CHAPTER TREE

7 1 0
                                    


Terima kasih sudah membaca cerita saya.

Vote dan comment😊🍿

☆☆☆

Seorang pria dengan pakaian kantor nya, Pria itu duduk di sofa single mewah sambil memegang minuman nya.

Tatapan angkuh menyorot saat seorang laki-laki memasuki rumah megah, mewah, dengan tatapan datar nya. Laki-laki itu berpenampilan seragam sekolah namun laki-laki itu tidak berpenampilan rapi melainkan urak-urakan.

"Dari mana saja kamu?" Ucap Pria itu hingga membuat langkah kaki laki-laki itu berhenti, ia menoleh pada pria itu dengan datar, bukan nya menyahuti namun malah kembali berjalan melangkah anak tangga.

"Saya bilang kamu dari mana, AGRA!"  Lagi dengan suara penekanan pada akhir kalimat, pria itu juga terengah-engah karena diselimuti emosi.

Laki-laki itu berhenti kemudian membalik badan dengan tatapan datar yang ia lempar pada pria itu dan berjalan santai ke arahnya

"Bukan urusan Anda!" Jawab Agra dengan tegas nya.

"Ouh, sudah main-mainnya! Dasar anak jalang tak tahu terima kasih!"

Tangan Agra mengempal kuat, sorot mata nya mulai memanas. Pria itu tersenyum miring melihat anak semata wayang nya terdiam.

"Kenapa? Memang benar kan."

"CUKUP!" tegas Agra pada Pria berstatus Ayah nya.

" Saya sudah muak pada anda, anda selalu merendahkan ibu saya namun anda tak menyadari bahwa anda mempunyai anak seperti saya, sikap dan perilaku sama saja brengsek seperti anda.... Dan anda lebih jauh brengsek dari saya."

Agra melangkah dengan langkah besar menuju pintu utama sedangkan pria itu memanas akan ucapan anak nya.

"Sialan, kalau bukan karena saya! Kau tak bisa hidup, Agra!" Pria itu menghela nafas agar terkendali.

Agra tak peduli lagi dengan pembicaraan pria itu, ia segera keluar dan menutup pintu utama dengan kencang. Mendengar hal itu pria bernama Prince Rai William itu mengumpat.

"Sialan!"

●🧸🧸🧸●

Sorot mata yang menatap takjub akan barang dari sahabat nya itu tak teralihkan, senyum yang manis secerah akan bulan bersinar di malam hari. Gadis itu terus memandang lampu berbentuk awan dan di dalam nya ada bunga tulip, tak sangka ia menyukai hadiah ini.

Drt... Drt.. Drt...

Bunyi ponsel bergemetaran tanda ada panggilan, gadis itu meraih nya tapi ia menyeringit bingung. Panggilan itu tak ada nama yang tetera, ia mengangkat nya.

"Hallo?"

"Keluar temenin gue, di taman kincir angin."

"Lo siapa?"

"Gue Agra!"

"Gak usah ngegas kali, emang kuping gua budeg."

"Buruan! "

"Gua gak bis—"  Ucapan Naisha terpotong

"Mau gue tambahin lagi ganti rugi nya jadi dua kali lipat, hm..."

"WOII! Jangan dong."

"Lu balas dendam sama gue ya!"

"Balas dendam ape gua nya, ya gua ngegas syukurin aja sih."

"monyet lu!"

"Ye, lo dugong."

"Buruan ke sini, gue hitung sampe 10."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang