"Angelia, Mama mau pergi. Jangan kemana-mana, ya!" titah seorang wanita paruh baya, pada seorang gadis bernama Angelia didepannya.
"Kapan Mama akan pulang?"
"Begitu selesai Mama akan pulang. Fokus saja pada ujianmu, ya?"
"Emh, iya."
Mamanya pergi, punggungnya perlahan-lahan mulai menghilang. Gadis itu tak sedih, ia yakin Mamanya akan kembali.
Lalu gadis itu membalikkan badan dan menutup pintu. Ia kembali ke kamarnya dan menarik buku-buku pelajaran.
Angelia Fellygantara, itulah namanya. Umurnya lima belas tahun, menduduki kelas tiga SMP.
Saat ini, beberapa hari lagi ia akan menghadapi ujian kelulusan, wajar saja jika ia sibuk bergelut dengan buku-buku pelajaran.
Dengan semangat ia membaca dan mengingat isi buku sesuai jadwal ulangan, karena ia ingin masuk SMA menggunakan jalur prestasi.
Agar bisa ke SMA impiannya.
Gadis ini tak mempunyai ayah, mungkin ada, tapi ia tak tau dimana dia. Mamanya yang sekarang adalah mama tiri.
Bagaimana ceritanya bisa seperti ini juga gadis itu tidak tau, juga tidak peduli. Yang ia tau saat ini ia sangat menyayangi Mamanya, walaupun mama tiri, ia sangat lembut dan tidak kejam seperti yang dikata orang.
Hari demi hari berlalu, perlahan-lahan Angelia berhasil melewati ujian demi ujian. Ia selalu merasa ujian yang baru terlewat itu sangat mudah.
Tentu saja, kemampuan daya ingat, itulah kelebihan yang Angelia punya, selain kecantikan wajahnya.
Tapi disaat yang sama, Mamanya juga belum kembali bahkan setelah berhari-hari. Sejujurnya Angelia bingung, tapi ia tak punya waktu untuk memikirkannya.
Karena ujian Nasional yang menentukan kelulusan ini, adalah gabungan materi dari kelas satu sampai tiga SMP. Kebayang betapa penuhnya kepala Angelia?
Sampai akhirnya, sudah terlepas seminggu setelah ujian.
Sebelumnya semua murid kelas tiga sudah diberi surat kelulusan, dan mereka semua dinyatakan lulus.
"Mama kemana, ya? Besok udah acara perpisahan sekolah, tapi Mama belum pulang."
"Apa aku coba telfon aja?"
Angelia pun mengambil handphone yang terletak di atas meja, lalu ia menekan sana-sini untuk mencari nomor Mamanya.
Telfon itu berdering, tetapi lama diangkat.
"Hallo, Angel?" Terdengar suara dari sebrang sana.
"Mama!"
"Iya sayang, kenapa?"
"Mama dimana? Kapan Mama pulang?"
"Urusan Mama masih belum selesai."
"Terus Angelia gimana?"
"Kenapa?"
"Besok acara perpisahan sekolah, apa Mama ga bakal datang?"
"Mama pengen datang, tapi masih ada urusan, Angelia," jawab Mamanya, suaranya terdengar sedih karena tidak bisa pulang secepat mungkin.
"Ya udah, apa boleh buat. Kalau udah selesai langsung pulang, ya, Ma?"
"Iya."
Keesokan harinya, acara perpisahan dilangsungkan dengan lancar. Orang tua atau wali dari kelas tiga datang memenuhi ruangan yang disediakan.
Musik, pidato dan tarian suaranya menggema ke seluruh ruangan, yang dibawakan oleh murid-murid kelas tiga.
"Mama mu ga datang, ya, Ngel?" tanya salah satu sahabat Angelia, Tiara Julyana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Terindah
Teen FictionKedua orang tuanya entah dimana, seseorang yang paling berharga di hidupnya pun pergi untuk selamanya. Ia memang tak frustasi, tetap berusaha untuk tetap masuk SMA favoritnya. Namun, tak bisa dipungkiri kalau ia mengira kebahagiaannya sudah berakhir...