, diisi oleh jiwa seorang anak gadis dengan kehidupan yang tidak jauh beda dari Nala yang dulu."
"Yang dituntut dewasa oleh keadaan."
"Nala gak punya ayah, Nala hanya punya mama dan dua adik perempuan Nala."
"Tapi Nala gak ingat dengan wajah mereka."
"Ingatkan waktu pertama kali Nala bilang, kalo Nala gak punya saudara laki laki, kembar apalagi abang." ucap Nala diangguki Alan
"Seharusnya Nala udah ada di atas sana, menjadi salah satu bintang bersama bunda dan Nala." ucap Nala dengan pandangan lelahnya menatap bintang
"Tapi, Nala harus mengabulkan permintaa bunda dan Nala."
"Abang mau tau apa isi permintaannya?" tanya Nala menoleh pada Alan yang sedari tadi hanya diam sambil memperhatikan Nala berbicara
Alan masih tidak merespon sama sekali. Dan Nala memposisikan seluruh tubuhnya menghadap ke arah Alan.
"Na harus memastikan kebahagian abang Al dan menyelamatkan keluarga tuan Darius dari dia dan ayahnya."
"Sebentar lagi, suatu hal yang buruk akan terjadi pada keluarga ini."
"Dan Na akan melindungi kalian."
"Karna kebahagian dan keselamatan kalian nomor satu."
"Jika suatu saat nanti, Na pergi meninggalkan kalian semua."
"Abang harus tangisin kepergian Na ya, walau Na bukan adek abang." ucap Nala memeluk Alan
Alan terdiam, masih mencerna setiap perkataan sang adik. Hingga, tiba tiba terdegar suara tembakan sebanyak tiga kali, dan itu mengenai tubuh Nala.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus aku... (END)
Teen FictionDia yang terlahir sebagai anak perempuan pertama. Sedari kecil sudah harus merasakan kerasnya hidup. Ketika saat menyelamatkan sang adik, ia mati akibat tertabrak mobil. Bukannya ke akhirat, ia malah mengisi tubuh seorang anak perempuan satu satunya...