Chapter 02

5 1 0
                                    


PoV Sabila

Setelah aku diobati, akupun izin istirahat di kamar ditemani bunda. Bunda bilang kalau ia sudah mengabari Arkan suamiku tentang kejadian tadi, kata bunda Arkan akan cepat menyelesaikan tugas dinasnya dan pulang cepat untuk menemani aku. Setelah sampai di kamar, dipapahnya aku oleh bunda ke kasur dan merebahkan diriku. Tapi, setelah beberapa lama aku masih belum bisa tidur walau sudah ditemani sama bunda.

"Sabila sayang, udah jangan dipikirin, nanti urusan tadi biar Ayah sama Kezia yang urus di kantornya ya." ucap bunda berusaha menenangkan aku. Namun, yang sebenarnya aku pikirkan bukan tentang pencuri itu tapi aku khawatir dengan janinku.

"Bun, besok temenin sabil cek dedek ke rumah sakit mau ga bun? kalau bunda ada acara gapapa bun nanti aku sendiri aja dianter mang" Tanyaku pada bunda sambil memastikan apakah besok bunda ada kegiatan.

"Maaf sayang, bunda besok ada rapat rutin gabisa dibatalin, gimana kamu minta temenin Kezia?" jawab bunda dengan nada kecewa tapi ide bunda boleh juga.

"Oh iya bun gapapa nanti Sabil sama Kezia aja hehe sekalian pulangnya mau mampir ke supermarket ya bun aku sama mang juga ya bun buat bawain barang" Ucapku yang sudah berniat besok ingin ke supermarket. Bunda pun menganggukkan kepalanya sambil mengelus-elus kepalaku dengan lembut, dari kecil hanya itu cara ampuh yang dapat membuat aku tidur saat aku kesulitan tidur.

"dah sekarang istirahat, nanti kezia bunda aja yang bilangin oke. Selamat tidur cantiknya bunda" ucap bundaku sambil terus mengellus-elus kepalaku lembut dengan perlahan akupun tidur.

Keesokan harinya,

" Kei gaada yang ketinggalan kan? Mba kita berngkat dulu ya." Ucapku pada kezia dan pamit dengan mba. Kemana bunda dan Ayah? Mereka berdua sudah berangkat pagi-pagi tadi. Sekarang jam menunjukkan pukul 10.00 dan kami pun berangkat menuju Rumah Sakit Pratama Jaya seperti biasa, kami diantar oleh mang.

PoV Sabila End

Di sisi lain saat sabila masih sedang bersiap-siap,

"Sir P1 Terpantau sepertinya ingin menuju ke rumah sakit, untuk alamat rumah sakitnya dengan segera akan saya kirim apabila P1 sudah sampai." ucap Spy2 kepada 'sir', Spy2 memang ditugaskan oleh 'sir' untuk memantau gerak gerik Sabila.

"Oke tetap ikuti dan jaga P1 paham?" tegas 'sir' pada Spy2 yang seperti biasa melalui earphone khusus mereka. Tak lama kemudian, Spy2 mengirimkan alamatnya, yang membuat 'sir' menyeringai. 

"Sabila sayang, kamu dateng dengan sendirinya ke salah satu kandangku haha, apa sekarang saja kita bertemu honey? I miss you so bad." ucap 'sir' yang ternyata Alamat tersebut menampilkan sebuah nama rumah sakit yang ternyata salah satu properti yang dimiliki keluarga 'sir' dan kebetulan ialah yang mengelola rumah sakit tersebut. Lalu dengan cepat menghubungi spy2 yang pasti sudah ditempat karena mengikuti Sabila.

"Spy2 terus pantau P1 lewat cctv rumah sakit, kabari saya terus ia sedang dimana, saya akan menuju ke sana segera." perintah 'sir' pada spy2 sambil dengan cepat bersiap-siap

"Baik sir, sekarang P1 Sedang duduk menunggu adiknya yang sedang daftar di loket pendaftaran sir." lapor Spy2. " Oke saya laporkan lagi apabila saya sudah di rumah sakit." ucap 'sir'.  "Yes sir" Ucap Spy2. Tanpa babibu lagi, 'sir' langsung melaju ke rumah sakit Pratama Jaya.

PoV Sabila

Setelah sampai, aku dan Kezia turun di lobby dan mangpun memarkirkan mobilnya. Setelah mang datang, Aku dan Kezia menuju loket pendaftaran dengan duduk di kursi roda dan didorong oleh mang. Itu ide bunda yang menyuruhku pakai kursi roda, kata bunda daripada aku lelah nanti, jadi aku menuruti keinginan bunda saja.

"Kakak tunggu sini, aku aja ya yang daftarin" ucap Kezia langsung pergi daftarkan aku, alhasil aku menunggu duduk di kursi roda bersama mang berdiri di sampingku. Tak lama kemudian, Keziapun kembali dan langsung mengarahkan ke ruang tunggu dokter kandungan. setelah sampai di ruang tunggu, mang meminta izin untuk hisap rokok di ruang khusus merokok di depan. Karena ada Kezia akupun mengizinkannya.

"Kak tau ga kak, pencuri kemarin itu kan berdarah ya kak, ternyata itu karena tembakan tau kak, untung aja ga kena kakak tembakannya ya, Aku sama ayah masihcari tau sih darimana tembakan itu datangnya. Kan berbahaya juga ya kalo yang nembak masih di sekitar rumah bunda." Cerita Kezia ke aku, memang dia sangat bawel dari dulu dia kecil sampai sekarang tidak ada yang berubah.

"Hah? emang di sekitar rumah bunda ada polisi lagi? kan yang boleh megang senjata itu kan polisi atau tentara aja kan kei?" tanyaku yang juga penasaran dengan penembaknya.

"Nah maka itu kak pas aku cari tau ya, di perumahan bunda emang ada tentara tapi jauh banget dari rumah bunda, kemungkinan dia yg nembak itu kecil banget kak bingung banget nih aku kak." ucap kezia lalu bersandar manja dengan mengeluh kepadaku, begitucepat kezia beranjak dewasa dulu saat Kezia lahir aku berumur 6 tahun kala itu. Saat Kezia bersandar, akupun mengelus-elus kepalanya seperti biasa.

"Sabar kei nanti juga pasti ketahuan kok" ucap ku menenangkan Kezia dan kamipun dipanggil ke ruangan dokter. Ternyata setelah di periksa, untungnya kata dokter janinku ini sangat tangguh kuat jadi tidak akan berpengaruh apabila aku kaget atau terkejut seperti kemarin. Akupun tersenyum dan mengelus-elus perutku, 'Makasih dedek udah kuat maafin bunda ya sayang'  batinku.

Setelah itu, kamipun keluar dan mendapat kabar kalau mang sedang menjemput bunda dulu lalu segera akan menyusul ke rumah sakit. Kezia pun mendorongku yang masih duduk di kursi roda menuju ke ruang tunggu dokter kandungan dan menyuruhku menunggu di sana, sedangkan ia izin pergi menebus obat dan vitamin untukku. 

PoV End

Saat 'sir' sampai di rumah sakit,

"Posisi P1 dimana?" Tanyanya pada Spy2 lewat earphone khusus. "Dokter kandungan sir, oh sekarang sedang di ruang tunggu dokter kandungan dok, posisi sendirian dan adiknya sedang menuju farmasi." lapor Spy2, dengan segera 'sir' melewati lorong yang sekiranya tidak akan bertemu dengan adiknya Sabila.

Saat sudah mendekati ruang tunggu dokter, ia mendapat kabar kalau Sabila sedang menuju taman burung merak, Alhasil iapun putar arah menuju taman burung merak. Dan benar saja di sana terlihat seorang wanita hamil yang duduk di kursi rodanya sedang menatap kagum dengan keindahan taman burung merak tersebut. Dengan tatapan rindu yang meluap-luap ia pun perlahan menghampiri Sabila, tetapi tepat bersamaan Sabila menengok kanan kiri dan Sabila melihat 'sir'. 

Kemudian, Sabila terlihat ketakutan dan 'sir' pun menghentikan langkahnya sejenak. Tetapi saat Sabila bangun dari kursi rodanya dan kabur, 'sir' pun berteriak,

"SABILA KAMU MAU LARI KEMANA LAGI?!" Teriak sir langsung menyusul langkah Sabila tapi karena teriakan itu, Sabilapun semakin mempercepat langkahnya. "SABILA HATI-HATI JANGAN LARI!" Ucap sir yang tak dihiraukan, lalu Sabila terlihat berbelok. Namun, saat sir berbelok ia tidak menemukan Sabila.

"SABILA JANGAN SEMBUNYI LAGI HONEY." Teriak sir upaya agar Sabila keluar dari persembunyiannya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Haii guyss!! Kembali lagi bersama Mindin!!!

Gimana-gimana Chapter 02 ini? Seru ga?? 

Penasaran banget ga sih dimana Sabila sembunyi dari 'sir'?

Terus siapa sih 'sir' itu??

Makanya Pantengin terus Stop Obsessed, Please? Okayy?? dijamin bakalan ada banyak part-part yang lebih seru dan menegangkan di chapter-chapetr berikutnya!! 

Mau aku spill dikit alurnya ga nih di next Chapter?? Komen di sini yang mau aku spill dikit yaaa, aku spill alurnya ajaaa yaa sayang-sayangkuu

Oke segitu aja dari Mindin, kurang lebih maafkan aku yang banyak kurangnya. Jangan lupa beri kritik dan saran ya guys, karena itu sangat berarti buat Mindin!!

Terima kasih sampai ketemu lagi di next chapter dan dukung aku terus yaa guys.

Salam hangat sehangat senyumnya Doyoung eaakk, Jangan lupa vote and comment yapp guyss!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stop obsessed, please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang