Bab 2 [Cucu Pak Radian]

5K 263 6
                                    

Kemarin kayaknya aku terlalu seneng karena HTBAK selesai, sampai lupa kalau belum jadwalnya untuk update

Tapi nggak apa, hari ini aku tetap update seperti jadwal walaupun kemarin udah

Makasih buat yang udah mampir, mau baca ceritanya dan kasih vote

Enjoy ...





***

Sejak tadi Mara hanya diam memperhatikan sekitarnya. Tidak ada yang menemaninya, hanya beberapa orang yang berani menyapa, kemudian berlalu begitu saja. Balck dress yang dia kenakan pun menambah kesan intimidasi, membuat orang-orang segan menyapanya lama-lama.

Suasana pesta perayaan ulang tahun Bapak Radian-salah satu investor terbesar Kalingga Corp. sangat ramai. Ada banyak pengusaha ternama yang juga ikut menghadiri acara tersebut. Diusia yang menginjak angka tujuh puluh tiga, Pak Radian menjadi salah satu pebisnis ternama dan salah satu yang tersukses di bidangnya, membuat relasinya berasal dari berbagai kalangan.

Mara masih memperhatikan Pak Radian yang sedang dikelilingi beberapa rekannya. Meski sambil duduk di atas kursi roda, pria paruh baya itu terlihat sangat menikmati pestanya.

"Yang ini cucu saya," sayup-sayup dapat Mara dengar Pak Radian mengenalkan cucu tertuanya.

Namanya Haldi Prawira, usianya baru tujuh belas, namun sudah sering diajak dan dikenalkan diberbagai acara penting yang Pak Radian hadiri.

Tanpa sengaja, tatap mereka bertemu. Pak Radian memberikan isyarat bagi Mara untuk mendekat, Mara menurut begitu saja. Dia mendekat, tersenyum kecil saat melihat beberapa orang yang tidak dia kenali.

"Yang ini juga cucu saya, namanya Mara." Pak Radian mengenalkan Mara pada beberapa orang. Mara melebarkan senyumnya, menyapa dengan menundukkan kepalanya sopan.

Setelah perkenalan singkat itu, mereka kembali mengobrol, membicarakan banyak hal yang tidak sepenuhnya Mara pahami. Dia hanya diam atau sesekali mengangguk saat Pak Radian minta dukungannya.

Mara menatap Haldi yang terlihat kelelahan, anak itu pasti sudah diajak kemana-mana dan dikenalkan ke banyak tamu undangan. Mara tersenyum, menyenggol pelan bahu Haldi yang berada di sebelahnya.

"Bisa tolong ambilkan mbak minum?" katanya pelan.

Haldi tersenyum, mengangguk penuh semangat. Itu adalah kode rahasia antara Mara dan Haldi yang berarti, kamu bisa istirahat sekarang.

Mara ikut tersenyum, dia tahu betul sulitnya menjadi pajangan di acara-acara seperti ini.

Setelah meminta izin pada Pak Radian, Haldi dibiarkan pergi begitu saja, membuat Mara harus menggantikan posisinya.

"Natalie sudah punya pasangan?" tanya seorang ibu pada pada gadis yang sejak tadi hanya berdiri sambil tersenyum. Mungkin dia juga salah satu anak yang dipaksa orang tuanya untuk ikut ke acara seperti ini.

"Belum ada nih, jeng. Mungkin Jeng Yasmin bisa kenalin sama anaknya." sambut perempuan yang lebih tua, dia bersebelahan dengan gadis yang sebelumnya dipanggil Natalie.

Si Ibu terlihat celingak-celinguk, seperti sedang mencari seseorang, "Yan!" serunya pada seorang pria dengan balutan jas hitam.

Pria itu mendekat, menyapa semua yang berada di sana. Mara ikut mengangguk, dia merasa familiar dengan wajah pria itu, tapi tidak yakin pernah melihatnya dimana.

The Second Princess of KalinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang