Chapter 1

197 3 0
                                    

Maaf typo

Hiroto adalah anak yang berasal dari keluarga yang harmonis orang tua yang perhatian dan berkecukupan.

Dia sangat suka dengan bola voli dan keluarganya sangat mendukung hobi tersebut.

Saat ini dia berada dikelas 4 sekolah dasar, kepribadian yang ceria dan mudah bergaul.

Pagi ini hiroto bangun pagi kerena akan bersekolah, walaupun memiliki hidup yang cukup dia selalu menyiapkan keperluannya sendiri dia tidak pernah manja dan selalu bersikap dewasa.

Selesai mandi dan berpakaian ia turun menuju meja makan dan menyapa kedua orang tuanya.

"Pagi ayah ibu" ucap nya

"Pagi sayang/pagi" jawab ayah dan ibu bersamaan.

Mereka sarapan dengan tenang dan sesekali bergurau menambah kesan harmonis keluarga tersebut.

"Hari ini kamu latihan?" tanya ibu

"Iya bu, aku latihan mungkin pulang agak sore" jawab Hiroto

"Mau ibu buatkan bekal untuk nanti? Karena pasti nanti kamu memerlukan tenaga yang banyak" lanjut ibu

"Boleh bu, aku mau bekalnya dua yah buat? karna masakan ibu selalu membuatku ketagihan" ucap Hiroto

"Ibu siapkan dulu yah" ucap ibu lalu ibu beranjak untuk menyiapkan bekal untuknya, sedangkan Hiroto melanjutkan sarapannya.

"Kamu berangkat sama ayah?" tanya ayahnya

''Iya dong ayahku sayang" jawab nya

"Kamu itu yah gemas sekali ayah" jawab ayah sambil sesekali mengecup puncak kepala Hiroto

Ibu datang dari arah dapur menyerahkan dua buah kotak bekal pada Hiroto, Hiroto menerima dengan senyuman yang manis.

"Kita berangkat sekarang?" tanya ayahnya

"Let's go!!!!" jawab Hiroto semangat membuat ayah dan ibu tertawa lalu mereka beranjak menuju depan ibu mengantarkan suami dan anaknya menuju depan.

"Kita berangkat yah bu" ucap Hiroto sambil mencium tangan ibu dan pipinya.

"Iya sayang" jawab ibu membalas mencium dan salim kepada suaminya.

Kemudian ayah dan hiroto masuk kedalam mobil dan menuju sekolah.

Sampai di depan sekolah hiroto menyalim tangan ayah dan mencium ayah lalu turun dari mobil dan menjalankan aktivitas belajar dengan lancar.

Pulang sekolah hiroto melanjutkan dengan ekstrakulikuler  voli hingga sore hari.

Di ekskul voli hiroto memiliki teman yang bernamakan haga dan hiroaki.

Skip

Waktu sudah semakin sore dan kegiatan ekskul pun sudah selesai Hiroto, Haga dan Hiroaki sedang menuggu jemputan.

Sambil menunggu jemputan mereka berbincang-bincang,

"Lelah sekali hari ini"ucap Haga

"Iya apalagi latihan kali ini mulai berat" lanjut Hiroaki dan disetujui Hiroto.

"Tapi voli seru aku suka, kalau sudah besar aku ingin menjadi atlet voli profesional"ucap Hiroto

"Aku juga ingin" jawab Haga dan Hiroaki berbarengan

Kemudian datang dua buah mobil di depan mereka.

"Aku pulang dulu yah hiroto" kata Haga dan di angguki oleh Hiroto,Haga sambil berjalan menuju mobil jumputan

"Aku juga pulang yah, atau kamu mau ikut bersama?"tanya Hiroaki

"Tidak usah aku menuggu jemputan saja, lagipula masih terang" jawab Hiroto

"Ya sudah hati-hati kami pulang dulu" kata Hiroaki menuju mobil dan mobil melaju meniggalkan Hiroto sendiri di depan gerbang sekolah.

Waktu saat ini menunjukkan pukul 18:00 tapi belum ada tanda-tanda hiroto akan dijemput, Hiroto pun mulai bosan lalu ia berjalan santai sambil mencari angkutan untuk ia pulang ke rumah.

Akhirnya Hiroto menghentikan sebuah taksi dan masuk kedalam, taksi tersebut sampai didepan rumah. Lalu Hiroto membayar taksi, lalu turun dan menuju kedalam rumah.

Hiroto berjalan santai menuju rumah, ia merasa aneh karena rumah terlihat sepi saat di gerbang saja, satpam saja tidak ada menjaga pos.

Tapi mobil ayah ada di rumah tetapi kenapa ayah tidak menjemputnya dan terlebih lagi ada beberapa mobil yang terparkir di depan rumah.

Hiroto berjalan menuju pintu tapi sebelum ia sampai ia melihat bayangan dari jendela saat Hiroto mengintip tapi tidak terlihat jelas kemudian ia mendorong pintu tapi pintu depan terkuncinya.

Hiroto berjalan menuju pintu samping, ia mengintip lagi dari jendela, Hiroto mematung ia dapat melihat keadaan didalam rumah sangat mengenaskan.

Hiroto melihat didalam rumah ayah, ibu satpam dan semua pekerja di rumah terkapar dilantai dengan bersimbah darah, kepala mereka berlobang dengan mata melotot, kaki dan tangan mereka tampak patah dan wajah yang sangat mengerikan sambil dikelilingi orang-orang berbaju hitam.

Hiroto terpaku sambil menutup mulut agar tidak berteriak karena saat ini ia sangat shock dan ketakutan.

Hiroto kalut dia tidak dapat melihat siapa orang yang duduk membelakanginya karena terlihat dari gelagatnya sepertinya orang itu adalah dalang dari terbunuhnya orang-orang dirumahnya.

Hiroto ingin masuk tapi ia takut, setelah lama berdiri di jendela Hiroto berusaha pergi dari rumahnya dengan hati-hati karena takut ketahuan.

Padahal hari sudah gelap tapi Hiroto harus pergi agar dia tidak ikut terbunuh karena ia harus mengungkap siapa pembunuh tersebut.

Setelah berhasil keluar Hiroto berlari sejauh-jauhnya tidak peduli ia belum mengganti seragam, yang ada dipikirannya saat ini adalah kabur.





Maaf belum bagus karena baru pertama membuat cerita di wattpad

HirotoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang