3. In One Night : Please, Help!

20 18 2
                                    


"Please, Help!"

Sumber : Anonymous.

Note : ada sedikit yang diubah oleh Richard.

#####

Di malam yang dingin pada bulan desember, ada seorang remaja yang sedang mengasuh dua anak kecil.

Mereka adalah Shion yang berumur enam tahun dan Solon yang berumur tujuh tahun.

Orangtua mereka sedang pergi keluar  dan meninggalkan mereka sendirian di rumah.

Pukul delapan malam, telepon rumah tiba-tiba berdering mengagetkan satu remaja dan kedua anak kecil yang tengah bermain papan ular tangga.

Heli bangkit untuk mengangkat telepon dan keningnya berkerut mendengar suara jeritan di seberang sana.

"Tolong! Tolong aku!!"

Heli berpikir itu hanya kerjaan orang iseng jadi ia menutup teleponnya.

15 menit kemudian, telepon kembali berdering.

Heli kembali mengangkatnya dan lagi lagi mendengar suara jeritan yang sama.

"Seseorang, tolonglah aku! Kumohon!"

Heli mulai cemas, apalagi Shion dan Solon mulai bertanya tapi Heli hanya berkata tak perlu khawatir.

15 menit kemudian, Heli menerima telepon lagi dan kali ini suaranya terdengar begitu menakutkan......

"Tolonglah aku! Tidak adakah yang mau menolongku?!"

Lalu telepon terputus, dan tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

Dipojok ruangan, Heli memeluk Shion dan Solon dengan erat.

Mereka sangat ketakutan sejujurnya.

Tok...tok...tok...tok...

Ketukan pintu terus terdengar.

Heli tahu itu bukan kedua orangtua dari anak-anak yang diasuhnya karena mereka bilang akan kembali dalam beberapa jam lagi.

Untuk kemudian terdengar suara meringis pilu dari luar rumah.

"Tolong aku...tolong aku...kumohon."

Beberapa detik setelah itu lengang, dan suara itu kembali terdengar berulang kali.

Merintih.

Memohon.

Terdengar pilu.

Juga menyeramkan.

Jantungnya berdetak tak karuan, menahan nafas juga gugup sembari membisikkan kata penenang pada diri sendiri.

"Kak Heli...." cicit Shion ketakutan.

Bocah enam tahun itu meremat kuat ujung baju Heli dengan Solon yang memeluk tubuh mungilnya dari belakang.

Heli tidak tahu apa yang harus dia lakukan, tetapi pada akhirnya....

"Aku akan membiarkannya masuk. Dia mungkin perlu bantuan dan kita bisa membantunya."

Lalu ia berjalan gugup mendekat ke pintu, Shion dan Solon menunggu di pojok sambil memeluk satu sama lain.

Heli membuka pintunya perlahan, mendapati sesosok yang menjuntai tinggi dibalik pintu dan...........

Lewat tengah malam, pasangan suami istri itu pulang dan mendapati keadaan rumah mereka sunyi dan gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lewat tengah malam, pasangan suami istri itu pulang dan mendapati keadaan rumah mereka sunyi dan gelap.

Mereka masuk keruang tamu dan menyalakan lampu, dan saat itu juga mereka mendapatkan pemandangan yang begitu mengerikan.

Sang ibu luruh seketika, syok dengan keadaan. Sedangkan sang ayah masih berdiri diam ditempat, tak dapat berkata-kata.

Heli dan kedua anak mereka telah terbunuh dengan tangan dan kaki yang terpotong-potong.

Kepala yang terpisah dari tubuh.

Pakaian yang tertanggal dari tubuh.

Cipratan darah dimana-mana yang juga menggenang dilantai.

Bau anyir darah dan amis menyeruak di seluruh ruangan.

Dan mereka juga mendapati sederet kalimat ditembok rumah yang ditulis dengan Darah.

Tulisan itu mengatakan :

"Tolong aku sebelum aku membunuh lagi. Kumohon, aku tidak bisa mengendalikan diriku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









######

"Bagaimana menurutmu? Tidak cukup merinding?

Nantikan Part selanjutnya untuk melihat seberapa penakutnya dirimu.

IN ONE NIGHT [HOROR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang