Chapter 19

710 34 8
                                    

Setelah kejadian kemarin, Sharon tersenyum tiada henti, ia masih mengingat ketika mereka berciuman dengan lembut dan mesra, Thomas begitu hati-hati ketika mencium nya seakan takut melukainya. Rasa dari bibir pria itu masih terasa olehnya membuat Sharon ingin merasakan nya lagi. Katakanlah dirinya wanita murahan karena menginginkan ciuman dari seorang pria tapi pikiran dan tubuhnya tidak sejalan, pikiran nya tidak ingin menikmatinya tapi tubuhnya menikmati nya.

Sharon masih belum mengerti ada apa dengan dirinya apakah ia menang jatuh cinta kepada Thomas atau tidak, karena seharusnya ia membenci Thomas dan jijik di sentuh oleh pria itu tapi kemarin ia tidak merasakan hal itu, tidak ada perasaan jijik, justru perasaan membuncah di hatinya. Apa benar dirinya jatuh cinta kepada Thomas?

Tidak tidak tidak.

Sharon tidak boleh jatuh cinta kepada Thomas karena pria itu tidak memiliki hati, jahat dan kejam kepadanya, harusnya ia membenci Thomas bukan malah jatuh cinta kepadanya.

Sharon keluar dari kamarnya menuju kolam, ia tidak akan bunuh diri lagi karena area kolam itu sudah di tutup. Ya, di tutup, jadi tidak ada kolam di sana melainkan hanya tempat duduk saja. Sharon kaget ketika tahu kolam itu akan di tutup tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin Thomas berpikir ia akan bunuh diri lagi di sana. Soal kemarin Thomas juga tidak menghukumnya seperti yang ia takutkan. Pria itu bahkan tidak membahas soal percobaan bunuh dirinya seakan kejadian itu tidak terjadi.

Sharon juga tidak membahas nya karena takut pria itu benar-benar menghukumnya. Tiba halaman belakang, Sharon berkeliling mencari udara segar di sore hari. Ia bosan di kamar terus menerus tanpa ponsel dan televisi. Hanya ada beberapa Novel saja di sana, tapi ia sedang tidak ingin membaca Novel. Sharon menoleh kebelakang melihat beberapa pelayan dan anak buah Thomas berdiri di sudut sana. Mereka mengawasi setiap gerak geriknya sekarang.

Sharon hanya bisa menarik nafasnya saja karena tidak nyaman di perhatikan secara intens seperti ini. Menjelang malam Sharon menunggu Thomas datang tapi pria itu tak kunjung datang.

"Apa dia tidak datang ke sini hari ini?" gumam nya pelan.

Mungkin Thomas sedang sibuk bekerja jadi tidak datang ke sini, akhirnya Sharon merebahkan dirinya dan tertidur pulas.

*******
Siang ini Thomas mengajak Raisa untuk makan siang. Mulai hari ini Thomas akan mengenal dekat sosok Raisa Dermawan Admaja. Sebelum nya Thomas tidak terlalu peduli dengan sosok Raisa dan hanya menanggapnya 'adiknya' saja tapi karena desakan Mommy nya dan penawaran Daddy nya akhirnya ia di sini sekarang makan bersama dengan Raisa.

"Aku senang sekali kau mengajakku makan siang." Raisa gembira ketika mendapat telpon dari Thomas tadi pagi kalau pria itu ingin mengajaknya makan siang. Tanpa pikir panjang Raisa menerima nya.

Thomas hanya tersenyum saja lalu kembali fokus melihat menu makanan.

"Kau ingin pesan apa?" tanya Thomas.

"Hm, aku salmon saja." jawab Raisa.

"Baiklah. Samakan saja aku dengan dia." kata Thomas kepada pelayan.

Hening.

Tidak ada percakapan di antara mereka sampai akhirnya Thomas memulai bicara.

"Bagaimana kuliahmu?" tanya Thomas membuat Raisa terkejut sebab jarang sekali pria di depan nya bertanya soal kuliahnya.

"Eh, kuliahku berjalan dengan lancar."

"Setelah lulus kau akan membantu Daddymu?"

"Hm, aku belum memutuskan nya, aku ingin merasakan bekerja di perusahaan orang lain karena saat magang kemarin aku di paksa bekerja di sana oleh Daddyku." kekeh Raisa.

DESIRE (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang