PROLOG

18 2 0
                                    


PROLOG

🍒🍒🍒

NAISHA duduk ditengah ranjang, ia menunggu pesan dari seseorang yang amat penting. Siapa lagi kalau bukan kekasihnya?

Pukul 12 malam, hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 16 tahun. Naisha berniat menunggu hadiah istimewa dari kekasihnya namun rupanya Alvero tidak menghubunginya bahkan pesan sekalipun.

"Apa dia sibuk ya? Atau kecapean?" Gumam Naisha.

".... Tapi, masa sih dia lupa sama ulang tahun pacar nya sendiri?" Gumam nya lagi.

Naisha menghela nafas gusar, ia tidak kuat lagi menunggu kemudian ia menarik selimut dan tidur dengan pikiran yang bertanya-tanya.

♡♥︎♡

Hingga mentari muncul menyapa gadis manis itu, Naisha menggeliat dari tidur. Ia mengambil posisi duduk hingga ia teringat dengan kekasihnya.

Naisha segera membuka beranda chatnya dengan senyum ceria tapi segejap hilang, rupanya kekasihnya tidak memberi hadiah berupa long text.

"NAISHA SAYANG!" panggil mamanya Naisha dari bawah.

"Iya ma!" Sahut Naisha dengan nada khas orang bangun tidur.

"Udah bangun!"

"Iya!"

"Cepetan mandi, terus turun ke bawah buat sarapan."

"Iya ma!"

"Jangan iya ya aja, buruan!"

Naisha menghela nafas bahkan raut wajahnya kesel.

"Salah melu." Gumam Naisha kemudian beranjak pergi ke kamar mandi untuk ritual mandi nya dan bersiap berangkat sekolah.

Naisha sudah siap dengan pakaian seragamnya setelah itu ia turun sambil meneteng tas nya dan berjalan ke dapur  kemudian duduk di kursi atau meja makan.

"Pagi sayang." Sapa Lina pada sang anak yang sedang meminum susu.

"Pagi ma!" Jawab Naisha dengan nada sumringah.

Lina berjalan mendekat pada sang anak dengan senyum lebar membuat Naisha menyeringit bingung.

"Selamat ulang tahun, sayang." Ucapnya hingga Naisha tersenyum dan berdiri kemudian berhambur memeluk mamanya dengan erat.

"Makasih, ma. Naisha minta maaf belum bisa banggain mama tapi, Naisha bakal usahain buat mama bahagia." Ujar Naisha pada Lina tepat pada telinga membuat Lina  tersenyum.

Lina melepas pelukkan mereka dan menangkup wajah sang anak dengan senyum lebar.

"Sama-sama, sayang." Naisha menangguk namun bulir air mata menetes hingga Lina mengapus air mata itu.

"Ingat, kamu itu istimewa jadi, janganlah kamu kejar hal yang menyakiti mu."

Raut wajah Naisha bengong, ia tidak mengerti akan perkataan mamanya. Hingga gurat dahi membentuk bahkan Lina terkekeh.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang