Sehat sehat guys
Jangan lupa makan
Jangan lupa mandi
Jangan lupa BAB
Jangan lupa semangatApalagi? Jangan lupa?
Jangan lupa vote, komen, and? Rameinn dong!!
•
•
•
•Hari ini jam 7.00, tepat setelah bel masuk berbunyi, kebetulan kelas XII B, kelasnya Emmanuel, mendapat mata pelajaran olahraga, guru olahraga nya ada Guntur, memang Guntur ini selain guru Keamanan jaringan, ia juga guru olahraga, bisa dibilang dia guru gak jelas karena hampir semua dia ajar. Ia diSMKN ini sudah mengajar selama 3 tahun lebih, umurnya sekarang ada 26 tahun, termasuk pria idaman karena diumurnya yang masih 26 tahun, sudah S2, dan mempunyai gelar S.KOM.
"Semuanya sudah slessai berganti baju?". Tanya Guntur pada siapa saja yang dapat menjawab.
"Sudahh pakk". Kompak seluruh siswa.
"Hari ini karena bapak males ngajar sesuai materi, olahraga hari ini bebas, mau jungkir balik, mau lompat kaya monyet, mau main bola basket, mau main sepak bola, atau mau main buku tangkis terserah". Ujarnya panjang lebar, meski ditakuti seluruh siswa, namun sebenarnya Guntur ini guru yang tidak ketinggalan zaman, jadi bahasanya juga tidak terlalu kuno.
Mereka semua mulai keluar dari kelas dan mengambil barang yang mereka butuhkan, Emmanuel dan Bina mengambil bulutangkis untuk dimainkan, mereka berdua cukup lihai karena tinggi mereka juga memudahkan.
"Bosen na". Ucap Emmanuel yang sudah malas untuk bermain bulutangkis, ia memberi raket itu ke temanya yang lain, lalu duduk disamping Guntur yang sedang bermain catur bersama teman laki-lakinya, Emmanuel ikut menonton mereka bersama anak-anak yang lain, disamping Emmanuel pun ada teman perempuan nya juga, jadi ia bukan perempuan sendiri ditengah gerombolan para laki-laki.
Mereka fokus pada permainan yang mereka tonton, hingga Emmanuel mendongak dan melihat bahwa akan ada bola mendarat mengenai kepala Guntur.
"PAK!, AWAS!". Dengan cekat tangan Emmanuel melindungi dahi Guntur.
Seketika siswa-siswi yang tadinya fokus menonton permainan catur antara Guntur dan temannya, beralih menatap Emmanuel yang masih memegangi dahi Guntur, sontak ia menurunkan tangannya, sedikit canggung dan malu.
Guntur melirik sedikit ke arah Emmanuel, tersenyum kecil, lalu lanjut bermain catur.
Setelah jam olahraga selesai, dikamar mandi Emmanuel mengganti bajunya, lalu kembali mengingat kejadian tadi saat ia melindungi kepala Guntur.
"Ihh, ngapa gue jadi keinget itu lagi ya". Ucapnya geli sendiri.
"Tapi tadi kalau gak salah dia senyum sedikit tadi"
"GUE KENAPA SIH?!". Emmanuel berteriak sendirian, merasa bahwa ada yang salah dengan dirinya.
"EL, LO GILA YA, TERIAK TERIAK BEGITU!". Ujar Bina dari toilet sebelahnya.
"NA, MENURUT LO KALAU GUE PUNYA PACAR YANG LEBIH TUA DARI GUE GIMANA NA??". Emmanuel bertanya pada sahabatnya itu. Sebenarnya apa yang dia pikirkan sih?
"Selagi saling cinta mah gapapa kali el?, Tapi cari yang kaya!, Kalau mokondo sih, najis gilaa gue!". Seru Bina, benar apa yang dikatakan Bina, buat apa ngejalin hubungan kalau gak ada feedbacknya. Masa iya lo mau makan cinta doang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Pak!
Teen Fiction"pak ini gak bisa" "Coba lagi" "Udah saya coba 10x tetep gak bisa pak!" "Kalau saya bisa, konsekuensinya buat kamu apa? Hm?" . . . WARNING ⚠️ Kalau kalian suka sama ceritaku, tolong ramaikan juga ya, terimakasih... • Sebelum baca, jangan lupa follow...