Are You the One (The Possession of My Beloved)

Bab 18 - Tanda Cinta

Cui Xingzhou berlatih dengan tentara di kamp militer sepanjang hari. Dia tidak memiliki nafsu makan yang sama dengan para remaja putri dan pangeran yang hidup santai di pemerintahan.

Selain sepiring pangsit telur kepiting, Lian Binglan juga menyiapkan secangkir kecil sup sarang burung walet dan sepiring daging yang diawetkan dengan saus madu.

Meski jajanan istimewa ini enak, namun setelah beberapa suap, perut dan ususnya belum sepuas roti isi kukus besar yang dibuat dari adonan ragi dan ditambah isian lobak oleh Hamba Li.

Namun, Cui Xingzhou dengan sopan meninggalkan satu di piring, menunjukkan bahwa dia puas, dan dengan hangat memuji kemampuan sepupunya memasak makanan ringan.

Pipi Lian Binglan memerah. Dia hanya mengatakan bahwa dia akan membuatkan yang indah untuk sepupunya lagi jika dia punya kesempatan di masa depan.

Dia tidak menyebutkan surat rekomendasi ayahnya kepada sepupunya. Sebaliknya, dia berbicara tentang kehidupan sehari-hari Permaisuri Tua secara detail. Melihat sepupunya tersenyum tulus, dia dengan bijaksana bangkit dan mengucapkan selamat tinggal.

Namun, sebelum pergi, dia melihat dompet Cui Xingzhou yang setengah terpakai dengan dupa tergantung di pinggangnya. Dia merasakan sedikit kebahagiaan di hatinya, tersenyum manis, dan berkata, "Dompet ini tidak disulam dengan baik. Sulit bagimu untuk memakainya sepanjang waktu. Besok, aku akan menyulam yang baru untukmu..."

Cui Xingzhou mengaitkan sudut mulutnya dan berkata sedikit, "Saya tidak suka yang baru. Saya sudah terbiasa menggunakan ini dan tidak perlu mengubahnya. Terima kasih atas niatmu."

Dompet yang melingkari pinggangnya memang merupakan benda pertunangan yang dikirimkan sepupunya dari mak comblang saat ia bertunangan.

Sebenarnya hasil bordirnya bagus banget. Menurut mak comblang, itu disulam sendiri oleh Nona Lian. Gaya unik anggrek terpencil di lembah yang sepi ini sangat cocok untuk pria. Maka untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada sepupunya, dia selalu memakainya di pinggangnya.

Seperti yang dikatakan Cui Xingzhou, dia adalah pria yang tidak suka mengejar hal-hal baru. Asalkan dipakai dengan lancar, bisa dipakai selamanya.

Begitu pula dompetnya, begitu pula orang-orangnya. Untuk calon istrinya, dia tidak berharap banyak, dan dia tidak berharap ide di kamar kerja akan berdampak besar. Istrinya hanya perlu mempunyai watak yang lembut dan berbudi luhur. Pekerjaan lain memiliki gadis pelayannya sendiri untuk dikerjakan.

Namun, ia selalu percaya bahwa yang ada di dompet itu adalah kelembutan jarum dan benang jahitan tangan Lian Binglan, hingga ia menyelamatkan Liu Miantang.

Liu Miantang mengidentifikasi bahwa Cui Xingzhou adalah tunangannya berdasarkan dompetnya.

Namun, Liu Miantang tidak memiliki kesombongan seperti nyonya kamar kerja. Ketika dia bertanya tentang dompet itu secara implisit, dia dengan jujur ​​​​menjelaskan bahwa meskipun dompet itu adalah mas kawinnya, itu tidak dijahit olehnya, dan ketika dia sedang memilah-milah daftar maharnya di tengah jalan dengan gadis pelayannya, dia tiba-tiba menemukan bahwa dia punya membawa dompet lebih sedikit, jadi dia membelinya dari penyulam asing di stasiun pos.

Dikatakan bahwa penyulam diminta oleh seorang pejabat di Negara Bagian Zhen untuk menjadikan mahar sebagai "menjahit pengganti". Bisnis semacam itu adalah rahasia diam-diam Dinasti Yan Agung di rumah keluarga kaya.

Meski para remaja putri dari keluarga kaya raya ini mengaku mahakuasa dalam bidang musik, catur, kaligrafi, dan melukis, namun terkadang mereka memiliki kekurangan. Banyak wanita yang menyulam mengambil alih tempat mereka dalam menjahit. Kebanyakan dari mereka bepergian ke luar negeri untuk membuat mahar bagi gadis-gadis yang tidak bisa menjahit dengan baik, dan mereka tidak mencari ketenaran. Setiap keluarga memiliki gaya sulamannya masing-masing, yang membuat pelanggan yang merupakan wanita dari keluarga kaya tetap menjaga reputasi baik mereka sebagai orang yang cerdas dan gesit.