001

69 6 2
                                    


Spa-Francorchamps, Belgia.

Salah satu sirkuit yang bisa membuat orang khawatir, karena, banyak sekali pembalap meninggal saat mereka mencari impian-impian mereka untuk tercapai.

Alex sedang di garasi, mengobrol dengan salah satu tim rekannya. Dan, dia mendengar seseorang mengobrol dari jauh, oh! Rupanya Charles sedang mengobrol dengan Pierre, salah satu sahabat sejak kecilnya. Alex melihat ke arah sana, dan ia tersenyum. Dia keluar dari garasi sementara tim rekannya berteriak untuk kembali karena percakapannya belum selesai.

Saat Alex sampai, ia tersenyum kepada dua pembalap itu, "Hai."

Charles dan Pierre berhenti mengobrol, dan melihat ke Alex dengan senyuman juga.

"Eh, Alex?" Kata Pierre.

Alex tertawa kecil, dan dia anggukan kepalanya.

"Lex, udah kenal dia belum?" Charles melihat ke Alex dan ia memegang bahunya Pierre. Alex melihat ke Pierre, dan ia menggeleng kepalanya. Charles hanya bisa tertawa kecil dan senyum dengan senang hati.

"Ini Pierre, dia udah lumayan lama disini. Seiingat ku dia rookie dua atau tiga tahun yang lalu. Sebelum kalian disini lah."

Alex menganggukkan kepalanya dengan penuh rasa yang tertarik dengan pembalap asal Prancis ini. Dia menjulurkan tangannya ke Pierre, "Nama ku Alex, ya. Salam kenal."

Pierre tersenyum dan menjabat tangannya, dan dia bilang, "Iya, salam kenal juga."

Bertambah lagi satu orang, didalam pertemanan oleh para pembalap-pembalap yang menginginkan impiannya terjadi, yaitu, memasuki Fomula Satu. Bagaimana kalau mereka tidak lolos? Apakah mereka akan bertahan? Ya, semoga saja bisa. Karena, semakin lama, semakin sulit untuk memasuki ke tingkat selanjutnya.

Saat balapan sedang terjadi, Alex mengendarai mobilnya dan posisinya sedang dibelakang pembalap lain.

P7. Tidak masalah.

Dia bisa melakukan lebih baik lagi.

Alex mengendarai mobil balapnya dengan kecepatan yang tinggi, sepertinya, ia mencoba untuk dorong lebih kuat dan jauh lagi. Dia juga bisa sempat untuk melewati pembalap lainnya dan naik ke posisi yang bisa ia kuasai.

P6.

P5.

P4.

Tiba-tiba, salah satu pembalap yang dari belakangnya tadi mencoba untuk melewati Alex untuk mendapatkan posisinya. Saat mencoba, ada terjadi kontak di kedua mobilnya. Tapi, pembalap itu masih bisa mengendalikan mobilnya secara baik, sementara Alex terkaget dan tiba-tiba panik saat mengontrol setir mobilnya. Kunci untuk mengendalikan mobil dengan baik adalah, mencoba untuk tetap tenang dan jangan terlalu cepat untuk mengendalikannya.

Tiba-tiba, Alex mengendarai dengan kecepatan yang tinggi ke arah pembatasan-pembatasan disana, dan untungnya Alex masih bisa menghentikan mobilnya. Tetapi, saat dia ingin membelokkan mobilnya, ia tertabrak dengan pembalap yang lain dengan kecepatan yang tinggi. Sebagian dari mobilnya hancur, mesin-mesin di dalamnya sangat jelas dari penonton yang melihatnya disana — menabrak pembatas di sisi kiri lintasan. Mobil pun terpental kembali di tengah lintasan.

Pembalap yang didepannya, yang barusan membuat kontak itu terkejut karena melihat adegan itu dari kaca dari mobilnya.

Tentu saja, Carlos yang memulai masalah ini semua.

Dan, yang tertabrak ke arah Alex adalah Pierre — barusan kenalan dengan pembalap yang berasal dari Thailand itu. Yang paling parahnya adalah, kondisi trek sangat basah karena hujan lebat, entah kenapa FIA tidak pernah memikirkan hal seperti ini. Semua orang hanya berharap, semoga Alex baik-baik saja.

Saat Para Korban Bernyanyi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang