01

463 21 0
                                    

Hanya tulisan, tolong jangan dianggap kenyataan. Apalabila ada kesamaan dengan karya cerita yang lain, saya anggap itu suatu kebetulan. Ini pure pikiranku, g ada sangkut paut dengan visualisasi yang saya pinjam dari idol. Jangan dimasukin kehati, cukup dibaca sebagai hiburan semata. Apabila ada yang ketrigger dengan jalan ceritanya, maaf saya tidak bermaksud apa-apa hanya ingin menulis apa yang ada dipikiranku. Seumpama gaya tulisan dan bahasanya acak-acakan dan kadang semraut, saya tidak terbiasa dengan bahasa baku, saya lahir dan dibesarkan diluar pulau Jawa jadi tata bahasa ku agak semrautan. Mudah-mudahan bisa dimengerti tulisanku. Terima kasih. Enjoy mley.

__________________🦋🐺___________________

Dia, Joel Sagala, mata setajam serigala, tubuh tegap dan berbahu lebar, anak yang punya segudang bakat, dan seorang remaja yang mempunyai impian seluas angkasa.

Tidak ada yang tau, dibalik tubuh yang hampir sempurna tersimpan rahasia kelam suatu saat akan meledak laksana bom waktu. Joel kecil, ditinggalkan oleh orang tua yang kadang hanya datang untuk membuat kekacauan dihidup Joel, ternyata dilecehkan oleh supir angkot yang biasa dia tumpangi sehari-harinya. Tidak ada yang tau peristiwa itu disekolahnya, dia menyimpan aib kelamnya sendiri. Joel kecil gempal, pada hari itu juga kehilangan harga dirinya. Dan karena hal itu pulalah, Joel kecil yang gempal berubah jadi serigala kejam yang tertutup oleh kepalsuan pribadinya. Karna hari itu juga, Joel kecil bersumpah untuk menghancurkan warna putih kehidupan, karena bagi dirinya putih itu hanya kepalsuan. Tapi meski begitu, Joel tidak suka akan kekerasan, dia hanya anak tertutup dengan dunia yang dia pikir sangat kejam untuknya.

Joel remaja, bertransformasi menjadi remaja berkarismatik, dengan kecerdasan diatas rata-rata teman sekolahnya, menjadi anti terhadap dunia, tanpa teman tanpa sahabat, menutup dirinya akan pergaulan. Bagi dirinya manusia itu hanya pribadi yang penuh dengan sifat hitam kelam nan pekat. Bagi dirinya tidak ada yang baik, semuanya jahat, palsu dan omong kosong.

Disini, diruang guru, Joel dengan tidak sengaja melihat seorang guru pindahan. Guru dengan aura pekat dan tegasnya, membuat Joel pertama kalinya risih beradu pandang. Raden Hanenda Wangkawa Wahyatma Spd, Mpd, begitu nama yang Joel baca sekilas di buku absensi para guru. Hanenda siapa pun melihatnya pasti bakalan terpesona, dengan tubuh tinggi dan tegap, kulit putih susu, mata hitam kelam senada dengan rambutnya, hidung mancung menjulang, belum lagi menyandang gelar didepan dan belakang namanya. Dan detik itu juga Joel berpesan kepada dirinya untuk tidak bersinggungan dengan Hanenda, sang guru matematika yang baru.

Joel, yang selalu memilih diperpustakaan untuk mengistrahatkan tubuh dan pikirannya. Dia lebih suka mengasingkan dirinya disini, dibalik rak rak buku tua sekolah yang keberadaannya tidak akan diketahui oleh penghuni sekolah. Joel menopang sebagian tubuhnya dengan tangannya untuk menidurkan matanya yang mengantuk. Seketika Joel membuka matanya setelah dia mendengar kegaduhan. Joel bertanya-tanya ada keributan apa yang terjadi diluar. Joel pun berjalan dengan rasa curiga, dan dia pun mempertanyakan dirinya kenapa dia sangat ingin tau padahal selama ini dia tidak akan bergeming dengan kejadian apapun disekolahnya. Joel mengintip dibalik jendela, dan dia melihat teman kelasnya Awan sedang bertengkar hebat dgn anak kelas sebelah yang Joel tidak tau namanya. Seketika terdengar gertakan kencang yang membuat Joel tersentak kaget. Wooahh suara yang berat dalam dan tegas. Keterkejutan Joel makin menjadi, mata serigalanya tidak sengaja bersitatap dengan mata elang Pak Hanenda. Ya, sosok bersuara berat itu Pak Hanenda. Dan itu membuat Joel terpaku ditempatnya dibalik jendela perpustakaan. Segera setelah Pak Hanenda menyuruh Awan dan kawan bersitegangnya itu ke ruang BK, Hanenda pun berjalan ke jendela tempat Joel berada. "Sudah waktunya untuk masuk ke kelas Joel". Meremang, itulah yang dirasakan oleh Joel, seketika seluruh raganya menghangat, kehangatan yang sudah lama Joel tidak rasakan. Tapi ditepisnya perasaan itu. "Perasaan apa tadi itu. Kenapa. Apa yang terjadi?" Joel bertanya-tanya dalam hati sambil melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Entahlah, Joel tidak mau terlalu memikirkannya.

Syama Artjuni [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang