002

35 6 0
                                    

"Emang aku terlihat begitu peduli?" Tanya Carlos dengan tatapan yang tajam tetapi dengan perasaan yang santai dengan semua keadaan. Maupun itu biasa aja, lagi banyak masalah, dia merasa tidak peduli dengan lingkungan.

Lando yang sedang duduk di sebelah Carlos juga merasakan takut dengan sistem FIA sekarang, dia akhirnya juga sadar, FIA melakukan yang salah untuk semua pembalap-pembalap. Walaupun ada berbeda-beda series di dunia balapan, seharusnya mereka juga menambahkan proteksi untuk para pembalap. Kan, juga kasian kalau pembalap-pembalap muda mati muda. Dia mikir, all the rookies shouldn't deserve any of this.

"Seharusnya kamu peduli lah, Carlos." Jawab Lando, dengan nada yang rendah. Dia merasa jantungnya sedang berdetak dengan kencang.

"Itu kan urusan mereka, bukan aku, kan?

Lando diam untuk sebentar, dan, dia bilang, "Kamu tidak perlu menunjukkan ekspresi sombong mu itu."

Carlos mengangkatkan alisnya, dia sadar bahwa Lando semakin serius dengan situasi seperti ini. Carlos hanya menghela nafas, dan dia berdiri dari kursinya—pergi dari tempat mereka berdua duduk. Lando segera berdiri juga dan mengikuti Carlos dan tidak mau meninggalkan jejaknya Carlos. Dia teriak, "Hei! Enak aja kamu pergi dari masalah! Sini dulu!"

Carlos tetap jalan, dan mengabaikan situasi ini.

Sementara, untuk Charles, dia sedang pergi ke rumah sakit bersama salah satu temannya yang sedang membalap di Formula Tiga. Namanya, Zhou. Mereka berdua sedang menjenguk keadaan Alex di rumah sakit.

Saat berjalan, Zhou lihat ke arah Charles dan ia senyum, "Kamu tahu gak sih kalau aku dan Daniel ke Formula Dua tahun depan?"

Charles mengangkatkan alisnya, dan matanya sedikit lebar. Oh? Zhou dan Daniel masuk Formula Dua? Bertambah juga rookie di tingkat bawah sebelum Formula Satu. Dan, bertambah juga pertemanan antara mereka delapan. Atau... mereka akan berkurang satu?

Saat mereka sampai di kamarnya Alex, tiba-tiba, para dokter dan perawat bergegas ke kamarnya Alex sambil membawakan sesuatu. Charles dan Zhou kaget dengan kejadian seperti ini, Charles bergegas lari ke arah kamar tapi, dia di hentikan oleh dokter disana. Charles bertanya, "Dok? Kok aku gak dibolehin masuk? Ada apa ya?"

"Keadaan Alex makin memburuk, tunggu sebentar ya. Kami akan berusaha." Jawab dokter itu sebelum dia masuk kembali ke kamar sambil menutup pintu.

Charles menganggukan kepalanya, dan ia berjalan ke arah Zhou. Pembalap Formula Tiga itu melihat ke arah Charles, dan dia bertanya, "Itu kenapa tadi?"

Charles diam untuk sementara dan sambil melihat kebawah, ia berkata, "Kondisinya makin memburuk."

Zhou kaget dengan perkataannya Charles, ia mengelengkan kepalanya dan menjawab, "Kamu bercanda, kan? Kalau kondisinya makin memburuk.. nanti..."

Charles melihat ke Zhou, dan tampangannya semakin serius dengan soal seperti ini. "Cukup. Gak usah ngadi-ngadi. Gak lucu, tau gak?" Kata Charles dengan nada yang rendah.

Dan, mereka duduk di salah satu kursi dengan kamarnya Alex. Charles melihat ke bawah dengan mata dan perasaannya yang hampa. Seperti tidak ada harapan. Dia tidak mau kehilangan seseorang lagi, yang ia sayangi juga. Zhou menepuk punggungnya dua kali, dan senyum, "Tenang aja, Char. Kita berdoa untuk yang terbaik, oke?"

Charles hanya diam. Memikirkan sesuatu yang buruk, ini seperti mimpi buruk bagi dia, dan ia rasa bahwa semua orang disini gak ngerti juga ada yang dia rasakan selama bertahun-tahun. Charles hanya bisa menganggukan dengan pasrah.

Beberapa lama kemudian, dokternya keluar dari kamar. Charles lihat keatas dan merasa ada harapan di dirinya. Dia memegang lengannya Zhou dan mereka berdua bergegas pergi ke arah dokter itu. Charles tersenyum dan bilang, "Gimana dok? Apakah udah membaik?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Saat Para Korban Bernyanyi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang