Part. 2

366 35 0
                                    

Part. 2

Author POV.

Tersenyum manis melihat wajah manis gadis yang mungkin saja seumuran dengan adik perempuannya di kehidupan pertamanya.

"Ya aku sudah bangun" jawab Alan lembut.

Dia tidak pernah punya pernah punya istri atau tunangan dulunya, jika pacar ya dia sering berganti-ganti pasangan dulunya tapi bukan istri.

"Itu aku sudah menyiapkan makan siang untuk mu jadi cheng-ah juga sudah pulang dari mencari kayu bakar di hutan belang" kata Li Annchi pelan.

Kening Alan berkerut tidak suka kenapa anak kecil harus bekerja di saat waktu mereka  seharusnya untuk belajar atau bermain.

Alan ingat saat membuka matanya tiga hari yang lalu dia tahu jika anak kecil itu seharusnya berumur 7 tahun saat ini.

Alan membalikan ekspresi wajahnya seperti semua dan tersenyum untuk menyembunyikan rasa tidak tidak sukanya.

"Baiklah" balas Alan sambil mengikuti Annchi dari belakang.

Tiga hari lalu Alan tidak begitu memperhatikan kondisi rumah yang dia tempati sekarang, tapi sekarang dia sadar jika rumah ini lebih cocok di sebut sebagai kandang dari pada rumah.

Rumah yang seluruhnya terbuat dari kayu yang sudah tua, tanpa perabotan atau barang-barang berharga yang layak di lihat.

Bahkan atap rumahnya saya banyak yang bolong hingga sinar matahari bisa masuk melalui atap rumah.

'Ini benaran rumah atau kandang sih' pikirnya.

Alan tersenyum sambil mengelus rambut hitam Qiancheng dengan lembut saat dia melihat anak itu makan dengan lahap di depannya.

Akan semakin kaget saat melihat menu makanan yang di rumah ini yang jauh dari makanan yang sering dia makan di kehidupan yang dulu.

Roti kukus kasar dengan satu mangkuk kecil sayur tanpa nasi atau daging bahkan buah.

"Istriku kenapa tidak memasak telur atau nasi ?" Kata Alan bagaimana pun bocah kecil itu butuh makanan yang bergizi.

Alan melihat tubuh kurus dan baju lecek serta banyak tambalan di seluruh baju Qiancheng, Alan juga memutuskan untuk memanggil Li Annchi dengan sebutan istriku atau mungkin sayang.

"Ayah ingin makan telur, aku akan mengambilnya untuk ayah di hutan tapi aku harus menginap beberapa hari di dalam hutan menangkap burung dan telurnya" kata bocah itu polos.

"Bajingan setan kau benar-benar bajingan setan Wen Luyan, jika kau hidup di zaman ku, kau pasti akan menjadi sasaran netizen di luar sana' umpat Alan keras.

"Tidak...tidak perlu, Cheng-ah bagaimana jika besok kamu, ibu dan ayah pergi ke pasar bersama-sama ?" Tanya Alan lembut.

Wajah polos bocah itu langsung tersenyum lebar sambil menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Mau Ayah" balas Wen Qiancheng.

"Tapi... suamiku aku tidak punya uang saat ini" kata Li Annchi pelan.

Alan tersenyum dia menggenggam tangan Li Annchi dengan lembut.

"Aku punya uang jadi jangan takut, kita beli kebutuhan Cheng-ah dan juga punya mu, jika aku punya lebih banyak uang nantinya aku akan membangun rumah yang baik untuk mu dan Cheng-ah" kata Alan lembut.

Alan tersentak kaget saat melihat Li Annchi menangis sambil tersenyum padanya.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi pada mu tapi aku sangat berterima kasih pada Dewa Karena kamu berubah menjadi ayah baik untuk Cheng-ah" kata Li Annchi pelan.

Return to life and Became a fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang