six: mating and we go be parents!

7.7K 509 3
                                    


Senyuman teduh ia sunggingkan, tangan kirinya dia angkat untuk menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Jean sebelum memegang pipi sahabatnya itu dengan penuh kelembutan.

"Iya, gue bakal bilang setelah kita mating, lo siap buat mating sama gue?"

"Tapi kita bukan mate, Mark."

"Kata siapa?"

"Kata gue karena nggak ada tanda-tanda yang menjurus kalo kita itu mate,"

"Ada,"

"Nggak ada, jangan ngaco deh lo,"

"Inget nggak gue sering ngomelin lo gara-gara bau feromon lo itu sangat amat menyengat walaupun udah lo kontrol? Dan lo sering cerita kalo elo kadang-kadang ikut sakit disaat gue sakit, di saat gue lagi makan lo sering tanya sama nebak gue lagi makan apa dan tebakan lo selalu bener, inget?"

"Inget .... tapi kenapa lo tadi ngelak?"

"Karena gue kaget, Jen, kaget banget sampe ngeblank,"

"Terus kenapa waktu lo rut dan minta tolong ke gue tetep aja ngeyel? Harusnya lo udah tau resikonya, kan?"

Jean berusaha untuk tidak membentak Marco. Dia bingung sekali dengan cara Marco berpikir. Sadar kalau mereka mate tapi tidak sadar resiko saat hendak berhubungan seks dengannya waktu itu, aneh sekali.

"Jujur, gue awalnya ngelak. Gue emang nggak tau kalo ternyata apa yang dijelasin sama pimpinan pack soal enigma dan alpha jika terjadi mating bakal jadi nyata, gue nggak percaya kalo seorang alpha bisa hamil, Jen. Makanya gue ngelak, tapi sekarang gue bisa mencerna semuanya dengan baik dan mau menerima apa yang ditakdirkan sama Dewi Bulan,"

"Mark ... ucapan lo bisa gue percaya?"

"Bisa, gue akan terus pegang omongan gue sampai kapanpun," Marco iseng menoel hidung Jean, "siap mating sama gue?"

"Tapi—uwaaaa! Turunin gue Mark!!"

Jean memberontak minta diturunkan, Marco yang menggendongnya dengan gaya karung beras membuat Jean pusing. Tapi ada yang lebih penting daripada itu: Jean takut pada hasil bercinta mereka! Soalnya Marco itu bringas, bisa-bisa tubuh Jean bakal dipenuhi ruam keunguan besok pagi.

"Turunin gue Mark! Gila, ya lo! Gue nggak mau!"

"Satu ronde aja, kok!"

"Enggak!! Enggak! Enggak mau!"

"Harus mau!"

"Setan! Mating sama knotting tuh sakit anjing!"

"Emang lo udah ngerasain?"

"Belom lah! Tapi kata Reynolds sakit!"

"Kalo sakit ya tinggal njerit aja, ngapain panik?"

Pintu ditutup, Jean pasrah sudah.

Jika Marco bilang satu ronde cukup maka itu sebuah kebohongan besar. Karena kenyataannya satu ronde itu tidak cukup bagi Marco dan Jean meladeninya setengah mati menahan rasa sakit.

Kuberi tahu, saat mereka melakukan mating, taring yang menancap di perpotongan leher Jean dibarengi dengan knotting membuat Jean pusing luar biasa karena rasa sakitnya bertambah dua kali lipat. Dia menjerit keras sampai buku-buku jarinya memutih karena tangannya terkepal begitu erat.

Sialan, kenapa tidak ada yang bilang kalau rasa sakitnya lebih sakit dari apapun!

Marco sih santai saja, dia bagian memberi jadi ya tidak merasakan sakit seperti yang dirasakan Jean sebagai penerima.

"You're so sexy, Jeano El Andalas." bisik Marco di telinga Jean.

"Gila lo Mark!" Jean menoyor kepala Marco setelah mereka selesai, "dasar Marco brengsek Andalas."

"Gue dapet nama tengah baru ya?" Marco terkekeh geli.

"Diem! Gue masih sakit anjing!" ketus Jean seraya mencubit lengan Marco.

-selesai-

I'M OMEGA NOW?! |•MarkNo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang