1. In One Night : The Lane

44 20 11
                                    


"The Lane"

Sumber : Anonymous.

#####

"Waktunya untuk tidur, atau The Line akan menghampirimu."

"Tapi, anak penurut tak perlu takut."

"Tutup mata kananmu perlahan, lalu yang kiri."

"Ucapkan selamat malam dan tidur."

Hingga berumur 10 tahun, aku tak banyak memikirkan arti lagu itu.

Kupikir itu hanya lagu pengantar tidur atau semacamnya yang biasa dinyanyikan seluruh ibu pada anak.

Baru setelah aku cukup besar dan bertanya pada teman-temanku.

Namun, tak pernah ada yang mendengar lagu itu.

Setiap malam ketika aku hendak tidur, ibuku selalu menyanyikan lagu pengantar tidur yang sama.

Dan setiap malam juga, aku akan mengikuti sesuai liriknya.

Aku akan menutup mata kananku ketika lagunya mengatakan begitu, dan kemudian menutup mata kiriku.

Dan setelah kedua mataku terpejam, aku akan mencoba untuk tertidur.

Namun, saat berusia 10 tahun aku justru melakukan sebaliknya.

Aku tak mengharapkan apapun untuk terjadi, berani sumpah demi Pluto yang mencintai Saturnus namun terhalang oleh Venus.

Itu hanya sebuah bentuk pemberontakan seorang anak yang masih duduk dibangku kelas 4 SD.

Aku tak melakukannya saat ibu menyanyikan lagu nina-bobo itu, aku tak ingin dimarahi.

Namun setelah ibu meninggalkan kamarku, aku langsung membuka mataku.

Dan kali ini, aku menutup mata kiriku terlebih dahulu.......

Aku segera membuka mataku lagi, dan aku telah melihat sesuatu.

Seseorang, ditengah cahaya remang yang masuk melewati jendela kamar ku.

Aku melihat sekilas sesosok lelaki, berdiri dipojok ruanganku.

Ia berdiri disana menghadap dinding, dan kupikir ketika aku membuka mata kiriku lagi, orang itu membalik badannya kearah ku.

Namun, ia menghilang.

Aku masih ingat, pikiranku seakan melaju cepat dalam kepalaku.

Aku yakin seperti melihat sesuatu tadi, atau itu hanya imajinasiku saja?

Bagaimana kalau tidak?

Bagaimana jika sesuatu memang ada disana sebelumnya, dan hanya bisa kulihat dengan mata kiriku yang tertutup?

Aku tak pernah melihat ia sebelum nya, ia itu tak pernah mengangguku.

jika ia benar-benar ada, mungkin kah ia tak berbahaya?

Namun, bagaimana jika ia ingin menyakitiku?

Aku takut jika aku melihatnya lagi, tapi aku juga penasaran makanya aku menutup mata kiriku kembali.

Ia tak ada lagi dipojok ruangan, ia kini berdiri tepat disamping ranjang ku.

Dan dari sedikit cahaya remang yang menyinari kamarku, aku bisa melihat jika ia sedang memegang pisau yang diarahkan tepat diatas dadaku.

IN ONE NIGHT [HOROR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang