hai, nestapa.
Berniat membuatku kembali terluka?
Sayang sekali kau terlambat. Dengan mendatangkan tubuh yang biasa kupeluk, tangan yang biasa kugenggam, kepala yang biasa kubelai, dan jiwa yang biasa kurangkul, tidak akan bisa membuatku jatuh untuk kesekian kalinya.Sudah sembuh?
Jawabannya tentu saja belum.
Berdamai dan menerima keadaan sudah menjadi pilihan yang seharusnya, meskipun tentang kenyataan tidak bisa kuterima.
Suara yang masih lembut di telinga, raut muka yang manis apa adanya, serta pola berjalan yang masih diingat seperti dulunya. Masih menjadi ciri khas bagaimana aku menyukai, mengagumi, mencintai, dan menyayanginya.Tapi nestapa, setidaknya aku berterimakasih kepadamu. Walaupun tidak berinteraksi terlalu banyak, meskipun keadaan tidak seperti dulu, setidaknya rindu yang sudah lama menggunung rupanya bisa terpecahkan dan bisa diredakan dengan temu yang tak bertemu sua, dengan mata yang hanya menatap, dengan senyum yang tak berbalas, dengan suara yang tak berbalas, dengan ada yang tak nyata. Selanjutnya, siksa dan luka apalagi yang akan kau berikan nestapa?
Aku menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang
Teen FictionPerkara Berjarak Nyata namun fana. Di bawah langit yang sama, namun beda pijakan. Ada banyak bayang buyar. Ada juga memori berlalu lalang di dalam sel ingatan. Bermodal materi, waktu, hati, dan kepercayaan. Berusaha menjadi yang terbaik untuk diri s...