01

2.7K 152 1
                                    

"Jeongwoo, kenalin ini Haruto. Mulai sekarang dan seterusnya, dia bakalan tinggal di sini sama kita. Dan dia juga bakalan jadi kakak kamu. Jadi, kamu harus sopan ya sama Haruto?"

Park Jeongwoo yang kala itu masih berusia lima tahun hanya mengangguk dengan wajah polos. Senyum di wajahnya timbul. Anak laki-laki itu berlari menghampiri Haruto yang tampak malu-malu.

"Kak lulu, ayo main sama Uwo." Ajak Jeongwoo sambil tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Tak langsung menjawab, Haruto memilih untuk mendongak menatap kearah Jihoon yang kini menggandeng tangan mungilnya. Tatapan anak yang berusia 6 tahun itu seperti mengatakan "apa boleh?" Pada Jihoon yang membuat pria itu terkekeh gemas.

"Iya, boleh." Kata Jihoon kemudian sambil mengusap lembut surai kehitaman milik Haruto.

"Ayo ke kamar Uwo, kak. Di sana banyak lobot sama pesawat!" Jeongwoo meraih tangan kanan Haruto dan menarik saudaranya itu menuju tangga untuk pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Jihoon menggeleng pelan melihat tingkah lucu putra tunggalnya.

Ah, ralat. Sekarang Jeongwoo sudah menjadi putra bungsunya dengan Haruto yang menjadi di sulung.


🐺🦋

"Selamat pagi, Tuan muda." Sapa maid yang sedang menata piring di meja makan untuk sarapan.

"Pagi, Bi. Ini kok sepi? Ayah sama Jeongwoo kemana?" Tanya Haruto bingung saat melihat tak ada satupun anggota keluarganya di meja makan.

"Tuan besar sudah pergi ke kantor 10 menit yang lalu, Tuan. Ada urusan mendadak sehingga dia tidak bisa ikut sarapan. Kalau Tuan Muda Jeongwoo, mungkin masih tidur." Jawab maid itu lalu menundukkan kepalanya selama beberapa detik.

"Yaudah, makasih, bi."

"Sama-sama, Tuan."

Setelahnya, Haruto pun kembali naik ke lantai dua untuk pergi ke kamar Jeongwoo dan membangunkan laki-laki itu yang pasti masih berada di dalam selimut.

Karena pintu kamar Jeongwoo tak pernah di kunci, jadi Haruto bisa masuk dengan mudah.

"Woo, bangun." Kata Haruto sambil menarik-narik selimut yang menutupi tubuh Jeongwoo.

Tidak ada sahutan. Karena waktu terus berjalan, Haruto pun langsung menarik selimut berwarna putih itu hingga terpampang lah sang adik yang tidur sambil memeluk guling.

Mengambil bantal lalu melemparkannya tepat mengenai kepala Jeongwoo.

"Bangun, Park Jeongwoo!" Teriak Haruto dengan nada tinggi.

Berhasil. Yang lebih muda akhirnya membuka mata. Menatap malas kearah Haruto yang berdiri di ujung kasurnya sambil berkacak pinggang.

Satu kata, lucu.

"Cepet mandi. Terus ke bawah, makan. Gue tunggu."

Haruto lalu berbalik, berniat untuk pergi jika saja Jeongwoo tidak bersuara.

"Ngantuk, kak. Gue baru tidur satu jam."

Menghela nafas, "habis ngapain emang?" Haruto bertanya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Push rank."

Haruto tersenyum. Senyum manis yang er... Sedikit seram?

Laki-laki itu lalu mendekati Jeongwoo yang masih tiduran di kasur dan...

"Bagus. Game teross!"

Menjewer telinga sang adik.

"Aw, aduh! Kak lepas, sakit!" Kata Jeongwoo sambil berusaha melepaskan jeweran maut Haruto di telinganya.

Stepbrother || Jeongharu√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang