• KALAH START

152 19 7
                                    

Jangan lupa vote & comment 😉
kalau bisa, sekalian follow yaa :)

.

.

.

.

.

.

Jam sudah menunjukan pukul 22.23 malam. Bukannya tidur, para mahasiswa ini malah nobar film horor yang berjudul KKN di Desa Penari, ditemani dengan sebaskom mie instan buatan Dika, yang diracik dengan 15 cabai rawit yang ia petik diam-diam di kebun belakang milik Pak RT.

Una sempat geleng-geleng melihat kelakuan kakaknya yang terbawa absurd berkat hasutan Jordan dkk. Tapi cukup menghibur dirinya yang sedikit terkena homesick, karena melihat Bu Anita yang melahirkan siang tadi serta langsung teringat dengan sosok Bundanya.

Una memperhatikan Jeffrey yang fokus menatap layar laptop milik Jordan, dengan kawan-kawan nya yang lain. Ia jadi teringat kembali dengan perkataan Jeffrey di telpon bersama gadis bernama Rose itu. Sedari tadi, Una mencoba untuk berpositif thinking namun nihil, segala cara Una lakukan untuk melupakan pembicaraan Jeffrey dengan si penelpon itu, tapi tetap rasa penasaran yang tinggi terus mengguar di hatinya.

Bobby yang menyadari bahwa ia melihat gelagat aneh dari Una segera bertanya, pasalnya ia khawatir jika adik dari temannya itu tiba-tiba kerasukan setan badarawuhi yang ia tonton di laptop sekarang. "Na, kenapa?"

"Eh? engga papa." Una tersenyum, mencoba menyembunyikan raut wajahnya. Kemudian Una teringat jika Bobby satu fakultas dengan Rosella, mungkin saja Una bisa mendapat informasi tentang Rosella dari Bobby.

"Kak Bobby? bisa kita ngobrol sebentar?" Ujar Una, sedikit berbisik. Bobby menoleh dan menatap Una heran.

"Ya tinggal ngobrol, kenapa harus bilang?" Heran Bobby.

"Bukan itu, Kak." Una menarik lengan Bobby dan membawanya ke luar dari posko. Sementara yang lain terheran-heran dengan mereka berdua. Setelah sampai di luar dan menutup pintu, Una mengintip ke dalam lewat celah jendela, guna memastikan tak ada siapapun yang mendengar pembicaraan mereka, terutama Jeffrey.

"Ada apa sih, Na? bikin takut gw aja, asli." Kata Bobby, celingak-celinguk.

"Takut kenapa, Kak? Emang kakak kira aku bakal mutilasi kakak gitu?" Una bertanya polos. Sementara Bobby semakin dibuat merinding, takut kalau Una itu benar-benar kerasukan dan berniat memutilasi nya.

"Udahlah lupain aja! coba, ini berapa?" Bobby berujar sembari menunjukan jarinya.

"Lima." Una berseru menjawab, lantas Bobby bernafas lega. "Emang kenapa kak Bobby nanya itu?"

"Ya buat mastiin aja sih, takutnya lo kerasukan badarawuhi." Bobby menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Emang kalau pake cara itu kita bisa tahu kalau orang kerasukan?" Netra bening Una menatap Bobby penuh keheranan, sementara yang ditatap hanya cengengesan tak jelas.

"Ya engga juga sih.. Yaudah, buruan. Tadi katanya mau ngobrol, ngobrolin apa?" Tanga Bobby to the point.

"Jadi gini, kak. Kakak tau ga--"

KKN'14 | ft. NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang