Chapter 25

27 0 0
                                    

Maaf typo

Part ini kaku sih

Sudah mulai bingung nulis memikirkan alurnya




Kini pesawat sudah mendarat di Italia dan penumpang didalamnya belum ada berniat untuk keluar dari dalamnya, seorang pemuda sedang tertidur sedangkan pria yang lainnya hanya menatap pemuda yang sedang terlelap.

Entah apa yang apa dipikiran Ivan yang sedari tadi menatap wajah tenang Hiroto.

Setelah percakapan terakhir mereka tadi, kedua pria berbeda usia itu saling diam sampai mereka tiba di tempat tujuan.

Setelah mendengar ucapan Ivan, Hiroto terdiam sambil memandang keluar jendela dengan mata yang berkaca-kaca bahkan sesekali air matanya lolos turun membasahi pipinya, sedangkan Ivan hanya bisa mencuri-curi pandang lewat ekor matanya.

Lama mereka dalam keadaan tersebut sampai akhirnya Hiroto kembali terlelap dengan bekas jejak air mata yang tercetak di pipinya.

Itulah mengapa Ivan saat ini tetap memandang Hiroto bahkan tak berniat membangunkannya padahal sudah sampai.

Ivan mencoba menghapus jejak air mata tersebut dengan lembut berharap agar hilang dari pipi remaja itu.

Bahkan Ivan beberapa kali menghela nafas lagi karena memikirkan ucapannya tadi terhadap remaja itu untuk menghentikan semua impiannya yang berkaitan tentang voli.

Mungkin dulu Ivan juga sangat suka dengan voli bahkan dulu sering menjuarai setiap kejuaraan dan sering mengajak adik-adiknya untuk bermain voli bersama.

Namun karena suatu hal mampu membuat dirinya menjadi sangat membenci olahraga tersebut dan menyuruh semua adik-adiknya untuk berhenti bermain voli walau kadang adik bungsunya tetap memainkannya diam-diam jika dirinya tak di rumah.

Alasannya adalah setelah pulangnya Ivan setelah memenangkan kejuaraan voli, tepat hari itulah kehancuran bagi Ivan dan keluarga besarnya yang berawal dari dirinya sendiri.

Jadi tak salah kan dirinya untuk membuat anaknya untuk mengikuti semua ucapannya meski sebenarnya alasan sebenarnya adalah untuk balas dendam.

Mungkin rasa sedihnya hanya terasa diawal saja namun jika dijalani pasti akan terbiasa juga bagi Hiroto untuk melepaskannya.

''Bangun sudah sampai'' ucap Ivan dengan menepuk wajah remaja itu pelan.

Melihat Hiroto yang sudah bangun Ivan langsung saja beranjak dari kursinya,

''Bawa barang ku dan barang-barang anak itu'' perintah nya pada salah satu pengawal.

Hiroto mengikuti Ivan dari belakang dan saat sudah berada di luar dirinya langsung disambut dengan panas terik matahari karena sudah siang.

Ivan membawa langkahnya menuju salah satu mobil yang terparkir tepat didekat pesawat mereka.

Mereka berdua sudah berada di dalam mobil dan mulai melaju menuju mansion Ivan.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit sampailah mereka di mansion megah milik Ivan.

Bangunan mewah yang ada dihadapan Hiroto mampu membuat anak itu menganga karena kemewahannya.

Dibandingkan dengan mansion Yuki ataupun Yamauchi yang bisa dikatakan mewah tapi mansion milik Ivan jauh lebih mewah lagi bahkan bisa dikatakan megah juga.

''Tak usah sampai tercengang'' ucap Ivan pada Hiroto yang sedari tadi tak menutup mulutnya sambil menatap mansionnya.

''Mansion ini sangat mewah dan megah sekali'' Puji Hiroto

HirotoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang