Chapter 4

1.4K 14 0
                                    

Pada akhirnya aku tidak membicarakan apapun ke istriku selain masalah sedang di bantu bos ku tetapi dengan aku harus bekerja membantu dia sehingga jadwal kerja ku menjadi sedikit lebih padat. Untung nya Gina tidak mempermasalahkan dan ikut sedikit lega. Tapi lagi lagi sepertinya cobaan ku tidak sampai disini saja. Setelah kami makan malam, Gina memberitahu hal yang gak ku duga duga.

"Aku hamil mas" ucapnya.

Ini sekejap bingung apakah harus senang atau sedih. Satu sisi aku percaya mendapatkan keturunan adalah sebuah rejeki untukku tapi disisi lain mengingat kondisi keluarga kecil kami saat ini seperti sebuah cobaan tambahan. Tentu saja Gina harus mendapatkan nutrisi lebih, kemudian ada anak ku yang pertama yang sampai sekarang masih terus harus mengonsumsi susu formula, begitu juga kami orang tua nya yang pasti harus makan setiap hari.

Aku memeluk Gina menutupi kesedihan ku. Salah ku juga untuk tidak pernah mendengar keinginan nya menunda kehamilan terlebih dahulu selagi kami sedang dalam masa merintis. Dengan berbagai macam cobaan itu membuat tekad ku malam ini benar benar bulat dengan apa yang kusepakati dengan pak Rio.

....

Seminggu sudah kami menjalani latihan di tempat nya. Kami selalu latihan mulai dari jam 9 pagi hingga pukul 7 malam dengan beberapa kali istirahat. Pak Rio saat pagi tidak akan ada di tempat latihan. Aku dilatih oleh pak Jaya yang memiliki postur tubuh yang sama besar dan gempal nya dengan pak Rio juga dengan ku. Setelah ku lihat lihat selama seminggu ini, memang hanya aku yang berlatih disini dan akan dijadikan petarung satu satunya pak Rio karena menurut penuturan pak Jaya, petarung sebelum nya tidak ingin melanjutkan kontrak nya karena harus menikah dan pindah ke kampung nya.
Selama seminggu ini juga aku mendapat pengalaman dan dasar dasar bertarung yang diajarkan Pak Jaya sedangkan pak Rio sore nya saat datang lebih sering memberikan masukan dan juga mengatur pola makan ku. Aku diberikan makanan makanan berprotein tinggi yang menurutku itu sangat mahal sehingga membuatku merasa berhutang budi karena pak Rio yang mau membimbingku.
Sekali saat mencoba latihan bertanding dengan pak Jaya, pipi ku sedikit memar dan ditanya oleh Gina saat aku sampai rumah.
Yang hanya bisa kukatakan hanya aku membantu pak Rio melatih di sebuah pusat kebugaran untuk Boxing karena jika Gina mengetahui tujuan sebenarnya, bisa bisa dia tidak mengizinkan ku mengambil peluang ini.

Nyaris 3 minggu aku sudah latihan dan performa ku di akui oleh pak Jaya dan Pak Rio,

"5 hari lagi kita akan bertanding, pertandingan pertama mu. Ini pegangan untuk mu di awal 3 minggu latihan ini. Kalau pertandingan nanti menang, saya kasih setidak nya 3 kali lipat dari ini belum termasuk uang bulanan mu" ucap nya

Aku menerima amplop itu dan melihat isi nya. Benar benar banyak. Melihat sesuatu yang sangat besar diluar perkiraan ku ditambah diiming imingi sesuatu lainnya yang lebih besar nanti membuat ku hanya bisa menerima dan senang karena setidak nya ini bisa membantu keluarga kecil ku juga tabungan untuk lahiran istriku nanti nya.

Badan ku semakin lama semakin berisi dan kekar karena konsumsi protein dan nutrisi lainnya yang diberikan pak Rio dan pak Jaya. Performa ku juga terus mengalami peningkatan hingga hari itu tiba.

BUKU 28 - DIPERDAYA PAK ROYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang