CHAPTER ONE

13 2 0
                                    


CHAPTER ONE

🥭🥭🥭


Naisha dan Mora berjalan beriringan untuk menuju kelas mereka, mereka melewati banyak kelas dengan berbicara lelucon.

"Naisha!"

Teriak seseorang cewek memanggil nama Naisha membuat keduanya berhenti dan menengok ke belakang.

"Ersa? Lo Kenapa?" Tanya Naisha saat siswi itu mendekat.

"Iya, kenapa Er?" Di sambung Mora akan rasa penasaran. Maklum orang indonesia? Ya nggak guys!

"Itu..tuh...emmm..-"

"Kelamaan lo! Itu tuh apa!" Emosi Mora sehingga Naisha memegang pundak Mora.

"Gua bingung ngomongnya apa?"
Ucap Ersa sambil menggaruk rambut panjangnya.

"Lah! Itu lo ngomong!" Kesal Mora.

"Ersa, lo mau ngomong apa? Gak usah grogi gitu lah, rileks." Ujar Naisha pada Ersa.

"Iya, gua rileks tapi lo bakal kaget deh."

"HAH?" Kompak Naisha dan Mora.

"Emang kenapa sih Er! apa itu penting?" Tanya Mora sambil gurat kening bingung.

"Ini penting! buat Naisha bukan untuk lo, Mor." Ujar Ersa membuat Naisha menyeringit.

"Pacar lo berduaan di kelas sama si Sta.. Sta.. Staa... Aduh! Gua lupa namanya! Tapi pokoknya nama ada Sta nya gitu ehehee." Ujar Ersa memberi informasi membuat Naisha berjalan duluan.

"Maksud lo, Sta itu Stavia."

"Ah! Iya, itu nama nya." Gembira Ersa membuat Mora mengangguk bahkan menampilkan raut wajah emosi.

"Nanay! Tungguin gua lah!" Teriak Mora dan menyusul Naisha.

◆◇◆

🫐🫐🫐

"Bay the way, Ata mau nemenin aku nggak?" Ucap Stavia dengan nada manja sembari melingkarkan tanganya pada lengan Alvero.

"Memang nya mau kemana,Via?" Ujar Alvero membalas seraya tersenyum lembut bahkan membenarkan anak ramput ke telinga.

"Mau ke mall, Via mau beli baju brand terbaru, mau ya? Temenin aku ya? Ya?"
Ucap Stavia dengan wajah memelas akan memohon keinginana agar Alvero mau menuruti nya.

"Em...Mau atau nggak ya?"

"Ih! Kamu kok gitu sih...Ayolah! Please!"
Ujar Stavia memohon bahkan menggoyangkan lengan Alvero membuat sang empu tersenyum.

"Oke! Aku mau."

Stavia bersorak bahagia bahkan ia juga memeluk lengan dengan erat dan manja membuat Alvero gemas dengan tingkah manja gadis itu.

"Makasih, sayang."

"Sama-sama, sayang."

Di depan pintu masuk kelas sudah ada keberadaan Naisha dan Mora, Naisha melihat itu seolah-olah mereka benar-benar sepasang kekasih.

Ia ingin menegur namun pikirannya berkata percaya akan Alvero bahwa Stavia hanya sahabat Alvero waktu kecil.

Dengan tatapan kosong dan juga air mata ia tahan. Ia tak boleh menangis karena dirinya tak suka disebut cengeng.

PENJAGA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang