• PEMBAGIAN KELOMPOK

552 28 0
                                    


Semua tempat, alur, tokoh, maupun peristiwa yang ada dalam cerita ini, murni hanya fiksi. Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata.

Author ga tahu lebih rinci tentang apa itu KKN, karena author masih sekolah, belom kuliah. Dengan modal searching di Mbah gugel, author jadi kepikiran buat bikin cerita tentang KKN gitu. So, jadilah story ini. Jadi mohon maaf bila ceritanya meleset jauh dari kata KKN, tugas-tugas yang dilakukan mahasiswa KKN, dan lain sebagainya. Karena balik lagi, ini fiksi, dan ga ada sangkut pautnya sama dunia nyata ^.^

.

.

.

.

Deni Suryo Nugroho
Selamat malam semuanya, para peserta KKN REGULER. Saya Deni Suryo Nugroho, S.Psi. M.Psi. akan membagikan hasil daftar kelompok yang sudah ditentukan. Silahkan di cek.
📄DAFTAR KELOMPOK KKN REGULER NEO SANTARA

Kelompok 14
DPL = Abimanyu Subagja S.Pd. M.Pd.
Lokasi KKN = Desa Kenanga [Jawa Tengah]

1. Arya Dinasti Ravendra, Ilmu Komunikasi
2. Bobby Dharmaraga, Psikologi
3. Dika Rakhaswara, Manajemen
4. Enzo Athalla, Teknik Elektro
5. Gavian Aldevaro, Pendidikan Fisika
6. Jeffrey Dirgantara, Kedokteran
7. Jordan Christopher, Kesehatan masyarakat
8. Juan Rakabuming, Pendidikan Bahasa Indonesia
9. Unaya Calysta, ilmu gizi
10. Yudhistira Anggara, Teknik Mesin

Deni Suryo Nugroho
Untuk info selanjutnya dan juga nomor para anggota, silahkan periksa di web kampus. Terimakasih.

Dengan teliti Una membaca satu persatu daftar nama kelompoknya. Ternyata Una satu kelompok dengan kakaknya. Dan sebagian, Una sudah mengenalnya, walaupun tidak dekat. Tapi seperti ada yang janggal- oh tidak! Una satu-satunya anak cewe di kelompok itu!

"What the hell?!." Una menutup mulutnya. Terkejut.

Sial! Tahu begini, lebih baik ia tidak daftar KKN saja. Nasib dia yang telat daftar KKN karena terlalu banyak berpikir. Ya tuhan, Una menyesal.

Krek

Una mengalihkan pandangannya kearah pintu yang baru saja dibuka. "Dek." Ternyata itu kakaknya yang sedang menyembul kan wajahnya dibalik pintu.

"Lagi ngapain? Boleh kaka masuk?."

Una berdehem pelan sebagai tanda jawaban. Lantas Dika langsung duduk ditepian ranjang milik adiknya.

"Kenapa ko mukanya cemberut gitu?." Tanyanya. Naluri seorang kakak memang tidak ada duanya, dia bisa tahu kalau sang adik itu sedang badmood.

"Engga papa ko kak." Una menjawab dengan lesu.

"Kamu pikir, kamu bisa boongin kaka? Kaka tau ya kamu lagi bohong." Cerca Dika kepada adiknya.

"Huaaaaaaaaaa." Una berteriak dramatis seolah berlagak sedang menangis. Lalu ia peluk tubuh bongsor kakaknya itu, menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik sang kakak.

"Eh kenapa dek? Nanti kaka dikira apa-apa in kamu lagii sama bunda."

"Kaka udah liat daftar kelompok KKN belum.?" Tanya Una kepada Dika dengan posisi yang tidak berubah.

Dika mengusap surai hitam milik adiknya yang berada di pelukan nya itu. Lantas menjawab. "Belum, kenapa emang?."

"Aku satu kelompok sama kaka."

"Ya bagus dong kalo gitu?" Jawab Dika antusias.

"Masalahnya ka! Masa aku cewe sendiri sih? Kalo tau gitu, mendingan aku ga daftar dari awal!" Una kesal, lantas melepas kan pelukan nya.

"Ya gapapa, kan ada kaka yang jagain. Kalo nanti mereka macem-macem ke kamu, kamu bilang aja sama kaka, ya?" Dika menjawab dengan santai. Una hanya mengangguk.

"Ada siapa aja kelompok nya?" Sambung Dika, bertanya pada adiknya yang tengah duduk ditengah ranjang.

"Mmm.. ada ka Jordan, ka Varo, ka Bobby, ka Yudi, sama Jeffrey, temen kaka. Kalo yang lainnya aku kurang tau."

"Anjir! Kenapa harus bareng mereka sih?!" Dika menggerutu dengan suara pelan. Tapi Una tentu saja masih bisa mendengar.

"Kenapa emang, ka?" Una memiringkan wajahnya, menatap netra hitam milik Dika, Dika pun menatap balik Una.

"Eh, engga papa" Jawab Dika dengan segera. Pasalnya ia khawatir, teman-temannya yang tadi Una sebutkan itu tidak ada yang waras, kecuali Varo. Mereka gila. Ya, contohnya Jordan yang merupakan pawang buaya betina. Mantan pacarnya ada dimana-mana, hampir setiap fakultas ada 3 sampai 5 mantan Jordan. Begitu pun sama dengan Yudi. Yang Dika khawatirkan adalah, ia takut jika adiknya itu baper ke salah satu temannya, meskipun ia tahu kalau Una bukan tipikal orang yang baperan.

Ditengah keheningan kamar Una. Tiba-tiba saja suara teriakan dari lantai bawah membuyarkan atensi Una maupun Dika.

"DIKAA, UNAA, AYO MAKAN ATAU BUNDA BUANG SI OPET!"

Lantas detik berikutnya, Una dan Dika berlari tunggang langgang menuruni tangga. Sebelum bunda nya betulan akan membuang Opet, kelinci berbulu putih kesayangan mereka berdua, yang mereka temukan di selokan depan komplek dua Minggu yang lalu.

"BUNDAA JANGAN HUHUUU" - Una.

.

.

.

.

.

~tbc~

KKN'14 | ft. NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang